~Selamat membaca~
🍬🍬🍬
PLAK!
Akina di tampar lagi.
Membuat Vano langsung ingin bertindak, namun di tahan gadis itu.
"Jelasin Akina! Ini testpack lo?" tanya Asana tajam.
Dia benar benar kecewa dengan Akina.
"Iya. Itu punya gue. Kenapa? Kaget?" Akina tersenyum smirk.
Nafas Asana memburu.
Saat dia ingin menampar Akina lagi, tangan Vano sudah mencekal nya, dam mencengkram dengan erat.
Asana mencoba melepaskan itu.
Vano menatap nya tajam, membuat Asana takut.
"Asana. Hm, lo adalah kakak dari Akina. Dan gue adalah orang penting dalam hidup Akina." dia menjeda, "Di mata gue, lo kayak anak babi yang gak tau apa apa, tapi udah seenak lo aja nampar kesayangan gue ini."
Asana kembali bergetar, kala cengkraman Vano menguat.
"8 tahun, mungkin lebih. Gue yang jaga Akina. Dan, gak ada yang bisa menyentuh, atau menyakiti nya seujung kuku pun."
Cengkraman nya kembali menguat. Membuat Asana meringis,
"Awhh, l-lepas."
"Dan lo? Seenak nya nampar dia. Berapa kali tadi lo nampar dia?"
Asana tak menjawab.
Vano tersenyum jahat.
Akina hanya diam. Vano tak akan berhenti jika sudah begini.
Ini bahaya.
"LO NAMPAR DIA! DAN LO HARUS DI TAMPAR!!"
Vano melepaskan itu dan langsung menampar Asana.
PLAK!
PLAK!
Mata Asana berkaca-kaca, Vano terkekeh kecil, "Lo nangis? Waw, hebat banget gue ya? Emang. Lo beda sama Akina."
"Berani nya lo!" seru Savaro yang sudah memeluk Asana.
Vano menatap Savaro tajam, "Oh, ini yang nama nya Savaro Kin?"
Akina tak menjawab. Ia takut.
"Tapi, giliran Savaro nanti aja. Gue mau ngasi pelajaran kakak Akina dulu. Karna, udah berani nampar kesayangan gue."
"A-ampun...," lirih Asana.
"Nampak banget lemah nya. Lo nampar adik lo aja, dia gak nangis. Apa karna gue laki laki gitu?"
Masa bodo, soal kehormatan. Dia sudah menyakiti Akina. Dan itu tidak ada toleransi lagi bagi Vano.
"Asana, pangkat lo apa? Berani nampar Akina? Jawab."
Asana menggeleng takut.
Vano membawa Akina ke pelukan nya.
Gadis itu tak menangis sama sekali.
Ozan, Arka, Renold, Afda, Emely, maaf, kali ini memihak ke Akina.
Karna, mereka tahu semua.
Berterima kasih lah pada mulut bebek Emely.
"Ada ap------ ASANA?!"
"Kamu Akina! Berani banget buat kakak kamu nangis," geram Barrnet.
"Wahh, orang tua lo juga termasuk orang berpendidikan Kin. Tapi sayang, bodoh."
Kedua orang tua itu melotot.
"PERGI DARI SINI AKINA!" usir sang mama setelah melihat testpack itu.
Akina menatap Vano, kemudian mengangguk.
Akina berjalan duluan. Diikuti Arka, dan yang lainnya.
Disitu, hanya tinggal Vano, Savaro, Asana, dan orang tua si kembar.
"Orang-orang berpendidikan yang bodoh." dia menjeda, "Saya bersumpah. Pada saat nya nanti, kalian berdua lah yang akan menangis paling kencang."
Semua terdiam.
"Dan buat lo Asana. Tamparan tadi sebenarnya belum cukup. Asal lo tau ya bangsat. Kalo bukan karna Akina, SEKARANG LO YANG BAKAL HAMIL ANAK SAVARO JELEBAU INI!"
Vano langsung berlalu meninggalkan semua nya.
———-—Jangan lupakan sumpah Vano itu.
Tbc
Hari ini, aku ga tau bakal up banyak atau gak.
Lagi ga enak badan.
Makasi udah baca. Ily tiga ribu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty {✔}
Fiksi RemajaAmazing cover by @Minauriga . . Singkat saja, Itu anak-ku. Ingin sekali rasanya bertanggung jawab. Dan tidak sepengecut ini. Tapi, apa boleh buat kala takdir tak mengizin kan itu? Aku bisa apa jika 'dia' melarang ku dengan alasan mencintai ku. D...