Jika dua hari lalu Minho tidak sabar menunggu, berbeda dengan hari ini di detik ini. Sekarang dirinya malah gugup setengah mampus. Bolak balik ke sana kemari seperti setrika.
"Tuan Minho, saya pusing melihatnya," celetuk seorang lelaki gagah berbalut jas hitam dengan tataan rambut yang rapi berada di depan Minho, bola matanya mengikuti arah tubuh Minho yang sedari tadi terus bergerak.
"Kamu ini seharusnya menenangkanku! Sahabat macam apa kamu ini Seo Changbin!" seru Minho dengan kedua telapak tangan yang ditautkan dan dielus sendiri guna mengusir rasa gugup yang sejak tadi tidak kunjung hilang.
"Gunanya untukku apa?" Pertanyaan retorik dilontarkan Changbin dengan wajah sombongnya.
Jika belum rapi dan bersiap untuk janji suci, demi Tuhan Minho akan memukul tanpa ampun lelaki di depannya yang keren itu ㅡMinho tidak mau mengakui tapi kenyataannya memang begitu.
Changbin tertawa tertahan melihat ekspresi sahabatnya itu, godaannya berhasil.
"Dari luar kudengar ada keributan," lelaki lain mendekati mereka. Mengucapkan selamat pada Minho dengan menjabatnya. Dia adalah satu di antara beberapa sahabat soloisnya yang baru saja akan comeback dengan lagu Love Me Again.
"Aku suka keributan, ayo dilanjut," tambah pemuda bersuara merdu itu lagi.
Minho bergumam muak, sahabatnya tidak ada yang benar.
"Kudengar calonmu itu penggemarku ya?" Changbin bertanya lagi.
Minho merotasikan bola matanya, tidak mau menjawab pertanyaan Changbin.
"Aku memang semempesona itu sih," Changbin bernada sombong lagi. Itu membuat Minho menatap Changbin tanpa minat.
"Mempelai dimohon bersiap, acara akan segera dimulai."
Changbin mendekat dan menepuk pundak Minho lalu membisikkan, "Sukses brother, jangan sampai melakukan kesalahan."
Nah ini baru bisa dikatakan sahabat.
***
Acara berjalan dengan baik dan lancar. Pemberkatan telah dilaksanakan. Tidak ada kesalahan yang membuat acara terhenti atau tertunda. Semua berjalan sesuai rencana.
Minho menatap pasangan hidup yang sudah sah di sampingnya itu. Terlihat sangat manis di mata Minho, menjadikan dia tidak sabar untuk nanti malam.
Menyalami begitu banyak tamu undangan dalam sehari ternyata begitu melelahkan.
"Lelah ya?" Minho bertanya dengan berbisik.
"Hmm," gumaman Jisung dengan tangan yang masih menyalami tamu dan senyum terpatri terus di bibir manisnya.
Mendengar gumaman Jisung, tangan kanan Minho memegang tangan kiri Jisung yang berada di sampingnya lalu mengelus tangan kecil itu lembut.
Jika nanti ditanya, Minho akan menjawab, "Biar tidak terlalu lelah."
Huft, suami idaman dirimu, Lee Minho.
"Sayang, sudah siap untuk nanti malam?" Di tengah acara ㅡmasih berjabat tangan, Minho bertanya lagi.
Kedua pipi Jisung merona dengan cepat, panasnya menjalar sampai ke tubuh.
Pertanyaan Minho tidak dia jawab, sudah sepatutnya dia melakukan itu sebagai pasangan yang baik.
"Dijamin tidak lelah kok," Minho lagi-lagu berbisik.
Jisung tahu Minho berbohong, sudah banyak testimoni orang yang menikah batal melakukan malam pertama karena kelelahan. Kata para pemberi testimoni itu setelah pesta pernikahan, mereka akan capai dan lupa jika harus melakukan ritual malam pertama.
Sudahlah, persetan dengan pasangan lain, yang penting sekarang mereka siap menyambut malam pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janur Kuning | minsung✓
FanfictionJisung tidak tahu salah satu alasan perubahan sikap kakek Han adalah dirinya yang ingin dijodohkan.