Minho gugup setengah mampus.
Bagaimana bisa dia tidak menyadari kehadiran calon teman hidupnya pagi tadi?
Ternyata setiap hari nonton calonnya di youtube tidak bisa juga mengenali Jisung ketika bertemu langsung. Padahal hanya tertutup masker.
Tapi aku tadi memang sedang terburu-buru? Ya kan, semua orang sering tidak sadar jika diburu waktu. Iya kan? Pasti iya. Minho bermonolog dalam hati karena merasa bersalah dan menyesal tidak mengenali Jisung.
"Kenapa sih, kak?" Sang adik memahami gelagat kakaknya yang terlihat tidak biasa.
mungkin gugup. Pikir Daehwi.
"Tak apa," jawaban singkat Minho tapi dengan sorot mata yang gugup membuat adiknya memicing menatap sang kakak.
"Kak Jisung baik juga kok aslinya, sepertinya dia akan setuju. Jadi kak Minho tidak perlu banyak khawatir," ungkap Daehwi yang memang pagi tadi menyambut Jisung dan berbincang-bincang sedikit dengan calon dari kakaknya itu. Hmm sayang sekali lelaki manis itu harus bersama dengan Minho padahal kan Daehwi juga mau jika dijodohkan dengan orang semacam Han Jisung.
"Apa sih, dek," elakan masih Minho lontarkan, berujung saudara sedarah itu saling mengejek, lebih tepatnya Daehwi mengejek dan Minho mengelak.
Orang tua Lee hanya dapat menggelengkan kepala masih selalu heran kenapa kakak adik ini begitu sering bertengkar hanya karena masalah sepele. Sungguh hanya membuat pusing saja. Tapi kalau salah satu dari mereka pergi, yang ditinggal merajuk bilang rindu.
Ributan mereka terhenti ketika suara bel terdengar tanda ada tamu.
"Sebentar," mama Lee membalas lalu dirinya bangkit disusul papa Lee. Mereka tahu jika tamu yang tadi memencet bel adalah tamu yang dari tadi mereka tunggu.
"Selamat datang keluarga Han."
Kedua keluarga itu membungkuk. Begitu pula kedua putranya, ternyata Minho dan Daehwi juga ikut menyambut.
"Maaf kami sedikit terlambat, calonnya ini katanya gugup dari tadi takut penampilannya jelek," jujur nyonya Han dengan senyum manis mirip milik putranya sembari menatap sang putra yang tengah tertunduk malu.
"Sama, ini Minho juga gugup dari tadi, takut ditolak," sahut nyonya Lee.
Kedua orang yang di samping mama masing-masing hanya bisa kikuk dan menunduk. Dalam hati berpikir mama mereka sebegitunya sekali menebar aib putranya sendiri.
"Silakan masuk, langsung menuju ruang makan saja ya," papa Lee menggiring manusia-manusia yang berjejer di depan pintu untuk masuk ke dalam rumahnya.
Semua manusia itu duduk di kursi masing-masing, di depan mereka terhidang begitu banyak makanan yang siap disantap.
"Ayo jangan sungkan, mari makan terlebih dulu baru melanjutkan obrolan tadi," papa Lee memimpin, pria itu diambilkan makanan oleh sang istri. Lalu disusul yang lain.
Makan malam berjalan dengan lancar dan kenyang pada akhirnya.
Selesai bersantap ria mereka kembali terfokus pada diskusi mengenai putra mereka yang akan dijodohkan.
"Maaf ayah tidak bisa datang karena kesehatan beliau sedang drop," ayah Han meminta maaf pada keluarga Lee.
"Ah, papa juga kurang enak badan makanya tidak bisa ikut makan malam, katanya suruh mewakili aku saja," papa Lee menimpali.
Putra-putra kedua keluarga ini masih diam memperhatikan pihak dewasa berbicara.
"Keluarga Han dan keluarga Lee memang sebelumnya tidak begitu dekat, dekatnya hanya sebatas teman. Kakeknya Minho teman sekolah kakek Jisung. Tapi entah sejak kapan yang jelas belum ada tiga tahun ini mereka kembali dipertemukan, katanya waktu memancing ya ma?" Papa Lee menjelaskan, bertanya pada mama Lee untuk memastikan.
Mama Lee mengangguk.
"Katanya kedua kakek ini curhat mengenai cucunya masing-masing dan jadilah kalian dijodohkan. Kakek Lee ingin cucu pertamanya segera mendapatkan jodoh dan salah satu cara untuk mewujudkannya ya dengan menjodohkan Minho dengan Jisung. Karena kata papa dan ayah pak Han kalian ini susah sekali mencari jodoh sendiri," tambah papa Lee dengan menatap Jisung maupun Minho secara bergantian.
Jangan tertawa tapi memang Minho dan Jisung belum pernah berhubungan semacam hubungan pacaran dengan siapapun.
"Ini bukan paksaan, jadi jika Minho maupun Jisung menolak pun tak apa. Tapi saran papa, kalian pendekatan saja lebih dulu siapa tahu cocok."
Ini info baru bagi Jisung yang dalam konteks ini tidak tahu apa-apa, berbeda dengan Minho yang memang sudah tahu informasi ini. Jadi Jisung saat ini hanya bisa mengangguk dan berucap, "Akan saya pikirkan."
Dan akhirnya pertemuan kedua keluarga di malam itu berakhir namun sebelum Jisung beranjak dari kursinya, Minho sudah menarik tangan Jisung dan mengatakan, "Setelah ini ayo mengobrol di balkon?"
Keluarga Han pulang terlebih dulu karena Minho sudah bersedia mengantarkan Jisung nanti.
Cerita ini emang udah nyetok beberapa chapter ehehe
Makanya bisa up lagi
Btw aku mewakili Jisung untuk ngomong kalau dia bakal buka sesi "QnA" yang akan tayang di kanal youtubenya.
Mungkin dari kalian ingin bertanya ke mereka (Jisung dan Minho)???
Terima kasih banget yang sudah mau memberi pertanyaan 🌞🌞 ㅡHan Jisung.
See you~
KAMU SEDANG MEMBACA
Janur Kuning | minsung✓
FanfictionJisung tidak tahu salah satu alasan perubahan sikap kakek Han adalah dirinya yang ingin dijodohkan.