11

1.7K 239 63
                                    

"Jungkook!!!" suara pria paruh baya itu menggema memenuhi seluruh sudut rumah besar tempat kediaman keluarga Bae. Nampak sekali ia sedang menahan marah setelah membaca sebuah Koran harian pagi.

Tergopoh-gopoh, calon ayah muda itu menuruni anak tangga agar dapat segera menghadap sang ayah. "Iya, pa..."

Bugh

Gulungan Koran tebal itu dilempar tepat ke wajah Bae Jungkook. Hal itu sukses membuatnya terkejut. Masih pagi dan ia dilempar Koran. Untuk pertama kalinya, sang ayah berbuat kasar padanya.

"Apa ini, pa?"

"Baca."

Nada yang begitu dingin dan tajam mampu membuat Jungkook bergidik ngeri. Ia membungkuk mengambil gulungan Koran edisi terbaru. Mata Jungkook membulat sempurna membaca berita yang menjadi topic utama. 'Senjata Lasagna Untuk Menyingkirkan Lawan Politik oleh Menantu Parlemen Bae.'

"Pa, ini fitnah. Yerim tidak melakukan kejahatan seperti itu."

"Papa tau istrimu yang begitu polos itu tak mungkin berbuat jahat. Tapi, mereka berhasil menjebak istrimu. Mereka ingin menghancurkan papa dengan cara ini."

"Pa, Yerim sedang hamil. Jangan sampai dia tau berita ini."

"Berita ini pasti akan sampai ke telinganya. Dia bukan orang bodoh. Sekarang papa akan mencari cara untuk melepaskan keterkaitan dengan permasalahan ini."

"Pa?" Jungkook merasa tak percaya mendengar penuturan sang ayah. Bagaimana ia bisa berkata demikian disaat istrinya yang mengandung cucu dari pria paruh baya itu sedang terlibat masalah?

"Pa, Yerim sedang hamil dan papa malah fokus mencari cara melepaskan diri? Papa sadarlah, ini semua juga karena papa yang bersikeras menjadi presiden. Ini karena papa yang bermain politik, dan Yerimku terkena imbasnya!"

"Kalau dia tidak ceroboh, kesalahan kecil seperti ini tak akan pernah terjadi! Papa akan mengatakan pada media jika papa tidak tau tentang hal ini. Papa akan bilang selama ini papa berada di luar negeri dan tidak mengerti tentang restaurant atau kasus itu!"

"Pa....," lirih Jungkook yang sudah berkaca-kaca. "Yerim terancam masuk penjara karena ini. Apa papa tega, melihat cucu papa lahir di penjara? Apa papa tak memiliki nurani sedikitpun?"

"Papa melakukan ini demi kalian semua. Jika papa menjadi orang nomor satu di negeri ini, istrimu, keluargamu, semua tak akan kesulitan."

Tahan, Jungkook harus bisa menahan emosinya agar tak mengumpat tepat didepan wajah ayahnya. Nafasnya sudah memburu pertanda ia sangat marah. Semoga Yerim tidak tau apa yang terjadi di lantai bawah.

Dan apa yang diharapkan Jungkook tidak terjadi. Yerim mendengar semuanya ketika ia akan menyiapkan sarapan untuk keluarga Bae. Betapa takut, juga sakit hati seorang Kim Yerim mendengar perdebatan ayah dan anak itu. Dan bodohnya ia berharap pembelaan atau simpatik dari mertuanya, yang terlihat sangat sulit. Yerim memilih berlari kembali ke kamar.

"Kau bodoh atau ceroboh?" suara dingin dari seorang wanita yang berpapasan dengan Yerim. Wanita itu menggandeng anak lelaki yang bertubuh  jangkung. "Aku tak menyukai apapun yang berkaitan dengan kedua mertuamu, tapi bukan berarti aku orang yang jahat lahir batin. Aku kasian pada bayimu jika kau sampai terjatuh karena kecerobohanmu sendiri," kembali wanita itu bersuara dengan nada yang begitu menusuk. Tak ada keramahan sama sekali. Yerim hanya berani menunduk.

"KAkak ipar menangis," ucap lelaki itu iba. Ia berjalan menuju Yerim dan mengusap air mata Yerim. "Jangan menangis, kakak ipar. Nanti Jinyoung belikan permen. Mau rasa apa?"

Yerim menggelengkan kepala. Ia berusaha menahan suara agar tangisnya tak terdengar keras.

"Hukum tetaplah hukum. Jika aku tak bisa melihat hal yang bisa meringankanmu, aku tak akan memberikan keringanan. Tapi, bukan berarti kau harus menyerah. Berjuanglah lebih keras agar kau tak berakhir dengan melahirkan dipenjara."

Sun & Moon [JINRENE] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang