Anak yang tak diinginkan

2.9K 213 3
                                    

Jisoo memasuki rumahnya dengan keadaan lesu, lebih tepatnya kehilangan banyak tenaga karena melakukan hubungan intim dengan Suho hingga berulang kali karena lelaki itu selalu tidak puas. Jika Jisoo tidak merengek lelah mungkin Suho tidak akan melepaskannya hingga esok datang, setelah memastikan Suho tidur akhirnya Jisoo meminta Mino menjemputnya dan mengantar ke rumah.

Jisoo terus memasuki rumah dan ingin segera mengistirahatkan tubuhnya, berharap semoga kakanya itu tidak membuatnya kabur dari rumah lagi hari ini karena lelah berdebat.

"Jisoo Jisoo selalu saja tidak mengerti." Jisoo menegakan tubuhnya, nafasnya langsung memburu saat mendapati papa, mama dan juga kakanya sedang duduk di ruang tamu dengan cangkir teh yang menemani mereka.

Jisoo mendengus saat melihat Irene malah mengalihkan atensi tidak peduli padahal adiknya sedang ditatap dengan tatapan membunuh oleh kedua orang tuanya. Sudah Jisoo bilang Irene itu bertopeng, dirinya selalu memakai topeng di depan Jisoo seolah menjadi kaka yang baik tapi jika di depan orang tuanya Irene akan bersikap seperti Jisoo bukan siapa-siapa yang harus di bela.

"Kenapa kamu enggak bisa kaya kaka kamu? Hidup itu ada aturannya, enggak bisa kamu buat semaumu. Harusnya kamu kaya Irene, dia belajar dan terus membanggakan enggak kaya kamu yang hidupnya cuman bikin malu. Kamu tuh papa kasih hidup buat ngebanggain." Jisoo memejamkan matanya, menikmati irisan pisau dari setiap perkataan papanya.

"Kamu tuh enggak malu apa diomongin terus dimana-mana? Iya kalau dipuji." Jisoo menarik nafas dalam.

Ia tersenyum miring saat melihat Irene masih saja bersikap tidak peduli padanya. Cih, topengnya bagus banget.

"Lu engga mau ngomong juga?" Irene yang mendengar suara Jisoo langsung menegakkan tubuhnya.

"Lu enggak mau ngomong atau protes supaya gue jadi adik yang mirip sama lu? Ayo protes mumpung masih gue dengerin, nih mumpung lagi ada yang bakal ngebela lu."

"Jisoo." Bentak papanya.

"Apa pa apa? Mau belain dia? Bahkan dia belum ngomong apa-apa." Jisoo mendecih membuat papanya naik darah.

Jisoo berlari memasuki kamarnya, masih ia dengar teriakan yang meneriakan namanya dari dalam kamarnya. Jisoo menyender di belakang pintu hingga tubuhnya merosot, kenapa harus Jisoo yang diperlakukan enggak adil?

Jisoo mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang yang biasanya selalu ada disisinya pada saat apapun tapi tidak ada jawaban.

"Ck, dia marah kali ya karena gue enggak pulang bareng dia?" Gerutu Jisoo.

Jisoo terus menelponnya tapi enggak ada jawaban akhirnya dia beralih ke nomor lain.

"Halo."

"Bobby dimana bang? Ko telepon gue enggak diangkat."

"Tidur tuh dia, katanya hari ini sangat melelahkan."

"Anjirr, alay banget sumpah sepupu lu tuh."

"Ck, kaya enggak tahu dia aja lu."

"Yaudah deh berarti lu yang harus jemput gue lagi."

"Kenapa lagi lu?"

"Cie tau aja gue lagi kenapa-napa. Orang tua gue pulang dan gue abis dicaci maki kaya biasa makanya males banget di rumah."

"Yaudah tunggu gue otw."

"Oke."

Jisoo memutuskan mengganti baju dulu sebelum Mino datang, ia juga menyiapkan baju untuk bermalam di apartement Mino dan Bobby.

Setelah melihat pesan Mino yang mengatakan dirinya sudah di depan Jisoo langsung bergegas kesana. Ruangan yang tadinya terdapat orang kini sudah sepi, Jisoo bodo amat dan langsung kembali melangkahkan kakinya.

"Kamu enggak papa dek?" Jisoo menghentikan langkahnya, berbalik dan menemukan seorang perempuan yang kini sudah memakai topengnya. Ck, hebat sekali dirinya.

"Mama sama papa udah berangkat lagi ke luar negeri mereka mau ke—"

"Ck, gue enggak peduli." Potong Jisoo.

Jisoo melengos dan kembali berbalik meneruskan jalan keluar, Jisoo dapat merasaka bahwa kakanya mengejarnya. Dapat jisoo lihat bahwa mobil Mino sudah terparkir di pelataran rumahnya dengan Mino yang bersandar disana.

Jisoo berbalik, dia curiga dengan ekspresi kakanya tadi pagi terhadap Mino dan kini ekspresi itu kembali dirinya tampilkan. Bisa Jisoo simpulkan bahwa Irene kenal Mino.

Jisoo berjalan ke arah Mino, "Lama banget sih lu, kegantengan gue luntur nih." Jisoo hanya mendecih.

Jisoo membalikan badannya kembali melihat Irene yang masih terdiam di tempat dan atensinya tertuju ke arah Mino.

"Bang lu kenal kaka gue?" Mino mengernyit sebelum mengikuti arah pandang Jisoo pada Irene.

Mino tampak berpikir mengingat-ingat apa dia pernah melihat wajah itu, "Cewe night stand gue kali ya?"

Jisoo langsung melihat ke arah Mino dan menatapnya tajam, "Enggak mungkin elah dia tuh anak baik-baik."

"Yaudah berarti gue enggak kenal." Jisoo mendengus lagi kembali melihat ke arah Irene yang masih di tempatnya.

"Tapi kayanya dia kenal lu."

"Yaiyalah gue kan famous." Jisoo mendicih dan langsung menaiki mobil Mino, Mino masih disana mencoba menelisik siapa kaka Jisoo.

Pandangan Irene dan Mino bertemu membuat Irene langsung menegakkan tubuhnya, Irene ingin tersenyum tapi karena gugup senyumannya terlihat kaku. Irene langsung melemaskan tubuhnya saat Mino memasuki mobil karena teriakan Jisoo yang menyuruhnya cepat.

"Apakah Mino dan Jisoo sangat dekat hingga Jisoo bicara santai dengannya?" Irene bergumam sendiri.

"Kenapa Mino selalu bersama Jisoo? Apa mereka sepasang kekasih?" Irene menegang sendiri karena kalimatnya. Memikirkan kemungkinan-kemungkinan untuk menyangkal pendapatnya tadi.

Irene memutuskan kembali masuk ke dalam rumah dan membuka laptopnya, langsung mencari instagram Mino. Irene sebenarnya tidak mengikuti instagram milik Mino tapi dirinya selalu stalk setiap saat, Irene baru sadar bahwa Mino dan Jisoo berteman di sosial media.

Irene beralih pada instagram Jisoo, dia mengikutinya tapi adiknya tidak mengikuti balik. Irene mendesah pasrah saat tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan di instagram adiknya.

Eh, sebentar ada username yang aneh di sini. Dia selalu mengomen disaat Jisoo memposting sesuatu, KimIbob. Irene langsung beralih pada dirinya dan saat scroll ke bawah Irene menemukan suatu foto yang terdapat tiga orang di dalamnya.

Orang yang memiliki instagram di tengah merangkul Jisoo dan Mino di kedua sampingnya. Apakah mereka bersahabat? Terlihat dari betapa akrabnya mereka.

Irene iri Jisoo bisa tersenyum seperti itu di dekat Mino, Irene juga menginginkannya.

Different (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang