Selamat membaca...
🍁🍁🍁
4 bulan.
Tidak terasa. Sudah 4 bulan Akina meninggalkan Negara kelahiran nya, Medan.
Sebenarnya, bukan belajar menjadi pengecut dengan cara lari untul menghindari masalah yang ada.
Hanya saja, Akina bisa terbunuh secara tidak langsung jika tetap tinggal disana.
Jadi, biarlah seperti ini dulu.
Menata hidup baru. Jiwa baru. Masa depan baru. Dan untuk hati yang baru.
Menatap ke arah perut nya yang mulai membuncit kemudian tersenyum lembut, "Baby, udah betah disini?"
-Naughty-
Jika disuruh memilih, lebih memilih Asana atau Akina, tentu saja pilihin Savaro adalah Asana.
Alasannya begitu banyak, tentu.
Jika ditanya apakah Savaro mencintai Asana?....
Ekhem, begini.
Savaro menyukai? Iya.
Tapi, untuk mencintai mungkin belum.
Menyukai Asana, namun biasa saja, tidak se-special itu.
Namun, lebih memilih Asana pada Akina, karna Asana itu lebih kalem.
Tapi, akhir-akhir ini, iya sering kali memikirkan Akina.
Sudah 4 bulan terhitung, gadis itu tak terlihat lagi.
Sedikit kangen -mungkin.
Hubungan nya dan Asana baik baik saja.
Mereka jarang berdebat atau sebagai nya.
Aneh nya, belakangan ini Asana sedikit...
————Binal.
"Ayo lah Varo, hal ini yang akan memperkuat hubungan kita."
Savaro mendengus pelan, "San, aku gak mau kita kecelakaan."
"Kita pake pengaman Var!" nada Asana mulai meninggi.
"Asana! Maaf. Aku cuma ngelakuin itu sama orang yang aku cintai."
"Aku kan pacar kamu Var? Kamu... --Cinta aku kan?" Asana bertanya dengan nada ragu dan takut.
"Aku gak tau San,"
"MAKSUD KAMU?!"
Savaro menghela nafas, "Aku... Gak ngerti sama perasaan aku ini San."
"Jujur sama aku, Savaro!" seru Asana dengan nafas yang sudah tak teratur.
Savaro menghela nafas, "Aku suka kamu San. Tapi, bukan suka dalam artian special,"
"Aku gak ngerti Savaro," Asana tersenyum kecut.
"Ini terdengar kejam. Tapi ini kenyataan nya. Aku, biasa aja sama kamu. Hanya menganggap kamu teman."
Dunia Asana serasa berhenti berputar.
"Jangan bilang, ini semua karna Akina!?" Asana menatapnya tajam.
Savaro mengangguk, "Aku memang suka kamu dari pada dia. Karna, kamu lebih anggun dan kalem. Tapi, dia hamil anak aku."
Asana mendengus remeh, "Dan kamu bodoh ya? Mau percaya gitu aja? Tolol!"
Savaro menggeleng, "Aku baru sadar. Kami pernah melakukan nya."
"KAPAN?!"
"Asana. Dengerin aku———
——-—Kamu ingat dare yang pernah kita mainin waktu itu rame-rame? Pagi nya, Akina datengin aku dan paksa aku buat pilij kartu acak. Karna, kalo aku gak pilih, bisa kena petaka gitu katanya. Kamu juga bakal kena imbas nya. Aku pilih acak. Dan disitu, dare nya bener bener buat aku kaget, aku harus pacarin kamu, dan gak boleh putus, sebelum kita melakukan kewajiban suami istri. Malam itu aku mabuk. Aku liat, kamu yang bawa aku ke rumah kamu. Aku setengah sadar melakukan nya. Yang aku tau waktu itu, aku melakukan nya sama kamu. Tapi, aku salah. Itu Akina. Adik kamu."
Asana menangis mendengar nya, "Kamu tau dari siapa itu Akina?"
"Vano. Kamu tau alasan Akina ngelakuin ini apa?"
Menggeleng, bahu nya bergetar.
"Coba kamu bayangin San. Kalo aja Akina gak ada. Mungkin, kamu yang bakal jadi aib keluarga."
"Jadi, sekarang mau gimana?" tanya Asana pelan.
Savaro menarik nafas, "Kita udahan sampai sini ya? Perasaan ini gak kunjung timbul.———
————Pemilik nya ada disana. Dia sedang hamil anak ku."
Savaro berlalu dari nya.
Senyum aneh terukir di bibir kembaran Akina itu.
"Kamu fikir aku bakal terima ini Savaro? Tentu aja, nggak. Bahkan, aku rela hamil anak kamu. Dan lo Kina. Cara lo licik. Tapi gue lebih mematikan."
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty {✔}
Novela JuvenilAmazing cover by @Minauriga . . Singkat saja, Itu anak-ku. Ingin sekali rasanya bertanggung jawab. Dan tidak sepengecut ini. Tapi, apa boleh buat kala takdir tak mengizin kan itu? Aku bisa apa jika 'dia' melarang ku dengan alasan mencintai ku. D...