20

1.3K 188 28
                                    

"Hentikan, pengacara Kim yang terhormat. Kau membuatku pusing," keluh Hoseok yang sedari tadi hanya bisa memperhatikan Kim Seokjin dalam diam. Ia merasa lelah melihat sahabatnya berjalan ke jendela, lalu duduk lagi ke sofa. Berjalan lagi ke jendela, ke dapur, ka kursinya dan berujung kembali ke sofa. What's wrong?

"Aku hanya sedikit khawatir saja," kilah Seokjin. "Aku khawatir pada persidangan KDRT besok."

"Eiyy... kau tak bisa membohongiku, pak pengacara. Kau berubah seperti ini sejak membaca berita itu. Dugaanku benar..."

"Apa?" Seokjin bertanya ketus.

Hoseok memberikan lirikan disertai seringaian yang membuat Seokjin semakin kesal. "Kau menyukainya kan?"

"Terserah imajinasimu saja, pengacara Jung."

"Kau menyukainya. Jadi wajar kau menjadi gelisah," Hoseok menganggukkan kepala beberapa kali lalu meletakkan gelas jus yang ia genggam sedari tadi. Tangannya beralih mencomot beberapa biscuit dari dalam toples. "Memang ini bukan masalah kecil. Hakim Bae bisa mendapatkan tindakan pendisiplinan."

"Apa karirnya akan hancur begitu saja?" seorang pria muda terlihat baru kembali dari sebuah toilet. Rambut depan serta wajahnya basah dan memperlihatkan raut kekhawatiran yang tak jauh berbeda dari Kim Seokjin.

"Anggap saja ini ujian untuk karir Hakim Bae. Kalian tau? Karirnya terlalu mulus selama ini. Semoga saja setelah badai ini berakhir, hakim Bae bisa menjadi hakim yang lebih berkompeten lagi."

Kata-kata yang dilontarkan Hoseok tak kunjung membuat Seokjin menjadi tenang. Ada sesuatu yang mengganjal dari semua kejadian ini.

"Ada artikel yang baru saja dirilis," ucap Hoseok yang baru saja mendapatkan pesan dari Rose. "Rose mengirimkannya padaku."

Buru-buru Seokjin dan Jungkook membuka ponselnya untuk melihat apa yang diberitakan.

'BAE JISUNG, POLITIKUS YANG AKAN MENCALONKAN DIRI SEBAGAI PRESIDEN TAHUN DEPAN MEMILIH BUNGKAM'

'APAKAH BAE JOOHYUN PUTRI DARI BAE JISUNG YANG SELAMA INI DIRAHASIAKAN?'

"Ibumu dimana, Kook?" tanya Hoseok.

"Singapura, kak."

"Aman," desis Seokjin. "Jangan biarkan ibumu pulang dulu untuk sementara. Wartawan pasti akan mengejarnya."

Jungkook mengangguk mengerti.

"Skandal ini akan semakin membesar dan mencoreng nama baik Bae Jisung. Jika hubungan kalian terungkap, akan memperlihatkan bahwa Bae Jisung adalah ayah yang tak bertanggung jawab dan Bae Joohyun hakim yang tidak berkompeten. Sebenarnya Bae Jisung sudah terlihat tidak bertanggung jawab ketika ia cuci tangan begitu saja atas kasus pasta beracun kemarin," komentar Hoseok.

"Ini benar-benar akan menghancurkan jalannya untuk pemilu tahun depan," Seokjin juga turut berkomentar.

"Harapanku hanya satu, kak Joohyun bisa melewati semua ini dan kembali menjadi hakim yang disegani."

Jungkook mengucapkan harapannya dengan tulus, mengingat ia tau sang kakak tak sedingin itu. Hatinya jauh lebih hangat dibandingkan apa yang dilihatkan. Jungkook mengetahui semua itu dari Kim Yerim, istrinya.

'Sayang, tolong pulanglah. Papa mengamuk'

Pesan yang cukup membuat Jungkook terkejut. Ia meninggalkan istrinya di rumah dan sekarang kondisi emosi sang ayah sedang tidak stabil.

"Kak, aku harus pulang. Papa marah dan aku khawatir papa akan melewati batas."

"Aku ikut."

"Eiy.. aku disini sendiri? Rose di tempatmu, Seokjin, dan kalian juga akan  meninggalkanku? Baiklah, aku juga ikut," ucap Hoseok.

Sun & Moon [JINRENE] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang