Malam ini terasa ....

6 1 0
                                    

Malam ini terasa berbeda, percakapan kami semakin hari semakin intens. Dia, Guitara, memang pendengar yang bijaksana. Dia, Guitara, mengemas tema percakapan yang membuat suasana berwarna. 

Apa aku sudah terlalu percaya? Hingga berani bercerita tentang kisah luka yang masih mengangga? Kisah lara yang membuatku jatuh ke lubang bernama kecewa. 

Aku tak pandai bercerita, tetapi dia bisa membuatku nyaman ketika aku berani membuka lembaran lama. Ada perasaan ragu dan takut tiba-tiba, apa yang nanti ia maknai dari kisah lara yang tak bermakna?

Aku memang bukan karakter yang baik dalam sebuah cerita. Aku hanya melangkah terlalu jauh hingga jatuh ke lubang bernama kecewa. Luka dan kecewa yang kualami adalah kebodohanku yang terlalu buta akan satu kata bernama cinta. Ya, aku terlalu terbuai oleh kata manisnya hingga akhirnya aku yang membayar luka. Bagaimana rasanya ketika tulusmu diduakan? Pengorbananmu di sia-siakan.

Setelah jatuh terlalu dalam, itulah alasanku menutup semua ruang bernama cinta. Cukup lama aku menepi untuk berdiri. Sejak itulah aku berusaha menutup jalan untuk mencari; baik mencintai atau dicintai.

Guitara, dengan berani aku berterima kasih atas luangmu untuk mendengarkan cerita tak bermakna.

Tulungagung, 9 Oktober 2021

Aku dan Ragu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang