5 | D a r e !

6.4K 210 1
                                        

-Selamat membaca-

🍉🍉🍉


"Kenapa gak bilang dari awal Kin?!"

"Kalo gue bilang dari awal. Gak akan ada yang mau main dong!" jawan Akina, tanpa beban.

"Udah. Lanjut San."

Akhirnya, Asana membuka kartu itu.

Wajah nya memucat dan itu membuat yang lain nya menegang juga.

"K-kartu nya... Apa San?" tanya Savaro gemetar.

"Cari bangkai ular, dan harus ketemu malam ini."

Sialan!












-Naughty-


"Savaro, gue takut." keluh Asana memeluk lengan lelaki itu.

Mereka hanya berdua. Yang lain nya berdiam di rumah.

Savaro memeluk nya, "Ada gue."

Langkah Asana berhenti dan dengan gemetar ia berkata, "S-Savaro, b-bisa liat a-apa yang gue injak ini?"

Dengan setengah takut, Savaro menyenter ke arah kaki Asana.

"SAN! INI BANGKAI ULAR!"

Asana langsung melompat dan Savaro langsung mengambil bangkai itu.

"Ayo pulang!" ajak Savaro.

Sedari tadi mereka berada di halaman rumah yang sudah tak berpenghuni, masih dalam kompleks rumah Asana dan Akina.

Mereka buru buru pulang, jalan kaki saja, tak jauh.

Asana membawa bangkai ular itu ke dalam rumah nya, dan itu cukup membuat Akina tersenyum.

"Oke. Yang pertama berhasil,"

"Heh! Udah udah! Gak usah main lagi! Kan dare nya udah selesai," sahut Ozan.

Akina menggeleng, "Kita gak bisa berhenti main ini. Karna, minimal ngelakuin 3 dare."

"Fvck!"






-Naughty-




"Giliran siapa lagi?" tanya Arka.

"Sebelah kiri Asana. Ozan."

Dengan gaya sok cool nya, Ozan mengambil satu kartu berwarna merah.

Ia membuka nya, dan wajah nya memucat.

"Oleskan, darah orang yang lo sayang ke dinding rumah lo."

"Jadi, siapa yang lo sayang Zan?" tanya Akina.

"Asana. Gue anggap dia adik,"

"Gue. Berarti...,"

"Iya. Lo yang bakal di ambil darah nya," kata Akina.

"Udah! Selesai! Gue gak suka! Apa-apaan ini?! Petaka semua!" sentak Savaro.

"Gak bisa. Lo mau tambah sial?!"

"Gue gak peduli! Dan gue gak percaya apa pun yang lo bilang sial itu! Gue pulang."

Akina menatap punggung Savaro, kemudian menoleh pada Asana, "San. Kalo dia kena sial. Lo juga kena imbas nya. Karna, lo bawa ular tadi sama dia."












-Naughty-

Savaro terbangun dari tidur nya.

Sudah 3 hari.

Mimpi yang sama, terus menghantui nya.

"Apa lagi sih?!" decak nya kemudian.

Ia memaksa untuk kembali tidur.

Dan lagi, mimpi itu datang.

Dalam mimpi itu, ia melihat, Asana dan Akina datang kepada nya dengan penampilan berbeda.

Akina penuh dengan darah. Sementara Asana, bersih, sangat bersih.

Kemudian, Akina berkata, "Savaro. Jangan pernah dekati di antara kami."

Namun, Asana berkata sebalik nya, "Dekati antara kami. Pilih salah satu."

Savaro terbangun lagi.

Sudah lelah dengan teror mimpi tersebut. Ia harus memilih satu keputusan.

Memilih Asana.








~TBC~

Naughty {✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang