TIGA PULUH EMPAT

19.4K 2.4K 615
                                    

17+ everyday oh na na na


💜 Happy Reading 💜

Mata Areum terus menatap begitu datar kepada wanita yang juga menatapnya dengan tatapan bengis dan penuh benci. Areum tahu, ucapannya terdengar sangat keterlaluan untuk sesama wanita. Tapi prilaku Baram lah yang membuatnya terdorong untuk melakukan semua ini. Tidak akan ada api, jika tidak ada yang menyulutnya terbih dahulu. Jujur ini bukanlah Areum yang sesungguhnya. Ia juga merasa sesak ketika harus menuntut dirinya menjadi seperti ini. Ia tidak mau menjadi orang jahat, ia hanya ingin mempertahankan haknya. Jika dengan cara baik Areum tidak bisa mendapatkannya, dengan cara buruk mungkin jalan satu-satunya.

Sementara Yoongi, sangat tahu tujuan dari ucapan Areum untuk tidak memberikan rasa cinta itu pada orang lain. Sulit. Sangat sulit bagi Yoongi untuk melakukan itu, karena Baram bukanlah orang lain baginya. Keinginan Yoongi terhadap Baram hampir tercapai dan keinginannya terhadap Areum sekarang sudah tercapai, namun sekarang ia terjebak diantara keduanya.

Ia tidak bisa menyalahkan Areum atas kesulitannya untuk bersama Baram. Karena Yoongi sendirilah yang menginginkan pernikahan bersama Areum dan karena keinginan dan perbuatannya jugalah hingga seorang calon bayi mungil akan hadir di tengah-tengah kehidupan mereka.

Bohong jika Yoongi tidak senang. Ia teramat senang mengetahui ini semua. Sama seperti Areum, berita bahagia ini menyempurnakan dirinya sebagai seorang pria, karena kelak ada seorang anak yang akan memanggilnya dengan sebutan Ayah. Meskipun ada sedikit penyesalan karena bukan dirinyalah orang pertama yang mengetahui semua ini. Dan sedikit sesak ketika Areum berkata jika ia mengetahui kehamilannya dalam rasa sakit dan kekecewaan terhadap Yoongi.

"Terimakasih, karena kau juga telah menyempurnakan ku sebagai seorang pria. Dengan menjadikanku seorang ayah dari anak... kita," terdapat jeda dari ucapan Yoongi. Meskipun begitu, ucapan tersebut tulus dari hatinya. Hanya saja ada sedikit kegugupan dalam menyebut kata 'kita' diantara mereka saat ini setelah semua yang terjadi.

Areum melepaskan pelukan mereka, dan mundur selangkah dari Yoongi agar mereka bisa saling beradu tatap satu sama lain. Areum tahu, wanita itu masih berdiri diambang pintu. Satu langkah mundur Areum dari Yoongi, maka Areum akan mengambil satu langkah maju untuk Baram. Agar wanita itu mundur satu langkah dari Yoongi dan membuktikan jika Yoongi sah milik Areum.

"Aku... butuh ciuman terimakasih."

Mata Yoongi mendadak liar mendengar penuturan Areum. Mencari kesungguhan pada manik mata wanita di depannya ini. Rasa-rasanya Yoongi tidak percaya jika Areum mengucapkan kalimat itu padanya. Tapi, tatapan keseriusan dari Areum membuat fokus Yoongi sekarang teralih pada satu titik.

Titik dimana Yoongi bisa memenuhi permintaan Areum.

Bibir mungil yang biasanya memiliki rona merah, sekarang terlihat sedikit memucat. Namun tetap tidak mengurangi hasrat Yoongi untuk memberikan satu kecupan di sana. Bahkan tidak hanya sekedar kecupan belaka, Yoongi sering terjebak untuk melakukan sesuatu yang lebih dari itu.

Dengan mata yang masih saling beradu tatap, tanpa Yoongi sadari tangannya sudah terangkat untuk mengelus lembut pipi Areum. Wajah yang terlihat masih sama seperti pertama kali mereka bertemu. Wajah polos dengan sorot mata kesedihan. Yang Yoongi sadari kesedihan itu sekarang bersumber dari dirinya.

Perlahan Yoongi mulai mendekatkan wajahnya, menuruti permintaan Areum. Memberikan satu kecupan yang cukup lama pada bibir Areum. Begitupun Areum yang mendekap pinggang Yoongi begitu erat membuat kedua tangan Yoongi spontan menangkup kedua sisi wajahnAreum untuk memperdalam ciuman mereka.

Yoongi membawa tubuh mereka untuk jatuh perlahan di ranjang, tangan Areum yang semula berada di pinggang Yoongi sekrang telah beralih dan mengalung indah pada leher pria itu. Sementara kedua tangan Yoongi harus siap bertumpu agar tidak menghimpit tubuh Areum.

Spring Day (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang