Chapter 15

2K 169 5
                                    

"Jungkook adik kita kak! Kak yoon! Tolong percaya sama kak hobie. Aku yakin jungkook adik kita"jimin menangis meraung di hadapan namjoon dan yoongi.

Bukannya mereka tak percaya. Semua bukti ada di tangan mereka. Jungkook 100% adik kandung mereka yang hilang karena kecelakaan. Namjoon akui, dia sangat senang kalo adiknya ternyata berada di sekitar nya.

"Kak! Ayo jemput jungkook. Sekarang, ayo!"jimin menarik lengan namjoon dan yoongi bergantian. Namun tidak ada satupun dari kakaknya yang bergerak seinci dari tempatnya.

"JIMIN!! tolong... sekali saja mengerti keadaan. Chanyeol dan luhan tidak mungkin membiarkan kita membawa jungie. Masuk ke dalam rumahnyapun pasti kita sudah di usir"ujar namjoon.

Yoongi pergi. Dia menyambar jaket dan kunci motor.. kepalanya mau pecah memikirkan semuanya. Jungkook. Adik kelas menyebalkannya ternyata adalah adik kandung yang selama ini di rindukannya. Rindu? Senang? Ya, yoongi akui jika dia teramat bahagia mengetahui fakta itu.

Tapi, masalahnya jungkook tidak pernah menemuinya lagi. Entah dia di kurung di rumah atau memang sengaja menjauh agar chanyeol tak bertindak lebih jauh lagi.

"Jungie.. jangan lagi hukum kakak. Kakak sudah menderita, jangan lagi"

Tiba tiba ada sebuah lengan berotot melingkar di perutnya erat. Yoongi kaget tapi membiarkannya. Yoongi tau siapa orang yang memeluknya.

"Kenapa?"

"Mau pulang! Mau sama kakak"

Yoongi tau dari suaranya saja orang yang memeluknya ini menahan tangis. Suaranya serak teredam oleh punggungnya.

"J-jangan jungie... pulanglah kerumah luhan. Mereka menunggumu.. jangan lagi seperti ini"

"Kak yoongi.. hiks..hiks..gak mau pulang.. pulang sama kakak. Kak koya.. sakit,, mereka..hiks..nggak boleh ketemu..hiks..di kurung.."

Yoongi tertegun. Dia tau apa yang di maksud oleh jungkook. Yoongi tidak bisa berbuat apa apa..

"PULANG JUNG!! PERGI DARI HADAPANKU!!"

Jungkook menggeleng keras. Tidak mau, sampai kapanpun jungkook tidak mau pergi. Yoongi mendorong jungkook hingga tersungkur, pelipisnya sedikit mengeluarkan darah.

Yoongi berlari menjauh. Ini tidak bisa di biarkan, hatinya sakit setiap melihat jungkook menangis. Apalagi tadi wajahnya memucat. Tapi yoongi harus tegas untuk tidak menambah masalah lagi. Yoongi memelankan langkahnya, menoleh ke belakang.

Pemandangan yang sangat di bencinya. Jungkook di papah oleh chen. Jungkook terisak hebat. Dan yoongi bodoh karena meninggalkan jungkook.

"Maaf.. tunggu hingga kami bisa merebutmu dari Park dongwook jungie"gumam namjoon.

Dia sedari yoongi keluar rumah. Mengikuti hingga sejauh ini. Setiap pijakan yang dia ambil untuk adiknya tidak bisa asal memijak. Semua harus ada perhitungan dan konsekuensinya.  Apapun hasilnya namjoon tidak akan menyerah untuk membuat keluarganya utuh.








"Jungoo pingsan di taman kak. Aku tadi melihatnya bertemu dengan yoongi"jelas chen.

Luhan menggertakan gigi nya kesal.

"Ada urusan apa emang?"tanya suho.

"Jungoo bersikeras mau pulang ke rumah nya"chen mengucapkan dengan lesu. Dia masih belum ikhlas lahir batin jika harus pisah dengan adik yang sudah menemani keluarganya selama beberapa tahun ini.

"Pulang kemana? Rumah jungoo ya di sini!"chanyeol melenggang masuk kamar jungkook. Dia berubah semenjak ingatan jungkook telah kembali. Pribadi yang egois, emosi, dan pendiam.

Chaeyong menatap anak anaknya sendu. Dia merasa gagal menjadi ibu yang baik. Chaeyong mengusap jejak air matanya kasar. Masih terngiang dalam ingatannya kata kata terakhir luhan kemarin_

"Ma, ini urusan kami dan ayah. Mama tidak usah ikut campur, tidak usah memikirkan masalah ini. Kami pastikan jungoo tetep sama kita. Mama tenang oke?"

Chaeyong paham. Tapi, ibu mana yang tega tak memikirkan nasib anaknya. Nasib anak bungsunya. Pasti chaeyong tetap akan memikirkannya.

"Apa ini keputusan yang tepat untuk jungkook? Bagaimana kalau dia membenci kita karena memisahkannya dengan keluarganya?"

"Entahlah. Aku sendiri bingung, apa langkah yang harus kita ambil?"

"Aku tak tega melihat jungkook nangis sepanjang hari, lihatlah dia. Aku merasa jauh darinya, seperti ada tembok yang menghalangi"

Lalu dongwook dan chaeyong datang. Duduk berhadapan dengan chanyeol. Mereka tau chanyeol lah yang berat untuk melepas jungkook. Tapi takdir Tuhan telah menggariskan, mereka tak bisa berbuat apapun. Mau tak mau mereka juga harus rela melepas jungkook untuk keluarganya.

"Biarkan adikmu bebas sayang. Biarkan dia bertemu dengan keluarganya"ujar chaeyong sembari mengusap lembut punggung tangan chanyeol.

Chanyeol menggeleng lemah. Dia tak bisa melakukannya, hidup bersama dan menghabiskan waktu bersama, dalam kurun waktu yang lama tidak mungkin chanyeol ikhlas melepas jungkook begitu saja.

"Aku tak bisa ma, ini berat. Aku tak rela"lirihnya. Luhan memandang adiknya sendu.

"Cobalah mengikhlaskan chan.. aku juga tak rela tapi melihat jungkook seperti itu aku tak tega"ucap chen. Dia mendongak agar airmatanya tak lagi jatuh.

"Jungkook hanya titipan untuk Tuhan agar kita merawatnya dengan sepenuh hati. Ayah akan mengabulkan apapun keinginanmu tapi tolong jangan lagi membuat jungkook menderita, dia selama ini tak bahagia sayang"ujar dongwook menasehati

"Kalau begitu, sembuhkan jungoo dan aku akan membiarkan mereka menemui jungoo"chanyeol melenggang pergi.

Dalam sekali gebrakan pintu kamar tertutup. Chanyeol merosot ke lantai, rasanya kenapa sangat sesak. Isak tangis yang teredam lengan besarnya memenuhi ruang kamarnya. Ini untuk ke sekian kali chanyeol menangis karena jungkook. Sudah di bilang jungkook itu segalanya untuk chanyeol.





Maafkan daku~~

Best Of me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang