Sudah hampir dua jam Fanya menunggu, tapi Daniel tidak kunjung sadarkan diri, ia masih betah menutup matanya membuat khawatir Fanya yang berada di samping nya.
Perlahan mata Daniel mulai terbuka, ia melihat kesamping di mana disana ada Fanya, istrinya yang sangat ia nantikan kehadiran nya.
"Sayang"panggil Daniel dengan suara pelan yang terdengar seperti bisikan kepada kepada Fanya yang saat ini menatapnya dengan tatapan sedih.
"Iya, aku disini sayang"balas Fanya dengan tangan yang menggenggam erat tangan Daniel.
"Aku sayang kamu Fan, aku mohon kamu jangan tinggalin aku, aku nggak mau pisah sama kamu sayang"lirih Daniel seraya merubah posisinya menjadi duduk.
"Jangan banyak gerak, kamu tiduran aja"ucap Fanya takut jika terjadi sesuatu dengan Daniel.
"Aku mohon sayang, aku nggak mau pisah sama kamu, aku bisa jelasin semuanya, kamu cuma salah paham"lirih Daniel langsung berlutut di hadapan Fanya.
Pada kenyataan nya saat ini kepala Daniel sangat sakit, juga tulang punggung nya yang terasa sangat nyeri, rasanya ia ingin berteriak sekeras mungkin menyalurkan rasa sakit di dirinya, juga rasa sakit di hatinya.
"Jangan gini Niel"ucap Fanya meringis melihat betapa kacau nya keadaan Daniel saat ini.
"Aku mohon sayang, aku bisa jelasin semuanya"mohon Daniel dengan tangan yang menggenggam erat kedua tangan Fanya.
"Aku mohon jangan gini Niel, bangun Niel"ucap Fanya langsung mengangkat tubuh Daniel agar tidak lagi berlutut di hadapan nya.
"Aku cinta kamu Fan, aku sayang kamu, aku nggak mau kehilangan kamu dari hidup aku, cuma kamu Fan, cuma kamu satu satunya yang aku punya saat ini Fan, cuma kamu yang bisa menjadi semangat buat aku, cuma kamu fan, jadi aku mohon kamu jangan tinggalin aku, aku mohon"lirih Daniel dengan suara bergetar karena tangis.
Daniel menangis, ia menangis dan memohon di pelukan Fanya.
"Jangan gini Niel, kamu harus ingat sama kondisi kamu"ucap Fanya berusaha melepaskan pelukan Daniel dari tubuhnya.
"Jangan di lepas sayang, aku mohon"mohon Daniel seraya mengeratkan pelukan nya, di dalam pelukan nya ia berusaha untuk melawan rasa sakit di kepala juga di punggung nya.
"Maaf Niel, aku nggak bisa"lirih Fanya yang kini sudah membalas pelukan Daniel.
Bukan hanya Daniel yang menangis, tetapi disini Fanya juga menagis, ia menangis melihat betapa kacaunya Daniel saat ini, ia juga menangis karena tidak beberapa lama lagi ia akan berpisah dengan Daniel, laki laki yang teramat sangat ia cintai, ia akui bahwa ia terlambat menyadari perasaan nya, tapi jauh di dalam hatinya ia benar benar mencintai dan menyayangi Daniel, sama seperti Daniel yang juga mencintai dirinya.
"Aku mohon sayang, aku cinta sama kamu, aku sayang sama kamu, aku----"
"Aku tau, tapi maaf, aku tidak bisa jika kamu harus membagi cinta kamu ke Thalita, aku tidak bisa Niel, aku tidak sekuat itu, aku bukan perempuan yang bisa menerima kenyataan bawha suami aku mencintai wanita lain"lirih Fanya benar benar tidak bisa melihat Daniel membagi cintanya kepada Thalita.
"Sayang kamu cuma salah paham, aku bisa----"
"Nggak ada yang perlu di jelasin lagi Niel, semua yang aku lihat dengan mata kepala aku sendiri sudah cukup menjadi penjelasan buat aku"potong Fanya sebelum Daniel menyelesaikan ucapan nya.
Daniel tidak fokus mendengar apa yang Fanya ucapkan, sakit di kepalanya semakin menjadi jadi, di tambah dengan darah segar yang kini sudah mengalir dari hidungnya.