💜 Happy Reading 💜
Senyuman kebahagiaan yang tadinya menghiasi wajah tampan Yoongi dengan bayangan indahnya seketika pudar digantikan dengan kecemasan yang melanda seluruh tubuh dan pikirannya. Wanita yang berstatus sebagai istrinya yang sekarang tengah mengandung itu tidak juga membuka matanya meskipun Yoongi telah mencoba membangunkannya.
Seluruh tubuh Areum terasa sangat panas. Tidak ada waktu lagi untuk menunggu Areum untuk bangun. Dengan keadaan yang masih berantakan, Yoongi langsung menggendong tubuh ringkih Areum. Ia harus segera membawa Areum ke rumah sakit. Yoongi tidak mau sesuatu yang buruk menimpa Areum dan anak mereka yang bahkan baru beberapa jam yang lalu Yoongi ketahui kehadirannya.
Pikiran-pikiran buruk terus saja menghantui Yoongi selama di perjalanan ke rumah sakit. Bahkan membuat pria tersebut melajukan mobilnya dengan membabi buta layaknya orang mabuk yang sedang menyetir. Meskipun begitu, Yoongi masih memperhitungkan keselamatan mereka.
Selama Areum di periksa oleh dokter, Yoongi tidak bisa diam untuk menunggu diluar ruangan pemeriksaan. Terus saja ia mondar mandir sembari meremat jari-jarinya. Bibir Yoongi yang tadinya mendapat kecupan manis dari Areum, sekarang menjadi korban gigitan karena kegugupan pria itu sendiri.
Sungguh, Yoongi benci menunggu dalam keadaan darurat seperti ini.
Ketika dokter yang memeriksa Areum keluar dari ruang pemeriksaan, segera Yoongi menghampirinya dengan tidak sabaran.
"Bagaimana keadaan istri saya dokter?" tanya Yoongi begitu saja tanpa basi basi, karena jawaban dari pertanyaan itulah yang paling Yoongi butuhkan sekarang.
"Nyonya Areum mengalami perubahan suhu tubuh yang membuatnya mengalami demam. Ia akan segera sadar, tapi anda harus pastikan terus suhu udara di dalam ruangannya," ujar sang dokter.
"Apa penyebabnya dokter? Dan apakah ini berbahaya bagi istri dan calon anak kami?" tanya Yoongi lagi seperti orang yang kebingungan. Ini pengalaman pertama bagi Yoongi menghadapi wanita hamil. Yang tentu saja membuatnya tidak paham tentang apapun.
"Banyak faktor yang bisa menyebabkan demam untuk wanita hamil. Karena tubuh mereka yang lemah dan sangat rentan terhadap apapun, apalagi untuk masa awal seperti nyonya Areum. Demam yang tak kunjung reda memang sangat membahayakan bagi janin. Banyak dampak buruk yang akan terjadi nantinya."
Penjelasan dokter barusan membuat Yoongi terdiam, ia seperti orang yang kehilangan akal sehatnya.
"Anda tidak perlu terlalu cemas tuan Min. Nyonya Areum akan segera siuman sebentar lagi. Beruntung anda membawanya kesini tepat waktu dan demam yang dialami nyonya Areum tidak terlalu tinggi."Areum
"Tapi anda harus tetap memastikan kesehatannya setelah ini. Dukungan moril dari suami sangat penting perannya bagi istri yang tengah hamil."
Yoongi masih saja terdiam, memahami semua penjelasan dokter tersebut. Dukungan moril. Kalimat itu seperti ejekan baginya, Karena sampai saat ini Yoongi belum memberikan dukungan batin apapun terhadap Areum. Kecuali genangan air mata yang selalu menghiasi mata indah wanita itu akhir-akhir ini.
Yoongi menetralkan pikirannya terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam ruang rawat Areum. Cukup lama Yoongi hanya terdiam sembari menatap wajah yang masih menutup matanya itu. Menatapnya cukup lama seperti ini, membuat Yoongi menyadari jika akhir-akhir ini ia tidak mendapati rona cerah di wajah Areum. Terlihat pucat dengan kantong mata yang mengerikan.
Pergerakan kecil dari Areum membuat Yoongi terkesiap, dan segera menggenggam tangan ringkih itu. Areum memaksakan senyuman tipisnya disaat matanya belum terbuka sepenuhnya. Sesederhana itu bahagia Areum ketika mendapati Yoongi masih ada bersamanya ketika ia membuka mata. Meskipun tubuhnya terasa tidak baik-baik saja, namun ketika Yoongi ada disini dan menggenggam tangannya, Areum rasa ia akan segera pulih nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day (end)
Fanfiction(Kelanjutan cerita tersedia dalam bentuk E-book) 2nd SEASON SERIES Sebuah perasaan hadir tanpa bisa diduga. Tidak mengenal waktu dan siapa orang yang dicintai. Han Areum tahu, mencintai seorang Min Yoongi harus siap membuat hatinya kecewa. Harus san...