Chapter 25

1.6K 111 6
                                    

Hari berganti hari--
Bulan telah di gantikan dengan tahun, begitupun musim dingin yang telah di gantikan oleh musim semi. Banyak bunga bermekaran, suara kicauan burung seperti nyanyian yang merdu di gendang telinga.

Ini sudah 2 tahun lamanya, jungkook berobat dan ini saatnya dia pulang ke tempatnya.

Pluk

Sebuah hoodie hitam mendarat di wajahnya. Tatapan kesal ia layangkan pada pemuda berparas tampan di depannya. Dia sedikit menyeringai puas, jungkook kesal dengan tampangnya.

Dia abai pada orang itu, dia lebih fokus pada apa yang akan dia berikan kakak kesayangannya, ini berharga. Hanya ada satu di dunia ini, karena jungkook mendesain hadiahnya dengan tangannya.

"Kakak di cuekin nih. Jahatnya"

Jungkook mendongak. Yang ia lihat malah namjoon, lalu mana alien yang nyasar di apartemen miliknya ini.

"Nyari aku ya?"tuhkan baru juga di omongin. Udah nongol aja,

Jungkook mendongak kesal. Matanya menukik tajam dengan raut yang di buat marah. Jatuhnya malah gemas.

"Udah tae, kasian jungie. Lebih baik kau juga siap siap"celetuk hoseok. Kebetulan dia melihat adiknya tersiksa akan ke ganasan sahabatnya.

Mereka itu mau pulang ke negara asal mereka. Jungkook juga udah sembuh total, udah bisa lari larian kesana kemari.
Namjoon memandangi punggung jungkook lamat--

Nggak nyangka aja, padahal tinggal menunggu sentilan dari Tuhan sedikit saja adiknya pasti udah nggak ada di sampingnya sekarang ini. Waktu itu, setelah operasi udah berhasil tiba tiba jungkook kejang hebat. Nggak tau kenapa? Yang pasti setelah udah tenang jungkook koma selama 5 bulan, lama banget kan.

Jimin yang denger dari pesan dari hoseok  sempat nggak percaya ketika mulut namjoon sendirilah yang memberitaunya baru mereka berdua percaya, Jimin nangis semalaman dan yoongi ngunci kamarnya selama 3 hari 2 malam.

Sekarang udah nggak lagi. Namjoon seneng, rencananya mau ngomong ke jimin atau yoongi perihal kepulangannya. Tapi jungkook bilang nggak usah. Soalnya mau buat surprise dia. Nggak tau aja kalo kedua kakaknya yang di sana udah kepalang rindu pada bocil kelinci itu.

"Udahlah kak, turuti aja kemauan jungie kita"ujar hoseok.

"Jadi nyesel nggak dateng pas kelulusan mereka berdua...

Namjoon melihat potret jimin yang nerima medali kelulusan sekolahnya, wajahnya ceria sangat. Beda dengan wajah yoongi yang masih lempeng dan datar banget. Nggak tau lagi sebenernya yoongi itu mirip siapa sih, padahal dulu ayah atau ibunya tidak ada yang seperti dia.

"Kak, jungie udah siap. Ayo berangkat"taehyung menepuk bahu namjoon pelan. Tanda menyadarkan kakak dari sahabatnya ini sadar dari acara flashback nya

Hoseok udah berlalu sedari tadi, dia sekarang lagi nge bantu adiknya menaruh koper ke bagasi mobil.

"Kak. Apa kak yoongi kangen sama aku?"

"Pasti"

"Kok bisa tau lho. Boong ya?"tudingnya

"Nggak kok. Kak yoongi setiap jam nanyain kamu jungie, gini 'jungie udah sehat? Jungie kapan pulang? Anak itu pasti seneng di sanakan? Jungie nggak kangen rumah? Jungi ginilah, jungie gitulah' ribet pokonya dia mah"

Jungkook udah cengar cengir di dalem mobil. Seneng banget di tanyain macem macem sama kakak judesnya itu, Jungkook makin ga sabar mau ketemu yoongi.

Taehyung masuk mobil dan duduk di sebelah jungkook. Namjoon mengemudi dengan kecepatan sedang,
Semula suasana mobil itu tenang, tapi tiba tiba rame karena taehyung dengan sengaja menjahili jungkook hingga sang empu memekik tak terima.

"Sakit tau!"pekiknya memegangi pipi yang udah memerah samar.

Taehyung nyengir. Pipi jungkook itu kayak squishi baginya. Empuk terus kenyal kalo di pegang. Apalagi gigi kelinci yang nyembul lucu gitu.

Dia mana tahan deketan sama modelan uwu kek gini. Tapi kalo nggak deketan taehyung cepet rindu. Jadi dia mutusin mau ikut tinggal bersama namjoon, itung itung sebagai permintaan pertama,. Tinggal satu lagi permintaannya,

Jadi taehyung manfaatin kesempatan terakhirnya dengan baik.

"Tuhkan dia itu idiot"gumam jungkook lirih. Nggak mungkin kan jungkook ngomong di depan orangnya langsung, bisa habis pipinya.

Hoseok yang mandang taehyung dari pantulan kaca, meringis. Iya, udah nggak paham sama jalan pikir dari sahabatnya ini. Absurd, udah kayak alien yang sialnya ganteng banget.

Bang hobi bukan homophobic kok.gg

Best Of me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang