Satu persatu semuanya akan terungkap

816 110 6
                                    

"Hari ini kan sidik jarinya bakal di ketahui milik siapa kan Bang?" Tanya Bobby dengan semangat menggema, menanyakan hal yang mereka berdua tunggu-tunggu untuk waktu yang lama.

"Iya, siang nanti." Ucap Mino tenang, sebenarnya dalam hatinya dia sangat berdebar sekarang.

"Yaudah deh, gue mau sekolah dulu sekarang. Hubungi gue saat hasilnya keluar nanti." Mino mengangguk singkat, membuat Bobby langsung keluar dari apartement mereka dan bergegas ke arah parkiran.

Jisoo dan kekuatan dirinya atas diri Bobby membuat Bobby rela bangun pagi dan bersiap menjemput sang Princess yang diyakininya kembali tidur setelah membangunkan Bobby subuh tadi.

Bobby memarkirkan motornya di halaman luas rumah kekasihnya, sebelum turun ia memperhatikan dua mobil mewah yang juga di parkirkan di sampingnya.

Bobby menelpon Jisoo beberapa kali tapi sama sekali tidak ada jawaban, akhirnya Bobby turun dari motornya dan berjalan masuk ke teras rumah di depannya. Ia baru saja akan mengetuk pintu saat seorang lelaki berbadan tegap membuka pintu dan kini berdiri di depannya dengan tatapan tajam.

"Ada yang bisa saya bantu?" Bobby tertegun dengan ucapan dingin lelaki di depannya.

"Oh-iya-iya, saya mau bertemu dengan Jisoo." Selama beberapa detik lelaki di depannya hanya memperhatikan Bobby dari atas hingga bawah dan melakukannya beberapa kali.

"Silahkan masuk."

Lelaki tadi berbalik membuat Bobby mengikutinya ke dalam, ia di bawa ke ruang tamu dan mendapati satu keluarga yang sedang makan bersama. Tapi apakah ini bisa di sebut keluarga saat seorang perempuan menunduk dan tak menyentuh makanannya sama sekali, sementara satunya lagi hanya mengaduk-aduk makanannya dengan canggung.

"Bos ada tamu."

Lelaki yang di panggil Bos tersebut mendongak dan memperhatikan Bobby dari atas hingga bawah, juga perempuan yang sepertinya istrinya juga memperhatikan Bobby dengan tatapan tajam.

Irene yang tadinya hanya mengaduk-aduk makanannya terkejut melihat Bobby yang kini berada di rumahnya, ia memperhatikan Jisoo yang bahkan tak peduli dan masih menunduk setelah di marahi tadi.

"Siapa kamu?" Tanya Indra dingin, ia memperhatikan kedua anaknya yang mungkin memiliki hubungan dengan lelaki yang memakai baju sekolah saja tidak benar.

"Saya Bobby om." Ucap Bobby lantang tanpa terintimidasi oleh tatapan tajam yang di pancarkan oleh Orangtua Jisoo dan Irene.

Jisoo yang mengenal dengan baik nama tersebut langsung mendongak, menatap Bobby dengan tatapan lemah. Jisoo menyalahkan dirinya sendiri kini karena meminta Bobby untuk menjemputnya tanpa tahu Orangtuanya akan datang.

Bobby akan masuk daftar hitam Orangtuanya dan hidupnya akan selalu di awasi mulai sekarang dan Jisoo merasa akan sangat menyalahkan dirinya untuk itu.

"Kamu kesini untuk apa?" Tanya Hanindya sarkas, ia sangat tidak suka dengan penampilan pemuda di depannya.

"Saya kesini untuk menjemput Jisoo tante." Kedua Orangtua Jisoo langsung menoleh dan menatap Jisoo tajam membuat Jisoo menggigit bibirnya kuat-kuat.

"Oh udah hampir mau masuk sekolah ya?" Ucap Jisoo canggung. "Ayo Bob berangkat." Jisoo bangun dari duduknya, ia menunduk singkat pada Orangtuanya dan melangkah kepada Bobby. Menariknya keluar dari dinginnya suasana yang tercipta setiap Orangtuanya datang.

Jisoo menghela nafasnya panjang, seolah sejak tadi dirinya menahan nafas.

"Ayo Bob pergi." Bobby menaiki motornya tanpa bertanya lebih lanjut, pasti Jisoo akan menceritakan semuanya saat dirinya sudah tenang dan santai.

Different (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang