21

1.3K 191 75
                                    

Hampir satu bulan nggak update lagi wkwk... Happy Reading




Joohyun menggeliat, ia mulai membuka mata setelah ia tak sadarkan diri ketika berada di gendongan Seokjin. Pria itu juga sudah meminta teman dokternya untuk memeriksa keadaan Joohyun. Bukan tak ingin membawa ke rumah sakit, ia sebenarnya sangat khawatir dan ingin Joohyun mendapatkan perawatan, namun, wanita itu kekeh dengan pendiriannya yang tak ingin dibawa ke rumah sakit sebelum akhirnya ia jatuh pingsan. Beruntungnya, dokter mengatakan tak ada luka yang serius, dan itu cukup membuat Seokjin bernafas lega.

Kali ini, ia hanya berdua bersama Joohyun di tempat kerjanya karena Jungkook mengantarkan Yerim pulang ke rumah ayahnya, Kim Jaewook. Setelah beberapa hal yang memang perlu dipertimbangkan, Jungkook akan menitipkan Yerim di rumah mertuanya yang tak lain adalah ayah kandung dari Yerim itu sendiri selama ia bekerja. Sementara itu, Hoseok memang diminta Seokjin untuk menjemput Rose di tempatnya sekaligus memastikan jika Jinyoung baik-baik saja. Rose sudah harus kembali karena Sejeong sudah pulang sekolah. Gadis itu juga tak akan menemani Jinyoung sendirian, melainkan ditemani pula dengan Sehun.

Ketika mata indah yang selalu ia kagumi itu perlahan terbuka, seokjin segera mendekat. Benar-benar memastikan jika Joohyun-nya itu baik-baik saja.

"Joohyun? Apa yang kau rasakan sekarang?" tanya Seokjin sembari membantu Joohyun untuk duduk di sofa.

Wanita itu sesekali menggelengkan kepalanya pelan dan mengerjapkan matanya berkali-kali. "Sedikit pusing," jawaban singkat dari Joohyun membuat Seokjin kembali dihujani rasa khawatir.

Seokjin meraih segelas air putih dan memberikannya untuk Joohyun. "Minumlah."

Joohyun menerima gelas air putih yang disodorkan oleh Seokjin. Ia meminum sedikit air di gelas lalu menyerahkannya kembali pada Seokjin. Raut wajah khawatir tak hilang dari wajah tampan itu. Melihat wanita yang ia kagumi terlihat lemah membuatnya sakit dan kesadaran yang datang pada wanita itu juga tak kunjung membuat rasa khawatirnya lenyap.

"Apa kita ke rumah sakit saja?"

Joohyun menggelengkan kepala. "Tidak perlu. Aku tak merasa harus mendapatkan perawatan khusus."

Joohyun mengedarkan pandangannya ke sekililing ruangan. Ia berada di tempat Seokjin dan rekan-rekannya bekerja. "Kenapa sepi?"

Seokjin meletakkan gelas air putih yang masih terisi sekitar tiga per empat bagian itu keatas sebuah meja yang ada di jangkauannya. Ia tersenyum sebelum memberikan penjelasan. "Jungkook mengantarkan Yerim ke rumah papanya. Kim Jaewook. Dan Hoseok menjemput Rose. Kau tak perlu khawatir. Sejeong dan Sehun sudah di tempatku."

Joohyun mengangguk paham mendengar ucapan dari Seokjin. Ia lega karena Seokjin benar-benar menjaga Jinyoung seperti janjinya. Adiknya akan aman, dan hal tersebut kini menjadi keyakinan dari seorang Bae Joohyun.

Suara ponsel milik Joohyun terdengar. Seokjin mengambilkan ponsel itu sembari melirik siapa yang memanggil. Min Yoongi Opa. Kontak yang sempat Seokjin baca. Hakim bermata sipit itu tengah mencoba menghubungi Joohyun.

"Ya?" Joohyun menjawab tanpa basa-basi ketika ponsel telah berada di kungkungan jemari lentiknya.

Seokjin bukan pakar ekspresi namun, sedikit banyak ia tau. Joohyun sesungguhnya terkejut dibalik sikap tenangnya itu. Ada beberapa gelagat yang menunjukkan hal itu ketika Joohyun mendengarkan pembicaraan dari lawan bicaranya.

"Aku akan menghadirinya. Sekarang fokus saja untuk persidangan besok."

Joohyun meletakkan ponselnya tanpa minat.

"Ada masalah?"

Joohyun tersenyum begitu tipis. Dalam hati ia berusaha tenang, namun yang mampu ia ekspresikan hanya separuhnya. Separuh lainnya tetap saja merasa cemas dan khawatir.

Sun & Moon [JINRENE] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang