Hingga semuanya sudah baik-baik saja. Sendiri itu lebih leluasa, hingga aku mulai terbiasa. Dari sini aku mulai mengerti, ternyata banyak waktu yang terbuang hanya karena memikirkan luka. Nyatanya di luar sana banyak hal luar biasa.
Hingga aku menemukan tempat yang tepat. Tempat kumenuangkan semua keluh kesalku dalam goresan aksara. Rupanya aku belum terlambat, Sang Pencipta masih memberiku kesempatan untuk bahagia. Meskipun semua kisahku selalu berakhir luka. Namun, aku masih bisa merasakan nyawa. Dalam setiap goresannya kuberi nyawa supaya lebih nyata.
Benar atau tidak ... apa aku sudah melupakan semua goresan luka? Nyatanya aku bahagia karena cerita baru. Sebab aku menemukan nyawa dalam setiap aksaraku.
Tulungagung, 21 November 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Ragu
PoetryKolaborasi prosa Cellia Vidyana x Alifia Loveista Rasanya sudah kaku untuk merasakan apa itu detak yang sering mereka bicarakan. Jangan salahkan kenapa detakku kaku, sebab detakku sudah berulangkali runtuh. Setiap aku menggenggamnya, setiap itu juga...
