E p i l o g

8.6K 192 1
                                        

Kay buatin epilog hihi^^

Semoga sukaaaa:)

Selamat membaca...

♡♡♡

"Nah, gitu cerita nya.... Sekarang, ayo bobo."

Seorang ibu hebat itu baru saja menceritakan kisah muda nya pada sang buah hati.

"Jadi Ma? Gimana sama olang tua nya Akina? Apa meleka tetap benci sama Akina?"

Yang ditanya mengangguk, "Iya sayang. Sampai sekarang mereka gak akur. Bahkan, karna kakak nya Akina, Asana. Di benci juga karna lebih memihak ke Akina,"

"Iih! Kok jahat gitu sih?"

"Udah lah, ngapain Aro fikirin? Mending tidur, biar besok bisa main bareng Numa,"

Aro tersenyum, "Iya Mamma. Alo tidul. Bial besok bisa main baleng Uma,"

Sang ibu hanya balas tersenyum, dan mengusap-usap lembut surai anak nya.

"Celamat malam Mamma Akinaa, titipin celamat malam Alo buat Dadda Savalo," kemudian ia tertidur damai.

Akina tersenyum gemas, kemudian mengecup pipi gembil Aro, "Gemes banget anak gue, hihi... Savaro bibit unggul,"

Setelah memastikan Aro nyaman dalam posisi tidur, Akina keluar kamar anak nya.

Ponsel nya bergetar.

Asana :

Berita bagus Kin. Besok ortu kita ngajak ketemuan. Mungkin udah insyaf, alhamdulillah^^

Akina tertawa kecil membaca nya.

Akina :

Dimana? Tumben.

Asana :

Besok gue info lagi. Gue nidurin Uma dulu. Bye~

Akina :

Bye~

Akina menunggu Savaro di ruang keluarga.

Tak lama, pintu utama rumah terbuka, menampakkan Savaro dalam keadaan lelah.

Akina menyambut nya, memeluk sang suami, kemudian mengecup pipi nya.

"Capek ya? Mau aku buatin minum?"

Savaro tersenyum dan mengecup bibir istri nya singkat, "Teh, boleh deh."

Akina mengangguk, "Kamu mandi dulu sana. Biar gak lengket. Air nya udah aku siapin,"





Memang, Akina yang bar-bar itu entah kemana.

Sekarang, adalah Akina seorang ibu dan istri yang mengabdikan hidup nya untuk keluarga.

Melakukan tugas sehari hari seorang istri.

Terkadang, Savaro merasa dirinya seorang bajingan paling beruntung.

Pilihan Savaro memilih Akina sangat tepat. Tak meleset sedikit pun.

Bahagia lahir batin.

Ah, Akina itu sudah menjadi ibu dan istri yang hebat.

Bahkan, saat ia baru belajar memasak, tangan nya gosong kena api kompor juga cuma cengengesan.

Padahal, Savaro tau itu dia nahan sakit.

















"Jadi, besok Aro masuk playgroup?" tanya Savaro sambil meminum teh nya.

Mereka sedang dibalkon kamar. Duduk berhadapan.

"Iya. Besok aku aja yang antar. Kamu ada meeting kan?"

Savaro mengangguk dan meletakkan gelas kecil itu pada meja lagi, lalu berkata, "Iya. Meeting nya jam 11. Aku bisa minta Lexa gantiin,"

Akina menggeleng tak setuju, "Jangan karna kamu bos. Kamu bisa begitu ya. Aku gak suka,"

Savaro mengangguk, "Iya. Tapi tetap sayang. Aku ikut antar Aro. Gak mungkin kan hari pertama nya sekolah aku gak antar. Pekerjaan bukan prioritas. Kalian prioritas aku."

Akina bangkit dan duduk disebelah nya.

Memeluk suami tercinta nya dari samping. Dan berucap terimakasih berkali-kali.

"Iya sama sama. Gak kerasa ya? Aro tumbuh cepat banget. Baru aja rasa nya aku ajarin dia jalan kemaren,"

Akina mengangguk, "Iya. Aku juga baru kemaren rasanya ajarin dia ngomong. Dia tumbuh besar dengan baik. Semoga, kita berhasil mendidik nya,"

Kemudian Savaro tersenyum usil tanpa istri nya sadari, "Sayang? Aro kan udah besar. Kamu gak ada niat nambah gitu?"

Akina melepaskan pelukan nya.

"Ada sih. Tapi mau nya nunggu Aro masuk sekolah dasar aja. Gimana? Mau?"

Savaro tersenyum, "Nunggu Aro sampe kuliah pun gak papa. Yang penting kamu mau. Aku gak masalahin apa pun. Tapi gak tau deh kalo nanti kebablasan,"

Akina memukul dada bidang Savaro main main, "Dasar!"

"Masuk ayuk? Udah malam banget,"

Akina mengangguk, "Iya. Ayo. Takutnya besok kesiangan,"

Mereka masuk kekamar.

Tidak terjadi adegan suami istri. Hanya tidur pelukan saja. Savaro tidak segila itu juga pada sex.



























"Disekolah jangan nakal ya! Mamma sama Dadda gak mau dengar guru kamu ngeluh kalo kamu nakal, oke?"

Aro tersenyum lucu, "Alo kan anak Dadda dan Mamma. Tidak nakal kok! Janji!"

Savaro tersenyum bangga pada jagoan nya, "Yaudah. Aro masuk, terus belajar yang bener. Nanti Dadda jemput sama Mamma. Oke sayang?"

"Oke Dadda."

Kemudian, mereka ber-highfive ala double Aro.

Savaro mencium pipi jagoan kebanggaan nya dan menyuruh nya masuk.

Mata Akina berkaca kaca melihat jagoan nya mulai masuk sekolah.

Membuat, Savaro mencibirnya, "Alay banget,"

"Kan lagi mellow suasana nya! Bego lo!"

"Bego gini suami lo, goblok,"

"Goblok gini istri lo, tolol,"

"Tolol gini Dadda dari anak lo, bodoh!"

"Bodoh gini, Mamma dari anak lo, emang ya nasib gue punya suami dungu,"

"Nasib gue punya istri kelewat pintar,"

Masih gesrek aja. Gak ingat umur dasar.































-Beres-

Lopyu!

-Kay

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Naughty {✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang