Diberi kesempatan

1.7K 170 13
                                    

Jisoo merasa bingung lelaki itu tidak menghubunginya sejak kemarin, Bobby tuh pasti selalu gangguin Jisoo setiap saat tapi kenapa tiba-tiba sekarang enggak ada kabar? Bahkan saat Jisoo kembali ke apartement aja ternyata Bobby enggak ada.

Tapi kenapa juga Jisoo harus peduli? Bukannya bagus kalau Bobby enggak gangguin dia gini. Jisoo bisa hidup tenang.

Tapi enggak bisa!

Bobby bikin dia kepikiran terus sama sikapnya yang berubah sejak kemarin.

Jisoo mengganti bajunya menjadi baju sekolah, masih ada waktu untuk dirinya pergi ke sekolah. Berharap tidak terkena hukuman dulu dari guru BK dan juga ceramahnya karena Jisoo jarang sekali masuk.

Jisoo benar-benar ingin cepat sampai, terbukti dari dirinya yang hampir jatuh terkena kursi meja belajar saat ingin mengambil tas sekolah miliknya.

Tidak memperdulikan kakinya yang sedikit nyeri Jisoo segera berlalu keluar dari rumah, ia bersyukur karena tidak melihat mobil Kakaknya jadi tidak akan ada yang merecoki harinya.

Jisoo memakai mobilnya, dengan kecepatan di atas rata-rata Jisoo mengendarainya.

-

Jisoo berjalan santai di koridor, merasa malu jika dirinya harus berlari-lari tidak jelas. Apalagi dirinya lumayan di kenal sebagai pembuat onar di sekolahnya, jadi akan banyak yang memperhatikannya jika dirinya lari-lari tidak jelas.

Jisoo memasuki kelasnya dan langsung di sambut banyak sorakan, ia menoleh mencari seseorang yang memang dirinya cari.

"Eh lu datang Jis, hampir aja gue alpain." Jisoo mengernyit ke arah Yuqi, pasalnya walaupun sering sekali tidak sekolah biasanya Bobby akan memberitahu Yuqi—selaku absensi untuk ijin atau pun memberitahu bahwa Jisoo sakit dengan ribuan alasan tidak jelasnya.

"Bobby mana?" Tanya Jisoo entah pada siapa.

"Mau ke kantin katanya laper—" belum juga Lisa menyelesaikan kalimatnya, Jisoo sudah melempar sembarang tasnya dan melesat ke arah kantin.

Jisoo memberhentikan larinya, langsung tertegun melihat pemandangan yang tidak jauh darinya. Jisoo melihat Bobby dan teman sekalasnya—Nayeon sedang bercanda tawa bersama.

Memang sebenarnya tidak aneh karena Bobby mempunyai sifat friendly dan juga suka sekali menggombal. Tapi Bobby hanya orang yang melemparkan gombalan lalu tidak peduli, Jisoo tidak pernah melihat Bobby jalan dengan perempuan ataupun sekedar makan bersama.

Rasanya hati Jisoo kini teriris, apa posisinya kini sedang berusaha Bobby ganti dengan perempuan lain?

Ah, bukannya itulah kemauan Jisoo tapi kenapa dirinya tidak bisa menerimanya?

Jisoo mendesah sebelum berbalik kembali ke kelas, merenungkan sikapnya yang sangat aneh pada Bobby hari ini.

Kenapa Jisoo harus kesal saat Bobby kini mau membuka hatinya untuk seseorang? Kenapa rasanya Jisoo tidak rela posisinya di gantikan.

Apakah sekarang posisi Bobby di hatinya telah berubah?

-

Irene tengah makan di kantin seorang diri, dirinya baru saja menyelesaikan mata kuliah terakhirnya untuk hari ini. Niatnya setelah ini dirinya akan pulang dan beristirahat. Lagi pula nanti malam Irene akan di ajak ke makan malam papa dengan kolega-koleganya.

Sebagai anak yang memang diunggulkan di keluarga Irene memang mempunyai banyak jadwal di luar jadwal kuliahnya, seperti mengikuti acara Papa dan Mama-nya.

Irene merasakan bahunya di tepuk dan saat berbalik Irene sontak terkejut dengan siapa yang kini sedang memandangnya.

-

Different (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang