57. EXTRA PART 1 | MENEMPUH HIDUP BARU

184 17 8
                                    

Jika dia memang ditakdirkan untukku. Sejauh apapun kamu berjuang untuknya, yang dapat aku, bagaimana?

-Sutan Diego Zico

***

Satu bulan kemudian...

Siang ini, jalanan Ibukota sangat padat. Banyak kendaraan berlalu lalang ditambah dengan matahari sudah tepat berada di atas kepala.
Asap dari knalpot kendaraan atau asap dari pabrik menambah panas dan berdebunya jalanan Ibukota siang itu.

Hari ini juga hari kelulusan untuk Putri. Kedua orang tuanya ikut menghadiri acara tersebut. Nando dan Erna juga hadir disana. Mendengar kembalinya kedekatan Zico dan dirinya, cowok itu juga berada disini. Mereka sudah tahu, bahwa Zico dan dirinya akan secepat mungkin untuk lebih serius lagi.

Perempuan dengan kebaya berwarna merah muda dengan rambut yang sedikit digulung kebelakang dan diberi polesan make up yang tipis membuatnya terlihat semakin cantik. Tak lupa dengan kain dan topi yang berwarna hitam.

Cewek itu menghampiri Mama, Papa, Nando, Erna, dan juga Zico yang berada di tenda yang sudah disediakan. Perlahan, ia menyalimi dan mencium kedua orang tuanya berkat mereka ia menjadi sosok seperti ini. Bergeser ke Nando, Erna, dan Zico, ia juga memeluk mereka.

Acara perpisahan sekaligus kelulusan sudah bubar 30 menit yang lalu. Setelah semuanya melakukan foto bersama dan juga untuk mengobrol/melepas rindu. Setelah ini tak ada lagi yang berangkat pagi karena setor tugas ke dosen/mengumpulkan skripsi.

"Mama sama papa pulang dulu ya, Put." ujar Linda. Perempuan paruh baya itu hendak pergi dari area Kampus. "Kamu nanti pulang sama Zico, ya?"

"Iya, Ma. Nanti Putri pulang sama Kak Zico."  jawab Putri sopan sambil tersenyum. "Makasih juga, Ma, Pa, Bang Nando, Kak Erna, Kak Zico udah hadir untuk Putri."

"Sama sama sayang. Papa bangga banget sama kamu." Ujar Hansamu sambil memeluk anak sulungnya. "Ya sudah, Papa pulang."

"Bang Nando sama Kak Erna juga mau balik. Aku titip Erna ya, Ma dirumah. Soalnya di kantor harus meeting bareng klien dulu." ujar Nando menjelaskan. Cowok itu juga sedari tadi masih mengenakan pakaian orang kerja pada umumnya.

"Ya sudah, kamu pulangnya bareng kita ya, Er?" Erna yang mendengar itupun sesegera menganggukan kepalanya. "Siap, Ma!"

"Aku balik dulu ya, Put. Selamat bersenang-senang." ucap Erna sambil memeluk adik iparnya. "Kak Erna juga, hati-hati."

Saat itu juga, Nando memegang pundak Zico membuat sang empunya tersadar dari lamunannya. "Jagain adek gue, gue percaya sama lo, Co."

"Siap Ndo!" ujar Zico dengan semangat.

Perlahan, satu persatu dari mereka pergi meninggalkan kedua remaja yang masih termenung satu sama lain.

"Mau pulang atau jalan jalan dulu?" ujar Zico sambil memecah keheningan. Sontak membuat Putri menoleh.

"Pulang aja deh, Kak. Putri capek." balas Putri jujur. "Undangannya sudah di kasih kan?"

"Udah, Kak. Temen-temen pasti dateng kok. Aku berani sumpah!" sambil menunjukkan dua jarinya.

"Ya, sudah. Ayo, pulang. Gue gak mau calon istri gue kecapekan." bisiknya di telinga Putri membuat sang empunya bullshing.

"Ishh.... Jadi cowok nyebelin banget, sih." rengek Putri. Cewek itu sudah meninggalkan Zico yang masih cengengesan. Kemudian, ia menyusul Putri yang jauh dari jangkauannya.

BADBOY IN LOVE | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang