1

3K 321 106
                                    

*nggak ku kasih Judul chapter. Lama-lama bingung mau ngasih jdul apa
😂😂😂😋
Happy Reading

Suara pertemuan high-heels dengan lantai marmer menggema di lorong kantor yang sepi. Matahari sedikit meninggi, namun, ruangannya terlihat sepi karena baru ada satu orang yang datang. Sekertaris pengganti yang belum datang serta salah satu tangan kanannya juga belum nampak.

Cklek...

Pintu terbuka. Dan hanya ada satu orang disana yang berdiri menunggunya.

"Pagi nyonya besar."

Hanya tatapan sini yang diberikan. Ia melirik ke tempat sekertaris. "Sekertaris pengganti itu belum datang?"

Yang ditanya hanya mengendikkan bahu. "Mungkim macet."

"Dasar pemalas. Masuk ke ruangku bersama Hakim Ong. Kita diskusikan kasus yang belum tuntas kemarin..."

Gelagat dari pria berkulit putih itu mencurigakan. Ia menggaruk pelipis membuat wanit itu memicingkan mata.

"Dia juga terlambat?"

"Hmmm... sepertinya... iya."

Oh astaga. Masih pagi, dan dua anggota timnya belum datang? Ingin sekali ia menghukum keduanya agar jera, terutama sekertaris baru yang bekerja karena menggantikan sementara sekertaris yang sedang cuti.

Cklekk...

Pintu terbuka perlahan.

"Son Seungwan," panggil wanita yang sedari tadi menunggu anggotanya itu dengan nada dingin, membuat yang dipanggil terlonjak. Ia baru masuk dan sudah mendapatkan sapaan dingin dari atasannya? Belum lagi rasa terkejutnya pulih, seseorang menerobos masuk ruangan dari belakangnya. Orang itu juga terkejut bukan main melihat siapa yang berdiri menanti kedatangan mereka.

"Iya?" suara gugup akhirnya keluar dari mulut wanita bernama Seungwan.

"Rapikan pakaianmu dan siapkan berkas kasus nomor 128."

Dengan nafas berat, wanita itu mengangguk.

"Ong Seungwoo.."

"Siap!" sahut lelaki bernama Ong Seungwoo dengan lantang seolah tak ada hal buruk yang terjadi.

"Pratinjau kembali dokumen mengenai kasus pelecehan siswi SMA kemarin."

"Akan saya laksanakan."

"Min Yoongi..."

"Ya?" jawab lelaki berkulit putih pucat dengan begitu tenang.

"Bantu Seungwoo untuk meninjau kasus itu kembali. Dan, siapkan berkas mediasi untuk kasus nomor 131."

"Iya, akan saya lakukan,"  jawab Yoongi semanis mungkin.

Baru saja membalikkan badan menuju ruangannya, wanita berparas cantik dengan kesan dingin itu berbalik. "Satu lagi," suaranya mampu membuat kedua staff-nya bergidik ngeri, kecuali Yoongi. "Jika besok kalian tidak tepat waktu, maka, pulanglah terlambat. Ganti menit yang sudah terbuang di malam hari."

Bahu yang lesu mewarnai kepergian wanita yang bekerja menjadi hakim itu. Hakim yang obyektif, tegas, disiplin dan dingin. Tak ada senyum sebelum maupun setelah persidangan. Wajahnya begitu angkuh membuat siapapun yang melihatnya akan tunduk, tak ada yang berani melawan apapun yang dikatakannya.

"Aku tak mengira sekertaris Kim bertahan menjadi sekertaris hakim dingin itu. Jiwanya sekuat baja," gerutu Seungwan lalu duduk di meja bagian sekertarisnya.

"Kau baru hitungan hari disini sudah mengeluh. Kami yang sudah lebih lama darimu, sudah lebih banyak mengalami penyiksaan seperti ini," Seungwoo tak suka dengan keluhan Seungwan.

Sun & Moon [JINRENE] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang