Chapter 24

1.4K 99 0
                                    

Cinta tidak harus di berikan pada orang terkasih. Bisa juga dalam bentuk sahabat, saudara dan masih banyak lagi bentuk cinta yang akan kita ungkapkan. Namun, benarkah orang yang di tuju itu akan merasa. Bahkan perasaan itu sudah lebih dulu hinggap ketika pertama kali mereka bertemu. Seperti senja yang muncul dan kemudian hilang tiba tiba.

Seperti halnya perasaan cinta. Namun, mereka tulus. Tidak ada canda dan kepura puraan.

"Aku kangen jungoo"gumam chen. Dia tengah berbaring nyaman di karpet beludru milik chanyeol.

Kemudian chanyeol menyusul, sembari membawa sebuah ponsel keluaran terbaru miliknya.

Chen memandang chanyeol bingung, tiba tiba saja chanyeol menyodorkan sebuah ponsel padanya. Untuk apa?

"Buat apa? Ini untukku?"

"Enak aja. Hubungi hoseok sana!"perintah chanyeol seenak jidatnya.

Chen menyambar ponsel itu sarkas. Kenapa juga dirinya yang di suruh ngehubungi si kuda itu, males banget.

"Cepat lah! Katanya kangen jungoo!!"chanyeol semakin menyodorkan ponselnya ke depan dada chen. Sang empu menerima ogah ogahan, dengan setengah hati dia mendial nomor hoseok.

Bukannya tidak suka mendengar suara jungkook, tapi dia kesal kalau harus menghubungi si hoseok itu. Tapi mau bagaimana lagi, mereka hanya punya nomor si kuda itu. Terpaksa mereka tuh.

Chen mulai menempelkan ponsel itu pada telinganya, dia menunggu dengan gusar. Tak berbeda jauh dengan chanyeol.

"Gimana kak?"

"Nggak aktif. Kayanya mereka lagi sibuk"jawab chen. Lengannya langsung jatuh ke lantai, ponsel mahal chanyeol jatuh di sampingnya.

Chanyeol mendesah lirih. Kecewa, karena dia gagal mendengar suara adik kecilnya.

Tok tok

Bunyi ketukan pintu terdengar di rungu mereka. Chanyeol beranjak dengan malas, pasti ini suho. Siapa lagi yang ngetuk pintu lebih dulu, kalau mau masuk kamar saudaranya. Tidak ada kecuali suho.

"Apa kak?"

"Ada kabar penting. Mohon minggir!"usir suho. Dia menerobos masuk ke kamar chen, tak lama ada suara langkah kaki terburu, itu luhan dengan setelan kantornya.

Dia terengah di depan chanyeol

"Jadi apa?"ujar chen. Mereka udah duduk melingkar di karpet beludru milik chen, semua mata memandang lekat suho dan luhan.

"Jungoo di jerman. Nggak tau kapan pulang, semua koneksi di putus sama temannya hoseok"ujar luhan. Dia memperlihatkan laptopnya dan menyalakan semua daftar hacker untuk mematai jungkook namun hasilnya nihil. Tidak terdaftar sama sekali 

"Lagipula siapa sih temannya hoseok itu"kesal chanyeol.

"Yah, yang pasti orang hebat"timpal chen.

"Kok kalian santai begini. Kita nggak ada informasi tentang jungoo lho"chanyeol memancing semua saudaranya. Siapa tau mereka panik gitu.

Tapi yang ada chanyeol yang di tatap datar sama suho.

"Kenapa?"

"Jungoo udah aman sama keluarganya. Kita juga bisa tenang, karena kudengar jungoo udah di operasi"ujar luhan lagi. Dia tersenyum lembut pada chanyeol,

Tapi dalam hati chanyeol kan juga pengen dengar suara jungkook. Atau paling tidak, keluarga Min menghubungi keluarganya perihal ini. Bikin kesal saja,

Tiba tiba chaeyong dan dongwook memasuki kamar chen, mereka membawa banyak paper bag di tangan mereka.

"Luhan benar sayang, jungoo lebih bahagaia bersama yoongi"ujar chaeyong.

Dia seorang ibu. Dia paham, tatapan jungkook berbeda jika sedang bersamanya atau anak anaknya yang lain. Jungkook memiliki daya tarik tersendiri.

Jungkook menatap yoongi dan saudaranya lembut, sering tertawa jika mengingat yoongi. Menceritakan semua tentang yoongi atau jimin. Sebelumnya chaeyong tidak pernah melihat jungkook sebegitu antusias
Tapi jika bersama yoongi, anak itu begitu senang.

"Ibumu benar chan. Relakan jungoo"lirih dongwook.

Chanyeol menghela, dia mengangguk lemah. Mau apapun cara mengambil hati jungkook, itu tidak akan berhasil. Karena jungkook telah yakin siapa yang di pilihnya.
Meskipun dia adalah kakak tiri yang telah merawatnya sejak kecil, tapi jungkook lebih dulu bertemu kakak kandungnya, perasaan rindu yang membuncah masih ada ketika jauh sekalipun. Karena ikatan darah sangat kuat, lebuh kuat dari apapun.

Luhan dan keluarganya lega. Jadi sekarang tidak ada alasan balas dendam atau apapun itu bukan?
Semuanya sudah clear.

Best Of me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang