Chapter 30

1.4K 79 0
                                    

Selama di apartemen yoongi melamun. Entah apa yang dia pikirkan tapi itu membuat seokjin tak suka. Menurutnya yoongi jika seperti ini dua kali lipat menyedihkan. seperti sedang putus cinta padahal kenyataannya hanyalah seorang kakak yang amat merindukan adiknya.
Seokjin kembali mengamati setiap lekuk wajah yoongi tanpa dia sadari si empunya melotot horor ke arahnya, bayangkan saja temanmu menatapmu intens begitu, sesama jenis pula.

"Aku tau diriku tampan kim, berhentilah menatapku seakan aku ini seorang gadis!"seokjin mendengus, dirinya mendekat pada yoongi. Lebih dekat.

"Kau ini kenapa?"bisiknya, bahkan yoongi di buat merinding jika tiba tiba ada sesuatu yang lewat dan seokjin melakukan yang tidak senonoh bagaimana

"Aku tau apa yang kau pikirkan min! Jadi jangan kau kira aku gay!!"sungutnya,

Yoongi kembali dalam acara melamunnya. Baru juga sehari tapi dirinya rindu suara adiknya, huh tau gitu nggak usah setuju ucapan dosen itu,, bikin kesal saja.

"Kau rindu kelincimu?"tebak seokjin. Itu juga tak meleset, terbukti dari wajah yoongi berseri seri.

Seokjin memijit hidungnya, pusing juga melihat sahabatnya frustasi seperti ini. Secara pribadi sih dia tak peduli toh itu hidupnya, tapi jika harus tidak mood melakukan apapun dirinya yang repot. Diajak ini, diajak itu nggak mau. Merespon pun enggak,

"Telfon saja sih, atau hubungi hoseok atau adik cimolmu itu!"

"Hoseok marah padaku. Dan jimin lagi ujian semester, aku tak tega mengganggunya belajar"gumam yoongi

"Kau.. marah pada hoseok? Tidak biasanya...

Yoongi menceritakan detail kenapa dia bisa marah pada hoseok tanpa terlewat, bahkan dia juga menceritakan bagian kedatangan taehyung dan jungkook yang selalu menempeli alien itu. Setelah selesai menceritakan masalahnya seokjin malah menertawakannya, yoongi tambah kesal dan buang muka

"Astaga, kau memang kekanakan min"yoongi juga sadar kok tidak perlu mengungkitnya seperti itu

"Habis aku kesal pada hoseok yang mengoceh, sekali bicara membuatku kesal..

Yoongi membela dirinya sendiri. Enak saja dia disalahkan, memangnya salah kalau dia berbuat seperti itu pada jungkook. Dirinya hanya belum siap jika jungkook menempel pada orang lain selain dirinya.

"Sekarang begini, kau telfon lah keluargamu, minimal jimin atau siapapun itu. Dan ubah sifat possesive mu itu, jungkook juga pasti risih kau seperti itu. Makanya dia menghindari ketika kau ingin bicara soal kepergianmu ke luar kota"

Yoongi menimbang usulan dari seokjin. Benar juga, jika dirinya tetap seperti ini maka jungkook akan semakin menjauh darinya. Dia harus membiarkan jungkook berbuat seperti remaja lainnya, dirinya cukup memantau dari jauh saja. Pertama hubungi jimin dulu lalu baru pikirkan apa yang selanjutnya dia lakukan pada sifat possesive nya.

Yoongi merogoh ponsel di sakunya dan mengetik sebuah kalimat lalu mengirimnya. Setelah itu dia memasukkan lagi ponselnya kedalam saku, seokjin mengernyit bingung.

"Katanya mau nelfon jimin? Mana?"

"Tidak. Aku hanya mengirimnya pesan dan selesai"

Seokjin berang. Sungguh, sahabatnya ini selain bodoh juga tidak peka. Yang dia maksud kan hubungi jimin dan dia bicara sesuatu, lalu dia bicara lagi supaya ponsel jimin kasih ke jungkook dan dia akan mendengar suara jungkook meski hanya sekilas. Lalu masalah selesai.

"Ya ya, terserah kau pucat"

"Memang salah ya?"

Tring

"Eh, kak yoongi? Tumben"

Jimin membuka isi pesan yang di kirim kakaknya itu, lalu membacanya seksama. Sedetik setelah membacanya dia berteriak lantang,

Namjoon yang di sampingnya sampai meringis. Hoseok keluar dari dapur dan jungkook yang baru pulang dari sekolah juga ikut berlari ke arah jimin yang berteriak di ruang tamu, setelahnya taehyung menyusul.

Mereka menatap jimin penasaran,

"Ada apa jim? Kakak daritadi di sini lho...

"Awas lho jim kalau tidak penting, itu coklat panasnya tidak jadi buat kamu"ancam hoseok. Yang mana membuat jimin menggeleng tidak boleh,

Jungkook dan taehyung menyimak. Tidak perlu buka suara nanti kena semprot juga

Jimin membuka ponselnya lagi dan menyodorkan pada semua saudaranya, mereka membacanya dna kemudian mematung

Putih pucat

Jim, tolong beritau yang lain.
Kakak di sini bukan sebulan tapi bisa lebih.
Kakak juga tidak tau kapan kakak pulang
Maaf.
Kakak nggak punya pulsa buat telfon
Kasih tau jungie, kakak cinta jungie❤

                                                   Read, 23:26

Lebay sih. Tapi bisa membuat hoseok diam seribu bahasa begitupun yang lain. Nggak nyangka bakalan begini, apalagi hoseok belum meminta maaf semenjak kemarin. Bisa lewat ponsel sebenarnya tapi dari kemarin sampai sekarang tidak pernah di angkat oleh yoongi. Hoseok juga sudah mengirimnya pesan tapi nggak pernah di lihat apalagi di balas.

Entah sengaja menghindar atau apa tapi hoseok kepalang tidak tahan jika tidak dapat maaf dari yoongi.

Jungkook sendiri tidak tau jika kakak kesayangannya pergi untuk melakukan penelitian di luar kota, jadi dia hanya memandang isi pesan itu bingung. Dia menatap bergantian ekspresi kakak kakaknya, meminta penjelasan mungkin.

"Memang kak suga kemana sih?"jungkook menghentakan kakinya kesal.

Dia semalam ke kamar kakaknya itu tapi kosong, pagi tadi juga tidak ada. Jelas, karena yoongi juga udah pergi dari semalam dia ingin bicara tapi malah jungkook nya nyelonong ke kamarnya untuk main psp.
Jelas dia tidak tau,

"Makanya kalau kak yoongi semalem mau ngomong dengerin dulu!"

Nahkan jimin nya yang emosi.
Dia pergi ke kamarnya sendiri, nggak tau kenapa melihat jungkook mengabaikan kakak pucatnya agak kesal gitu. Padahal kak yoongi waktu itu mukanya keruh banget.

Taehyung mengusap surai jungkook menenangkan
"Paling kak jimin lagi banyak masalah. Ayo main game!"seru taehyung. Jungkook langsung semangat dan melupakan masalah yang sempat dia pikirkan soal perlakuan jimin tadi.
Dia menggaet lengan taehyung menuju kamarnya sendiri

"Padahal dulu anak itu menolak keras kehadiran taehyung. Tapi sekarang malah nempel kayak perangko"gumam hoseok,

Namjoon memilih pergi daripada ikutan pusing. Soal jungkook nanti bisa di pikir belakangan, yang terpenting adalah dia harus meng istirahatkan tubuhnya. Besok dia harus datang ke kampusnya yoongi, apa benar adik pucatnya itu menetap lama di luar kota atau malah cuma akal akalannya. Begitupun yoongi itu licik bung....

Best Of me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang