Happy reading ^^
.
.
.
.
.Semua berjalan seperti biasanya. Meskipun Sakura sering diabaikan oleh Sasuke saat ia menyapanya. Ia pikir begitu, tak masalah jika Sasuke menganggapnya tidak ada. Namun, hal yang ia sangka berjalan seperti biasanya itu tak bertahan lama saat seseorang mengetahui Sakura semakin sering menyapa Sasuke.
"Lagi?" gumam Sakura saat ia membuka loker miliknya, yang terletak di begian belakang kelas Sakura.
"Sakuraaa!!!" teriak Ino saat gadis berambut pirang itu membuka pintu kelas.
"Ino! Ada apa kau teriak pagi-pagi begini?!" tanya Sakura lantas mengunci kembali lokernya.
"Oi! Ino! Jangan membuat kebisingin sepagi ini! Hoaam ...," ujar Shikamaru, sang ketua kelas yang semenjak tadi telah meletakkan kepalanya di meja, sejenak mengangkatnya ketika mendengar teriakan Ino.
"Ehehe .... Gomen, gomen," Ino nyengir. Ia mengamati seisi kelasnya yang telah menatapnya horor.
"Ck. Merepotkan," gumam Shikamaru lantas kembali melanjutkan tidurnya.
Ino mengabaikan umpatan Shikamaru. Ia segera menghampiri Sakura. Ditariknya tangan Sakura oleh Ino. Gadis berambut sewarna dengan bunga Sakura itu pun begitu kaget atas tindakan Ino. Sayangnya, ia tak sempat memberontak kepada Ino karena dirinya harus mengimbangi kecepatan berlari gadis berambut Blonde itu. Sakura sempat bersyukur karena saat masih duduk di bangku menengah pertama, ia adalah atlet lari di sekolahnya, sehingga ia mampu mengimbangi Ino.
"Lihat!" Ino menunjukkan sebuah tulisan di dalam toilet perempuan.
Sakura mengamati. Ia cukup terkejut dengan yang ia lihat. Sebuah tulisan horor terpampang jelas di hadapannya. Tulisan itu berada di kaca yang ada di posisi sentral dari jejeran toilet perempuan. Sakura tak begitu peduli dengan coretan itu. Padahal di sana jelas terpampang namanya dan ancaman yang tertulis.
Haruno Sakura! Kau akan mati sebentar lagi!!!
"Pagi tadi, saat aku ingin ke kelas, aku sengaja mampir ke toilet ini. Karena aku buru-buru, dan di rumah tidak sempat memakai bedakku, aku putuskan untuk memakainya sebelum masuk kelas. Kau tahu, Sakura? Aku benar-benar kaget dengan tulisan di kaca itu," ujar Ino menjelaskan. Ia masih memandang Sakura yang masih terdiam di sana.
"Tenang saja, Sakura. Kau akan baik-baik saja," ujar Ino sambil memegang kedua bahu sakura dari belakang. Ia bermaksud menenangkan Sakura.
Sakura tersenyum lalu berbalik menghadap Ino. "Tentu saja, Ino."
Di kelas 3-A, Sasuke bangkit dari duduknya. Ia mengambil selembar kertas, sebuah amplop yang baru saja ia buka, serta tiga amplop yang lainnya. Tak ada yang memperhatikan pemuda itu. Semua teman-temannya tengah sibuk dengan urusan masing-masing. Setelah kembali ke bangkunya dan memasukkan amplop-amplop itu ke dalam tasnya, Sasuke mendapati dua gadis yang tadi heboh masuk ke dalam kelas dengan santai.
Onyx Sasuke memperhatikan wajah Sakura. Tak ada lagi semburat di sana. Yang ia baca, hanya ada tatapan kosong yang sepertinya pemilik nama Haruno Sakura itu tidak sedang berada di tempatnya berada. Hal itu tak bertahan lama, setelah Naruto meneriaki seisi kelas bahwa seorang guru bernama Orochimaru sedang menuju kelas mereka. Setelahnya, Sasuke hanya memfokuskan diri untuk pelajaran.
* * *
Jam belajar telah usai. Siswa-siswi di Konoha Senior High School telah membubarkan diri semenjak satu jam yang lalu. Meski jam belajar selesai, tak sedikit dari mereka yang masih berada di sekolah. Tanpa terkecuali Sasuke. Ia baru saja berpisah langkah dengan teman-temannya. Pemuda itu kembali dari lapangan basket setelah berlatih di sana. Ia berjalan di koridor sekolah, hendak menuju tempatnya memarkir mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Yourself ✔
Fanfiction[SELESAI] Sasuke × Sakura | Fiksi Penggemar "Diam! Biarkan seperti ini!" ujar lelaki dingin itu, Uchiha Sasuke. "Lalu bagaimana jika aku berusaha menjadi yang orang-orang inginkan? Bukankah akan lebih baik?" tanya Sakura. "Tidak!" jawab Sasuke, tak...