4. SEBUAH ANCAMAN?

624 40 0
                                    

KRINGGGGG.....

Suara bel pertanda pulang sekolah sudah terdengar di berbagai penjuru ruangan. Lantas murid murid membludak keluar dari kelasnya dengan tergopoh gopoh. Ada yang berlari sambil menyenggol temannya, ada yang rela tidak sempat memakai sepatu agar tidak terganggu saat mengelurkan motornya dari parkiran, ada yang berjalan dengan santai sambil mengobrol, dan ada juga yang masih duduk di kelas sambil mengerjakan tugas atau piket kelas.

Begitupun dengan perempuan yang notabenenya murid baru atau anggota MOS yang berjalan menuju koridor sekolah. Cewek itu berjalan sembari mengusap dahinya yang bercucuran akibat teriknya matahari. Kemudian, ia menuju kelasnya untuk mengambil tas dan pulang.

Hari ini adalah hari paling paling menyebalkan kedua kalinya ia harus berurusan dengan Ketua Osis itu. Saat ia memasuki kelas ternyata tiga temannya itu masih membereskan buku bukunya.

"DUH PUTRIII, LO KOK BISA SIH BERURUSAN SAMA TUH KETOS!" rempong Sovvia. Cewek itu berjalan mendekati bangku Putri. "Tanya noh sama dia!" sambil mengarahkan tangannya ke Nabila yang masih piket.

"Duh maap deh, Put! Gue gak tau kalau tuh Ketos segitunya sama elu. Maafin gue ya, Put! Please! Nabila memohon.

"Ya seharusnya lo gak ninggalin gue juga, kali!"

"Mana gue tadi ngerangkul tuh cowok, Wlek. Duh, amit amit!" sambil mengipasi badannya yang gerah. "WHAT!? YA AMPUN PUTRI SOSWEET BANGET SIHH!" Lagi lagi Sovvia mengeluarkan suara cemprengnya.

"Sosweet darimana coba!? Dari ujung sedotan yang ada. Udahlah, gue capek. Mau pulang. Bye!"

Tak mau berlama lama di kelas, akhirnya ia memutuskan untuk pulang. Badannya sangat lemas akibat dijemur di lapangan. Saat berada di depan kelas, tas nya ditarik oleh sahabatnya, membuat ia ingin melimbung ke belakang.

"Maap maap," ucapnya sembari cengengesan. "Pliss Put, maafin gue, ya"

Putri mengangguk sembari menggaruk pelipisnya yang gatal. "Minta minumnya, dong! Gue haus nih, sekate kate lo pelit sama gue."

Dengan sigap Putri melirik es yang ada di tangan Nabila. Kemudian, cewek itu mengarahkan kepadanya dan menyeruputnya.

"Makasih Bila, Gue pulang dulu! Semangat piketnya, ya!" ucapnya sembari cekikikan.

"SIALAN LO PUT! BESOK HARUS TRAKTIR GUE!"

•••••

"Asslamualaikum, Ma!" ujar keduanya yang baru saja masuk ke dalam rumah.

Siapa lagi kalau bukan Nando dan Putri. Anak dari Pesepak bola Nasional, Hansamu Yama.

Sepi. Itulah keadaan rumah mereka beberapa hari ini. Hanya Mama dan Bi Surti yang menemani mereka saat sang Mama ada kepentingan dengan pekerjaannya.

"Eh mas Nando sama mbak udah pulang," jawab Bu Surti sambil berjalan ke arahnya.

"Udah, Bi. Oh iya, Mama mana?" ujar Putri mencari keberadaan Ibu kandungnya.

"Nyonya lagi di halaman belakang, Neng. Mau dibuatin Bibi jus?" Putri mengangguk. Ia ingin sedari tadi mendapatkan cairan seperti itu.

Ia duduk di sofa berdampingan dengan Kakaknya yang sudah duduk sambil memandangi hape-nya.

"Dapet hukuman apa lo sama Zico itu?" ujar Nando tiba tiba.

BADBOY IN LOVE | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang