Aku terus ....

4 2 0
                                    

Aku terus memandang room chatku dengan Guitara. Akhir-akhir ini notifikasi selalu tentangnya, kami selalu bertukar kabar, pikiran dan entah banyak hal yang kami bahas di sana. Nyatanya, hal ini tak pernah kubayangkan sebelumnya, bisa akrab dengan lawan jenis setelah insiden kala itu. Ternyata dia sosok yang baik, selama ini aku yang terlalu berekspetasi jauh.

Harusnya aku berterima kasih, perihal dia tak mundur untuk bisa berteman denganku. Berteman? Kami sudah berteman? Meskipun kata itu tak pernah dijelaskan secara terang-terangan, tapi aku merasa dia sosok teman yang baik, ramah, dan bijaksana.

Dilihat bagaimana ia mudah bergaul dan berteman dengan semua anggota. Bijaksana perihal menyelesaikan sesuatu dengan kepala dingin. Mungkin tak banyak yang kutahu perihalnya, hanya mengamati via room chat dan cara berpikirnya aku sok tahu tentangnya.

Kali ini aku hanya berkutat dengan tumpukan tugas kuliah yang melelahkan. Tak sempat aku membuka notifikasi grup kepenulisan sedari pagi yang terus hadir menyapa ponselku. Hingga larut malam aku baru bisa meregangkan otot-ototku yang mulai kaku, mataku mulai sayu. Sekadar menghormati mentor di grup, aku pun membalas pesan yang memanggil namaku setelah itu tubuh munggilku siap merebahkan di kasur empuk, siap terlelap. 'Apa aku melupakan sesuatu hari ini?'


Tulungagung, 13 Agustus 2021

Aku dan Ragu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang