12. WARGADA

426 23 2
                                    

WARGADA alias singkatan dari Warung Garuda itu adalah tempat berkumpulnya anak-anak Garuda atau dari sekolah lain yang hanya sekedar mampir setelah pulang sekolah.

Letaknya di bagian belakang gedung SMA Pancasila tidak jauh dari kawasan Garuda—sebutan nama untuk anak-anak Pancasila. Suasana sore hari seperti ini lumayan ramai di Warung Bu Gendis, begitu juga sepeda motor yang sudah lumayan banyak ditata berjejer-jejer.

Tepat di bangku depan pojok, Rendy duduk sambil termenung menunggu seseorang itu datang. Sementara Bagus berada di sebelah Rendy yang sedang asyik menikmati nasi bungkusnya, sedangkan David sibuk mengipasi badannya sendiri.

"Tumben tuh si Zico telat, ya?" ujar Bagas yang sedari tadi mondar-mandir gak jelas. Brylian yang keluar dari Warung sambil membawa semangkok mie rebus itu akhirnya berucap. "Hooh, biasanya dia tuh paling garcep kalau kesini," ujar Brylian.

"Mungkin dia ada urusan," Supriadi yang sedari tadi diam akhirnya mengeluarkan pendapat. "Gue suka nih yang kayak Supri, bawaannya positif muluuuu, heran deh gue!" kata Nando sambil memebenarkan posisi duduknya. Setelah beberapa acara dan membuat cowok itu memutuskan bolak-balik ke sekolah akhirnya setelah acara selesaipun pemuda itu malah berada disini. Bahkan, ia sampai lupa untuk mengantarkan adiknya pulang!

Kakak macam apa itu? Laknat emang!

"Emm, kira-kira pacar Supri seperti apa, yaaa??" ujar Bagus membayangkan sambil mengusap-usap dagunya. "Ya seperti manusia lah, dodolll!" sewot Brylian yang berada di meja satunya. Cowok itu selalu merecoki Bagus entah dalam mengobrol ringan atau sampai menyebabkan kejadian lucu diantara keduanya.

"Makannya adek kelas satu itu suka banget ngejar-ngejar si Supri," kata Bagas sambil melirik Supri. Sedangkan Supriadi masih diam memandangnya dengan wajah datar.

"Sofia maksud lo?" ujar Nando menebak.

"Iya kali, gue gak tahu jelas namanya," kata Bagas lagi. Tiba-tiba Nando yang semula berada di meja belakang kini menyeruak mencari tempat duduk di dekat teman-temannya.

"Cewek yang suaranya kek toa masjid itu?" Rendy yang sedari tadi mendengarkan obrolan akhirnya bersuara. "Iya, itu,"

"Halu banget kalau yang berhubungan tentang lo," kata Nando dengan menepuk paha Supriadi berniat untuk sesekali menjawab pertanyaan tentang cewek yang selama ini menganggunya!

"Kok lo tahu Ndo?" tanya David mencurigakan. "Wahhh jangan-jangan selama ini lo mau nikung Supri?" David mengelus dada sambil berucap.

Nando yang tidak terima pun menoyor kepala David membuat cowok itu sedikit memundurkan kepalanya. "Sembarangan lo kalau omong! Gue jomblo-jomblo gini gak ada niatan untuk nikung, Bro! Mana ada?" ujar Nando bangga.

"Teman itu mendukung bukan menikung! Iya gak, Pri?" sambil menyenggol lengan Supri.

"Semerdeka lo aja deh," ujar Supri dingin.

Tiba-tiba suara deru motor berhenti di depan Warung Garuda. Cowok itu turun dari motor langsung menerobos masuk mencari teman-temannya. Semua yang berada disana memandang cowok itu dengan tanda tanya.

"Habis darimana lo?" ujar Rendy.

•••••

Hari semakin larut malam satu persatu dari mereka akan segera pulang. Terlihat juga banyak anak-anak sekolah lain atau Garuda  untuk mengambil motor masing-masing. Tidak dengan ketujuh cowok yang masih berleha-leha di posko depan.

BADBOY IN LOVE | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang