23

1.1K 193 63
                                    

Jungkook berlarian menuju apartement Joohyun. Tepat ketika lift dibuka, dia berlari hingga hampir menabrak Yoongi yang terlihat baru saja membuang sampah.

"Jungkook?"

"Kak? Kenapa ada di apartement kakak?"

Yoongi melihat ke sekeliling. Setelah dirasa aman, ia segera menarik Jungkook masuk ke dalam apartement milik Bae Joohyun.

Yoongi memberikan sebuah laptop lalu ia bergegas ke mini bar yang ada di dalam apartement berniat membuatkan segelas minuman untuk Jungkook. Sesekali Yoongi melirik Jungkook yang terlihat serius menatap layar laptop itu.

"Apa maksud semua ini kak?" pertanyaan dilontarkan ketika Yoongi datang dengan membawa segelas cokelat panas.

"Jelas. Joohyun di terror. Itu video cctv orang yang masuk ke dalam ruangan. Dan beberapa saat setelah Joohyun masuk, ia keluar dari ruangan ini. tadinya di sekitar sini banyak sekali bercak darah buatan. Dan aku membereskannya. Joohyun sedang tertekan sekarang ini."

"Lalu dimana kakak?"

Yoongi menggerakkan kepala ke samping seperti kode jika Joohyun ada di tempatnya. "Dia di unitku. Kau tak perlu khawatir. Ditempatku aman."

"Akan aku ambilkan pakaian kakak dan keperluannya. Setelah itu, aku ingin bertemu dengannya. Boleh kan kak?"

Yoongi terkekeh mendengar pertanyaan Jungkook. "Tentu saja. Kau kan adiknya. Aku tak ada hak untuk melarangmu. Dan, aku harap kau mau mengikuti instruksiku."

"Tentang?"

"Ambilkan pakaian untuk Joohyun dulu sana," usir Yoongi dengan nada begitu akrab seperti teman yang sering berkumpul bersama.

.

Jungkook melihat seorang wanita yang terlelap. Jika Jungkook boleh menduga-duga, wanita itu belum tau apa yang terjadi. Berita yang sedang beredar sekarang ini, belum diketahui dan untuk sekarang, Jungkook bersyukur. Setidaknya kakak satu-satunya yang ia miliki bisa beristirahat. Besok adalah hari dimana, nama, jabatan dan jubah kebanggan dari Bae Joohyun dipertaruhkan. Jungkook berharap, Joohyun bisa melewati semuanya.

"Kak, kakak yang kuat ya. Aku dan Yerim selalu ada untuk kakak. Oh iya, aku dapat titipan dari papa Jaewook. Papa bilang, Mama Yoojin sudah ada perkembangan. Sudah bangun dan tidak mudah mengamuk."

Jungkook meletakkan tas yang berisikan pakaian dan keperluan Joohyun, lalu merendahkan badannya. Memberanikan diri memberikan ciuman di kening. Berharap, suatu saat nanti Joohyun bisa menganggapnya adik sama seperti rasa sayang Joohyun pada Jinyoung.

"Selamat tidur dan selamat malam kakak. Aku pamit."

Jungkook akan beranjak meninggalkan tempat ia berdiri, namun tangan hangat itu menghentikannya. Joohyun menahannya pergi. Jantung Jungkook berdegub kencang karena khawatir.

"Ini jam berapa?"

Suara Joohyun semakin membuat jantung Jungkook tak karuan.

"Jam dua kak."

"Kenapa kau masih ada disini? Bagaimana dengan Yerim?"

Jungkook berbalik. Ia menatap Joohyun yang sudah bersandar pada sandaran tempat tidur. "Yerim sudah tau kak aku lembu, dan aku mau pulang. Lalu mampir kemari. aku ingin melihat keadaan kakak."

Joohyun tersenyum. Ia menggeser tubuhnya lalu menatap Jungkook. "Kemarilah. Peluk aku agar aku bisa tidur. Biasanya jika pikiranku terasa berat, aku memeluk Jinyoung. Tapi sekarang Jinyoung tak ada disini."

"Tap.. tapi kak..."

"Kemarilah. Yerim tak akan cemburu jika tau. aku yakin itu. aku sedikit pusing."

Sun & Moon [JINRENE] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang