patah hati

2.2K 180 26
                                    

Seperti planning Mino sebelumnya ia akan ke bar untuk sekedar merasakan kembali bagaimana rasanya kehangatan yang diberikan oleh jalang-jalang di bar.

Mino mendudukan dirinya di sebuah meja bar, memesan minuman yang tentunya tidak akan mempan untuk memabukan Song Mino. Mino menunggu jalang yang akan menghampirinya dan membuat dirinya puas malam ini.

Mino tersenyum saat seorang jalang menghampirinya, dengan senyuman devilnya Mino menyambut perempuan yang langsung mendudukan dirinya di pangkuan Mino.

"Hallo sayang." Mino tersenyum menerima usapan lembut di wajahnya oleh tangan mulus wanita di depannya.

"Apa kabar? Sudah lama sepertinya aku tidak menjamah tubuhmu?" Perempuan di depan Mino membawa satu lengan Mino untuk memegang payudaranya yang hampir tumpah karena bajunya yang sangat minim.

"Kalau begitu jamah diriku."

"Tentu sayang, tapi sekarang aku ingin menikmati minumanku dulu. Tentu saja dengan dirimu disini." Krystal—perempuan di pangkuan Mino tersenyum.

Krystal mendudukan dirinya menghadap depan, masih dengan dirinya yang berada di pangkuan Mino. Ia membawa lengan Mino yang tidak terdapat gelas ke payudaranya, membuat gerakan meremas sendiri seolah Mino yang meremasnya.

Mino tentu saja menikmatinya, dengan tangan yang satu lagi memegang gelas dan sesekali meminumnya.

"Bukankah ini sangat nikmat?" Tanya Mino sambil menciumi bahu terbuka Krystal.

Krystal mengagguk, "Tentu saja ini sangat menyenangkan sayang." Krystal menggigit bibirnya menikmati remasan yang dirinya buat dengan tangan Mino.

Mino menikmati minumannya dan tersenyum senang saat tangannya di bawa kearea bawah milik perempuan itu. Krystal mengusap-usap lengan Mino pada kemaluannya yang masih tertutup celana dalam.

Krystal melenguh sendiri atas usapannya, "Engghh, ini enak Mino."

"Tentu saja ini enak sayang." Mino membuat tanda di leher milik Krystal.

Krystal menggelinjang saat ia menurunkan celananya dan membuat tangan Mino mengusap dinding kewanitaannya, "Ah Mino."

Mino menyimpan gelasnya dan mengambil alih lengannya, dia mengarahkan kedua tangannya pada kedua payudara Krystal, meremasnya kuat membuat Krystal melenguh nikmat.

Mino menarik ret sleting dress Krystal, menurunkannya sedikit hingga kini kedua gundukan itu tidak memilik pelindung. Mino meremasnya dengan bibirnya fokus membuat tanda di leher mulus Krystal.

Selanjutnya Mino kembali menurunkan dress Krystal hingga kini Krystal telanjang bulat, banyak mata lelaki yang memandanginya minat. Mino semakin menyeringai memperlihatkan bahwa Krystal malam ini miliknya.

-

Irene menunggu di parkiran kampus, duduk sendirian menunggu lelaki yang tadi sempat berpapasan dengannya. Irene akan memulai gerakan pendekatannya hari ini.

Saat melihat Mino berjalan ke arah mobilnya Irene juga langsung masuk ke mobilnya, mengikuti Mino yang kini berada di depannya.

Irene mengerjap saat Mino memberhentikan mobilnya di sebuah bar? Irene belum pernah kesana dan seumur hidupnya dia tidak berniat menginjakan kakinya di sana. Irene turun saat Mino juga mulai turun, memasuki bar yang gelap gulita itu.

Irene duduk di tempat gelap, tempat yang dekat dengan Mino. Mino memesan minuman yang entah Irene pun tidak tahu apa itu. Irene tersentak saat seorang perempuan datang dan duduk dipangkuan Mino.

"Ya apa yang dia lakukan?" Irene ingin menghampiri mereka tapi diurungkannya saat melihat Mino yang tersenyum.

Jantung Irene mulai berdegup saat perempuan itu memainkan kepemilikannya dengan tangan Mino, entah apa tapi Irene tiba-tiba merasa sekujur tubuhnya panas.

Irene terus memperhatikannya hingga perempuan itu telanjang, saat itu Irene merasa bagian bawahnya sudah sangat basah. Dirinya juga ingin tangan Mino menyentuh semua bagian tubuhnya.

Mino mulai menyetubuhi perempuan itu disana, dilihat oleh hampir seluruh lelaki di bar. Irene menegang melihat bagaimana nikmatnya reaksi Mino atas perempuan itu. Sudah tidak kuat Irene berlari keluar bar menuju mobilnya.

-

Mino sudah selesai dengan Krystal, ia melihat sekitar pada semua lelaki yang sedang memuaskan dirinya sendiri melihat Krystal yang berada di kungkungannya.

"Kamu masih kuat Krystal?" Krystal mengangguk.

Mino menunjuk seseorang yang sejak tadi memperhatikan dirinya dan Krystal, "Siapa namamu? Bermainlah dengan Krystal."

Lelaki itu dengan semangat langsung bangkin mengantikkan posisi Mino, "Kai namaku."

"Baiklah Kai bermainlah dengan Krystal, Krys aku akan kirimkan uangnya seperti biasa." Krystal hanya mengangguk, ia sedang fokus mendesah karena lelaki yang bernama Kai itu menghisap kuat payudaranya.

Mino berjalan keluar dari bar, memutuskan untuk pulang saja. Tentu saja besok dirinya akan kesini lagi dan menikmati hal seperti tadi.

-

Irene berlari memasuki kamarnya, ia mengambil laptop dan mengunduh sebuah film blue yang tidak pernah sekalipun dirinya tonton. Irene sudah mengunci pintunya, untung saja kamar Irene kedap suara. Orang tuanya tidak ingin konsentrasi Irene terpecah karena suara dari luar.

Setelah selesai mengunduh Irene membuka seluruh pakaiannya, mengangkang dengan laptop yang berada didepannya juga tangan yang sudah ia tempatkan di payudara miliknya.

Irene menonton saat seorang lelaki telanjang masuk ke kamar seorang wanita yang sudah bertelanjang, mereka mulai melakukan ciuman dengan tangan lelaki yang tidak tinggal diam dan meremas bagian manapun yang bisa ia remas.

Irene meremas payudaranya menyebut nama Mino untuk yang kesekian kalinya, membayangkan Mino melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan lelaki di film yang sedang Irene tonton.

"Ahhh Mino ini nikmat."

"Ahhh Mino, teruskan."

-

Bobby hendak kembali mengetikkan sesuatu di laptopnya tapi kembali ia urungkan karena pikirannya hanya tertuju pada perempuan yang beberapa saat lalu pergi karena hendak bertemu dengan kekasihnya.

Harusnya Bobby tidak menunggunya kembali, harusnya Bobby tidak perlu secemas ini karena pertemuan mereka pasti tidak akan pernah sebentar.

Bobby langsung berdiri tegap saat mendengar suara pintu apartement yang dibuka tapi bahunya merosot saat melihat sepupunya yang datang dan bukan seseorang yang ditunggunya.

"Kenapa lu? Asem banget tuh muka liat gue pulang." Mino berjalan mendekati Bobby, mendudukan diri di samping Bobby yang kembali fokus pada tugasnya.

"Emang kapan gue pernah bahagia liat lu pulang?" Perkataan Bobby langsung mendapat toyoran dari Mino.

"Dimana tuh anak satu?" Mino memperhatikan sekeliling dan tidak menemukan Jisoo di manapun.

"Jalan sama cowonya." Jawaban cuek Bobby mendapat tawa keras dari Mino.

Bobby mendelik, sepupunya ini tidakkah punya sedikit belas kasihan untuk dirinya? Bisanya hanya menertawakan saja.

"Abis dari mana lu baru pulang?"

Mino menoleh, "Biasa rindu nidurin orang gue." Bobby hanya berdecih.

"Main sama siapa lu?"

"Krystal."

Bobby langsung mendelik dan mengumpat, "Anjir dia mah yang terbaik."

Mino langsung mengangguk, "Huuh sekali main langsung puas."

"Ck, kangen gue sama dia."

"Ya samperin lah." Bobby mengangguk.

"Nanti kalau malam ini Jisoo enggak balik lagi."

"Yeu berharap banget lu dia balik lagi." Sebelum dilempari bantal oleh Bobby Mino sudah berlari ke dalam kamarnya.

-

Jangan lupa kommennya ya biar cepet lanjut, aku lupa bilang ini 18+ ehe.

Different (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang