14. Bertengkar

2.4K 307 23
                                    

Seorang lelaki tinggi berlesung pipi samar sedang melihat layar gawai dan rumah di depannya secara bergantian.

Setelah merasa jika sudah sesuai, dia langkahkan lagi kakinya tepat ke depan pintu rumah dengan tidak lupa menyeret koper besar warna army yang tadi berada di sampingnya.

Bel rumah dia tekan.

Tak lama datang Daehwi dengan celemek biru awan. Sepertinya putra bungsu keluarga Lee ini tengah memasak untuk makan malam.

"Apakah benar ini rumah keluarga Lee?" Lelaki tinggi tadi bertanya memastikan.

Daehwi mengangguk membenarkan. Sembari menyelisik siapa gerangan lelaki di depannya ini karena dia baru kali pertama melihat dan bertemu.

"Keluarga Lee yang menikahkan putra sulungnya dengan putra kedua keluarga Han?" Tanya lelaki tinggi itu kembali memastikan.

Lagi, Daehwi mengangguk.

"Siapa y...a? Aaaaah I know, Han Hyun...jin?" Daehwi tanpa sadar memekik girang.

Ah, ini gerangan saudara kembar kakak iparnya. Saudara yang tidak datang di pernikahan saudaranya sendiri.

Lelaki itu mengangguk sembari tersenyum canggung.

"Ayo masuk kak," Daehwi membuka pintu lebih lebar guna menyilakan Hyunjin untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Mau langsung ke ruang makan? Kami akan makan malam bersama," tawar Daehwi.

Hyunjin hanya mengangguk, toh dia memang lapar. Setibanya dia di bandara tadi, Hyunjin memutuskan untuk langsung pergi ke mari.

"Tapi kupikir lebih baik kakak pergi ke kamar tamu dulu kak, koper kakak sepertinya butuh tempat istirahat pula," Daehwi kembali berbicara lalu menggaruk rambutnya yang tak gatal. Lelaki imut itu bingung ingin berbuat apa.

"Mari kuantarkan kakak ke kamar tamu. Kakak mandi saja terlebih dulu nanti. Kalau sudah siap akan akup panggil."

***

Makanan telah siap, Hyunjin telah duduk di meja makan pula. Mereka tengah menunggu anggota keluar lain yang sedang keluar.

"Kak Minho dan kak Jisung akan segera pulang. Tadi kak Jisung latihan tari dan meski sedang cedera kak Minho kukuh mau ikut," too much information dari Daehwi, daripada suasana menjadi canggung lebih baik dia berbicara tanpa henti saja.

"Kami pulang!!"

"Nah itu dia," Daehwi langsung berdiri. Lalu menyambut dua orang yang baru saja masuk rumah.

Dua orang yang bergandengan tangan dengan tawa melingkupi mereka, entah apa yang lucu sehingga mereka berdua tertawa.

Melihat Daehwi yang berdiri, Hyunjin pun ikut berdiri.

Lelaki kelahiran Seoul tiga belas menit sebelum Jisung lahir itu menatap tautan tangan Minho dan Jisung dengan tatapan sulit diartikan tapi dengan cepat dirinya mengubah ekspresi dan kembali tersenyum menyambut pasangan baru ini.

"Hai tupai gembil!!" Sapa Hyunjin sembari melambaikan tangan pada adik, "Adik ipar~" dan adik iparnya.

"Ayo langsung makan saja, aku sudah lapar," tanpa mengindahkan sapaan Hyunjin, Jisung berucap seperti itu.

"Oke, aku diabaikan. Pantas tambah gembil, makan terus sih."

Jisung hanya mencibir lalu menarik tangan sang suami untuk duduk di kursi meja makan.

Mereka berempat mulai makan, diselingi beberapa cerita termasuk masih kesalnya Jisung pada sang kakak karena tidak hadir di hari pentingnya dan tentu saja Hyunjin membalas dengan candaan, "Aku sedang sibuk mengurus kkami, anjing yang mirip denganmu kalau sedang sakit, tidak bisa ditinggal."

Janur Kuning | minsung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang