Keluarga macam apa sebenarnya?

1.2K 159 13
                                    

Finally, our blackpink comeback again with their sad song. That song make me sad too, please make me their song get 100M or maybe 200M 24h.

Jisoo running is faster than my write this work, our girls very look sad at their mv.

Jangan lupa streaming terusss yaaaaa, please make me our girls happy with that.

***

Irene tahu cepat atau lambat orang tuanya akan menemukannya, tapi tidak saat Irene baru bangun tidur sudah ada yang menggedor-gedor pintu kamar hotelnya. Kenapa tidak saat Irene mau berangkat kuliah? Ini sangat merepotkan diseret keluar dengan baju tidur yang masih melekat di tubuhnya. Bahkan tatapan orang-orang yang melihatnya di lobby hotel. Irene seperti gembel yang di seret karena tidak mampu membayar hotel bintang lima.

"Setidaknya biarkan saya ganti baju." Pinta Irene pada dua orang berbadan tegap yang kini dengan seenaknya mengapit kedua lengannya.

"Tuan sudah menunggu di rumah, Nona harus cepat sampai di rumah karena Orang Tua Nona akan kembali terbang ke Prancis." Irene mendecak, memangnya Orang Tuanya itu punya waktu banyak untuk Irene? Tidak pernah.

Mereka pulang hanya untuk menjaga rekan bisnis mereka dan memamerkan Irene sebagai anak yang di banggakan.

Irene berhenti, membuat kedua orang yang menariknya juga menghentikan langkah mereka di depan seorang lelaki yang menatap keduanya dengan tatapan tak terbaca.

"Siapa mereka?" Ya Tuhan, Irene bahkan tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan menampilkan sisi dirinya dengan baju tidur dan juga rambut berantakan pada orang yang sudah lama ia puja. Irene nobatkan hari ini sebagai hari terburuk dalam hidupnya.

"Kamu ngapain di sini?" Irene melepaskan kaitan tangan kedua suruhan Papanya, satu tangannya di gunakan untuk menyisir rambut sementara satunya lagi di gunakan untuk merapihkan baju tidur hello kitty miliknya, bahkan Irene mencoba menyembunyikan kedua kakinya yang memakai sendal hello kitty.

Mino mengangkat alis, masih memperhatikan kedua orang dengan rahang tegas yang menatap tajam ke arahnya. Seolah Mino pengganggu bagi keduanya.

"Mau nganterin mobil lu." Mino menyerahkan kunci mobil di tangannya kepada Irene. Irene menerimanya, walau kerap kali menutupi wajahnya yang tanpa make up dengan kedua tangannya. "Mereka ganggu lu?"

Irene tahu ucapan Mino merujuk pada dua lelaki yang masih menunggunya dengan wajah tak sabar, ingin rasanya Irene menyuruh keduanya pergi dan memberitahu bahwa Irene harus berbicara lebih lama dengan pujaan hatinya. "Eh, enggak ko."

"Nona ayo, Tuan menunggu." Irene kembali di tarik tapi gerakan Mino yang mendorong penjaga-penjaga itu membuat langkah mereka terhenti.

"Jangan kasar dong, dia cewek!" Suara berat Mino membuat Irene tertegun, tatapan mata yang menyiratkan kemarahan malah membuat Irene Hanindra tersenyum. Mino kalau lagi cool gini ganteng banget.

"Bukan urusan anda!" Desis lelaki yang ada di sebelah kiri Irene. Irene menatapnya tajam, bisa-bisanya dia bicara seperti itu kepada pujaan hati Irene.

"Ini jadi urusan gue kalau yang elu tarik pacar gue!" Irene mengerjapkan matanya beberapa kali, semoga saja ini bukan mimpi. Karena jika mimpi Irene tidak ingin bangun dan tetap ingin di-klaim Mino sebagai pacarnya.

"Kita selesaikan ini nanti, sekarang Nona sudah di tunggu oleh Tuan di rumah." Pandangan Irene yang menunjukkan dia baik-baik saja, mau tidak mau membuat Mino mundur dan tidak mencegah lebih lanjut.

***

"Ayo sekolah." Lagi-lagi Bobby harus mengeluarkan suaranya yang sama sekali tidak di gubris sedikitpun oleh perempuan yang berbaring di ranjangnya tanpa sehelai benang pun. "Jisoo, ayo dong!"

Different (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang