Rumah itu yang seperti apa?

1.2K 163 24
                                    

"Nih pakai kursi roda nanti." Bobby menyimpan kursi roda yang dirinya bawa di dekat ranjang Jisoo, melihat tatapan Jisoo yang kesal melihatnya akhirnya membuat Bobby bertanya. "Kenapa?"

Jisoo mengalihkan pandangannya pada Bobby, menunjukkan muka memelas yang biasanya membuat lelaki bergigi kelinci itu luluh ketika melihatnya.

"Gendong aja." Bobby berdecak mendengarnya, Irene di belakangnya bahkan tidak pernah tahu bahwa adiknya memiliki sisi semenggemaskan ini karena Jisoo selalu mengeluarkan amarahnya saat bersama Irene.

"Manja banget sih." Mino melayangkan salah satu tangannya memberi jitakan di kepala Jisoo.

"Gue baru sembuh ya anjing!" Mino hanya mencibir, tadinya keadaan sudah kembali tenang tapi kembali ribut karena sebuah celetukan yang tidak di harapkan siapapun.

"Rene adik kamu kasar banget deh, dia beneran adik kamu?" Irene yang mendengarnya bahkan membelalakkan matanya, menatap tak percaya Jaehyun mengatakan hal seperti itu.

Muka Jisoo memerah karena marah, rasanya semua orang memang tidak pernah melihat sisi yang sama antara dirinya dan Irene membuat Jisoo rasanya seperti sampah yang tidak diinginkan.

Se-berbeda itukah Jisoo dengan Kakanya? Apa tidak ada satupun dari dirinya yang menunjukkan bahwa ia adalah adik dari seorang Irene Hanindra?

"Bukan, gue bukan adiknya, mau apa lo? Ha? Gue enggak mengharapkan elu ada di sini ya. Elu calon suami dia kan?" Ujar Jisoo menunjuk Irene yang menatap sendu Jisoo. "Ya udah urusin aja masa depan calon istri lu dan enggak usah urusin gue."

Teriakan Jisoo mengundang suster masuk, "Ada apa ini?"

"Gue mau kalian berdua pergi, pergi dari sini!" Suster dan Bobby menahan lengan Jisoo yang sudah memberontak melihat Jaehyun.

"Jisoo, hey tenang ok?" Bobby mendekap perempuan yang kini sudah melempar segala barang yang berada di dekatnya.

"Gue enggak punya Kaka selain bang Mino kan Bob?" Jisoo sudah mengeluarkan isakan tangis di dalam dekapan Bobby. "Keluarga gue cuman elu sama Bang Mino."

"Iyaiya, elu enggak punya Kaka selain Bang Mino dan cuman gue sama Bang Mino keluarga lu." Bobby mendekap Jisoo lebih erat saat tangisannya semakin histeris.

Irene yang melihatnya tidak bisa menahan air matanya, melihat adiknya yang tidak pernah membukakan pintu untuk Irene memasuki hidupnya membuat Irene merasakan sakit.

"Mending lu bawa calon suami lu keluar." Ucapan dingin dari seseorang yang sejak tadi berdiri tak jauh darinya membuatnya menoleh, Mino menatap tajam pada Jaehyun membuat Irene mau tidak mau menarik Jaehyun keluar.

"Adik kamu tuh enggak punya etika berbicara." Tadinya Irene ingin diam saja tapi mendengar Jaehyun kembali menjelek-jelekkan Jisoo membuat dirinya meledak.

"Aku cuman mau ingetin sama kamu, kita belum memutuskan untuk menikah ataupun mengambil jalan ke jenjang lebih lanjut. Jadi kamu enggak perlu repot-repot ngurusin kehidupan adik aku. Mulai sekarang kita enggak usah berhubungan lagi, aku akan bilang sama Papa kalau perjodohan kita batal." Irene membicarakannya dengan nada se-datar mungkin.

"Enggak bisa gitu dong Rene, Papa kamu sama Papa aku udah setuju buat hubungan kita. Kamu enggak bisa ngambil keputusan soal itu."

"Bisa, karena ini hidup aku dan cuman boleh aku yang mengaturnya." Jaehyun baru saja ingin kembali menyaut tapi nada penuh tekanan membuatnya menurut. "Lebih baik kamu pergi sekarang dan aku harap ini pertemuan terakhir kita."

Jaehyun menatap marah Irene, ia akan pastikan Irene mau menerima perjodohan mereka walau harus karena paksaan orang tuanya.

***

Different (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang