Kalah

1.8K 181 21
                                    

Irene menarik nafas sedalam-dalamnya setelah melakukan hal yang tidak pernah ia lakukan sama sekali dalam hidupnya, ini semua karena orang yang dia suka.

Irene memutuskan untuk mandi karena keringat yang sudah membanjiri badannya dan dia juga sedikit asing dengan bau yang keluar dari cairan yang dirinya keluarkan. Setelah selesai mandi Irene memberekan tempat tidurnya yang berantakan karena ulahnya sendiri.

Irene kembali memikirkan kejadian di bar tadi, dimana Mino dengan senangnya menikmati sentuhan dari perempuan itu. Apa jika Irene seperti perempuan itu Mino akan mulai meliriknya?

Irene membongkar lemarinya yang hanya berisi jeans, baju kaos dan sweater. Inilah style Irene sedari dulu, apakah ia harus merubahnya demi bisa mendapatkan orang yang dirinya suka?

Irene mengambil kunci mobil dan juga dompetnya, dirinya melajukan mobilnya kearah pusat pembelajaan. Dirinya sudah menetapkan bahwa besok Irene akan mulai mendekati Mino dan ia berpikir mungkin dirinya harus berubah menjadi seperti yang Mino suka.

-

Irene pulang dengan beberapa pakaian mini yang dibelinya, walau sempat tidak yakin Irene meyakinkan dirinya bahwa ia tidak boleh kehilangan Mino apalagi karena adiknya.

-

Bobby bolak-balik di depan meja makan, ini sudah jam 11 malam tapi Jisoo masih belum kembali ke apartement. Apa Jisoo pulang ke rumahnya? Jisoo akan tenang jika begitu tapi bagaimana jika Jisoo justru berakhir di hotel dengan kekasihnya yang gila sex itu.

"Ck, gausah di tungguin elah." Bobby menoleh ke arah Mino yang baru saja keluar dari kamarnya.

Bobby menghela nafas, "Cuman khawatir."

Mino mencibir, dirinya mendudukan diri di sofa. Siap menonton bola, tidak peduli dengan Bobby yang kini masih bolak-balik.

"Kenapa enggak bisa di hubungin sih?" Gerutu Bobby.

"Ya elu siapa ngengganggu Jisoo sama pacarnya?" Bobby bungkam oleh cibiran telak dari sepupunya.

"Yaudah deh gue mau ke bar, mau ngelampiasin semuanya." Mino tidak menjawab dan fokus ke arah tvnya.

-

Bobby mencibir saat masuk ke bar dan melihat Jisoo dan kekasihnya yang sedang bermesraan di pojok bar dengan Jisok yang setia di pangkuan kekasihnya, Bobby rasanya ingin menonjok Suho yang terus menyerangi tangannya ke tubuh Jisoo.

Bobby berjalan ke meja bar mencoba tidak menengok ke kanan, tempat Jisoo dan Suho yang sedang bermesraan. Bobby memesan minuman untuk mengalihkan atensinya, tapi ia kembali melirik ke arah Jisoo walau selanjutnya mencibir.

"Awas aja kalau minta bantuan gue enggak gue bantu."

"Kalau mau nginep di apartement enggak akan gue bolehin."

"Kalau punya masalah sama keluarganya enggak akan gue bantuin."

"Kalau dia mau bolos sekolah gue enggak akan peduli."

"Emang bisa Bob? Lu kan udah bucin banget sama dia." Bobby terus bermonolog sendiri sambil terus meminum minumannya, diakhiri dengan dirinya yang tersenyum miris.

"Bob." Bobby menoleh ke arah perempuan yang sedari ia perhatikan kini ada di depannya.

"Ngapain disini?"

Bobby mencibir, "Urusan lo?"

Jisoo mengenyit dengan nada tidak suka Bobby atas pertanyaannya, "Ck gue cuman nanya."

"Mau main." Jisoo sangat tahu apa kata main yang Bobby ucapkan tapi entah mengapa dirinya tidak suka dengan itu.

"Apasih, pulang sana lo. Nanti gue nyusul setelah Suho balik dari kamar mandi."

Bobby melengos tidak peduli, "Lu tuh yang apaan, kenapa tiba-tiba jadi ngelarang gue? Emang lu siapa gue?"

Jisoo mengernyit dengan sentakan dari Bobby, apa lelaki di hadapannya ini mabuk? Tapi Jisoo lihat Bobby baru saja meminum dua gelas dan Bobby bukanlah tipikal cowo yang gampang mabuk.

"Ko lu ngegas sih sama gue? Gue cuman nyuruh pulang lu."

"Dan gue enggak mau." Bobby berdiri dan berjalan ke arah dance floor, menari-nari tidak jelas di sana dan menyerangi tangannya pada tubuh-tubuh perempuan yang juga sedang menari-nari.

Jisoo memandang tidak suka pada sifat Bobby yang ini, walau Jisoo tahu Bobby jarang sekali melakukan hubungan badan dari pada dirinya yang hampir setiap hari.

Apa kini Jisoo sedang cemburu? Tidak mungkinkan. Jisoo hanya menganggap Bobby sebagai pelariannya disaat penat akan masalah keluarganya. Jisoo menganggap Mino dan Bobby sama saja.

"Sayang." Jisoo tertegun saat Suho sudah memeluknya dari belakang.

"Mau langsung pulang atau ke hotel dulu? Atau apartement aku?"

"Kita pulang aja ya? Aku juga capek, tadi kita udah ngelakuin kan? Jadi lain kali aja lagi."

Suho mencium pipi Jisoo sekilas dan selanjutnya menganggandeng Jisoo keluar, Jisoo sempat melirik kembali pada Bobby yang kini sedanh berciuman panas dengan seorang perempuan. Jisoo membungkam mulutnya, merasakan amarah yang tiba-tiba saja bergejolak dalam dirinya.

-

Mino fokus pada televisi di depannya walau sesekali melirik ke arah jam yang tertempel di dinding, sudah tengah malam tapi Bobby masih belum pulang membuat Mino jadi khawatir.

"Mabuk kali ya tuh anak? Atau mungkin dia ketiduran setelah ngelakuin sex?" Oke Mino lebih yakin sama opsi kedua.

Mino mengambil ponsel di sampingnya saat mendengar ada notifikasi yang masuk dari sana, Mino mengernyit saat melihat salah satu pop-up instagramnya.

Irene_hnndra liked your photo

Mino mengenyit melihat bahwa photo lamalah yang di like oleh orang itu, Mino membuka akun instagram orang itu dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui bahwa akun itu milik kakanya Jisoo.

Mino menscroll, melihat-lihat isi post milik kakanya Jisoo itu.

"Hm, cantik juga."

-

"AHHHH." Irene udah teriak-teriak sendiri, dia tadi sedang sedang negstalk instagram Mino seperti biasanya tapi malah kepencet like. Apalagi photo yang Irene like adalah photo lama Mino membuat Irene tambah malu dibuatnya.

"Ini kalau Mino mikir yang enggak-enggak gimana? Aduh padahal besok mau deketin tapi malah ancur duluan image nya." Irene terus merengek sana-sini.

Untung saja dia di rumah sendiri jadi tidak akan ada yang heran seorang Irene Hanindra yang mempunyai image kalem sekarang sedang seperti kebakaran jenggot memikirkan bagaimana image nya di depan orang yang dirinya suka.

"Oke tenang Rene, santai. Apapun pendapat dia jangan pernah mundur untuk pedekate besok. Kamu pasti bisa, semangat." Irene kembali menyemangati dirinya yang sudah hampir tidak punya muka di depan Mino.

-

Komennya dong? Biar cepet lanjut nihhh

Different (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang