49. HANCURNYA GENG ELANG!

190 18 10
                                    

"Oleh olehnya dong, Heh" celetuk Andra membuat dua sejoli lawan jenis itu mengerutkan keningnya. "Makan mulu idup lu, gak dikasih makan lo sama emak, lo" Rohman kini ikut berbicara. Laki laki dengan style seperti itu memiliki sifat yang cenderung diam. Sekali di usik, incaran merajalela.

"CIE CIEE, NYAMPEK MANA NIH" Memang sengaja, Andra menggodanya. Laki laki dengan jaket biru itu selalu menjengkelkan. Usik lebih tepatnya. "Apaan sih, kita cuma temen kok, iya kan?" Putri langsung menoleh ke Angga.

"Iya, kita gak lebih, kok". " Halah, lain dimulut lain dihati" cibir Sovvia ikut ikutan. "Udah lah, ribut mulu, lo suka Angga, Sov?" Arum ikut menyahuti sambil mencari celah untuk menempati bangku yang kosong. "Lo bilang sekali lagi, gua gampat tuh mulut" sedangkan teman temannya terkekeh melihat temannya sendiri tertindas.

"Eh, lo gak lupa kan, acara buat ulang tahun kampus" kini percakapan mereka lebih serius. "Enggak, kita udah siap kok, ya, kan, Gengsss!!" ujar Andra sambil merangkul teman temannya.

"Lo udah siapin apa emangnya". " SURPRISE DONGG" jawabnya sambil berteriak. "Kebangetan lo njerr, budeg gue" Valeron protes, tidak terima dengan perlakuan Andra yang berteriak di samping kanan telinga Valeron.

Teman temannya hanya tertawa melihat sahabatnya yang kadang akur kadang berantem. Inilah sejatinya sahabat seharusnya. Meskipun terkadang sedikit menjengkelkan tetapi merekalah orang yang selalu membuat kita bahagia dengan cara apapun.

***

Setelah pulang dari kampus, Putri memilih pergi ke rumah mantan kekasihnya dulu. Ia sangat berharap laki laki itu datang dan menemuinya. Mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu memang menyakitkan baginya, tetapi ia masih memiliki rasa yang tulus untuk nya.

Ia mulai memasuki pekarangan rumah yang tanahnya yang berceceran dengan daun daun kering dan sampah. Rumah ini sudah lama tak berpenghuni, kadang ia merasa rindu saat Zico mengajaknya disini.

Putri menatap kaca hitam yang bertulisan RUMAH INI SUDAH DIJUAL berarti harapannya hilang ketika ia lmelihat tulisan itu. Harapannya untuk Zico kembali itu pupus dalam sekejap.

"Mungkin, kita memang tidak ditakdirkan bersama, Aku kangen kamu, Co!" monolog Putri sembari meninggalkan rumah itu.

"Tapi, aku harap kamu kembali disini" ucapnya lirih sambil menahan tangisannya

Tiba tiba rintik rintik air dari awan turun membasahi jalanan Ibukota. Seolah olah semesta tau bahwa dirinya sedang hancur. Ia merindukan seseorang yang ia cintai dulu, tetapi waktu terus berputar, dan tidak dapat diulang.

Dengan segera ia memberhentikan langkahnya untuk meneduh di sebuah halte dekat situ. Udara nya dingin, sesekali Putri memegangi lengannya untuk mencari kehangatan meskipun pakaiannya sudah basah kuyup.

"Put, lo ngapain disini??"

Putri mendongakkan kepalanya kepada seseorang yang kini di hadapannya sambil membawa payung yang meneduhi dari derasnya hujan.

***

"Coba jelasin kenapa lo sampai hujan hujan??" titah Valeron sambil fokus menyetir mobil. Mendengar tidak ada jawaban, ia menolehkan ke arah samping.

"Nih pakek jaket gue" Valeron sembari memberikan jaket yang ada di sampingnya. Kemudian, Putri menerima uluran itu.

"Orang tua lo tau, lo disini?" Putri hanya menggelengkan kepala, ia sangat bodoh dan bodoh. "Gue tau, lo kangen sama Zico, kan?"

BADBOY IN LOVE | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang