DUA PULUH TIGA

16.3K 2.1K 499
                                    




"Aku merindukan oppa"

Kata itu seperti sihir untuk Yoongi. Lantas ia menatap tangan Baram yang menahannya. Beralih pada wajah penuh harap milik Yoo Baram padanya.

Salah satu kelemahan Min Yoongi terhadap Yoo Baram.

"Masuk lah. Aku akan menemanimu hingga tertidur"

Baram tersenyum simpul mendengar persetujuan dari Yoongi yang akan menemaninya. Celah untuk bersama Yoongi tidak lah sulit, jika ia terus mendesak pria ini untuk berada di sisinya.

Baram sangat tau jika Yoongi tak akan pernah tega melihat wajah menyedihkan miliknya. Hanya perlu berakting seolah menjadi pihak paling menderita. Baram akan mendapatkan kembali Min Yoongi seutuhnya.

Baram, tidak ingin kesepian di dunia ini. Ia butuh seseorang sebagai sandaran hidupnya. Meskipun harus dengan cara yang buruk sekalipun ia harus mendapatkan keinginannya. Karena selama ini, hal itu yang ia terima dan pelajari dari orang-orang sekitarnya.

"Seokjin tetap memfasilitasi mu dengan baik meskipun sudah bercerai" Tukas Yoongi tersenyum miring setelah mereka masuk kedalam apartemen mewah milik Baram yang diberikan Seokjin setelah perceraian mereka.

"Hanya takut nama nya menjadi buruk jika melemparkan ku tanpa apa pun" Balas Baram.

Yoongi mengerti, kehidupan pengusaha yang disorot oleh media sangatlah berbahaya jika kehidupan dengan berita buruk mereka tersebar.
Begitupun ia saat ini, ia harus hati-hati. Jika tidak kehidupan nya akan kacau karena sorotan media.

"Sekarang tidurlah. Aku harus kembali pulang" Ujar Yoongi dengan nada dinginnya.

Mendengar ucapan dingin dari Yoongi. Membuat Baram berjalan kearah Yoongi, menyelipkan kedua tangannya di antara tangan Yoongi. Memeluk pria itu dan menyandarkan kepalanya dibahu Yoongi.

"Apa karna seseorang yang sekarang berada di rumah mu oppa?"

Astaga, bagaiamana bisa Yoongi melupakan dan meninggalkan wanita itu begitu saja.

"Seseorang itu berstatus istriku" Ucap Yoongi yang memiliki sebuah tujuan dari ucapannya.

Baram semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Yoongi. "Aku tau. Tapi tidak bisakah malam ini oppa bersama ku saja? Aku... Merasa kesepian. Ini menakutkan" Lirih Baram.

'Pada akhirnya memang hanya aku yang kau butuhkan Yoo'

Yoongi tersenyum miring. Melepaskan pelukan mereka dan menatap wanita yang terus memeberikan tatapan penuh harap itu padanya.

Dan Yoongi, menyukai kemenangan ini. Ia akan membuat Baram bertekuk lutut dan terus memohon padanya mulai hari ini.

"Hanya untuk hari ini" Ucap nya datar.

Dengan sengaja Baram menggunakan pakaian tidur yang rasanya mampu untuk meningkatkan gairah Yoongi. Beberapa tahun menjalin hubungan ia sangat faham bagaimana kepribadian Min Yoongi.

Baram tidur dengan keadaan menyamping dan terus menatap Yoongi yang sekarang tengah berbaring di sofa yang berjarak 2 meter dari ranjang. Berharap jika pria itu tergoda dan mereka akan memiliki malam yang panjang seperti dulu.

Baram atau Yoongi sendiri sama-sama merindukan hal itu. Tapi untuk saat ini Yoongi akan menahan segala godaan yang Baram berikan, karena ini baru permulaan. Yoongi tidak ingin gegabah.

Yoongi ingin Baram mengemis padanya.

Baram mengumpat kesal ketika Yoongi sudah memejamkan matanya. Dengkuran halus menggema menandakan jika pria itu sudah berada di alam mimpinya.

Spring Day (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang