Happy reading ^^
.
.
.
.
.Seminggu setelah pernyataan Gaara kepada Sasuke. Pemuda Uchiha itu tak lagi bertemu dengan Gaara. Mengingat Gaara memiliki sebuah perusahaan yang harus ia urus, Sasuke berpikir bahwa pria panda itu sibuk dengan dunianya. Sasuke mengira bahwa Sakura pun tidak bertemu dengan Gaara akhir-akhir ini. Terlihat dari sikapnya yang kembali ceria seperti sedia kala, sebelum kehadiran Gaara di Konoha.
"Oi! Minna! Dengarkan aku!"
Suara sang ketua kelas membuat seisi kelas itu menghentikan aktivitas mereka untuk bersiap pulang. Beberapa dari mereka mendesah kesal pada sang ketua kelas yang jenius tapi tukang tidur. Membuat mereka heran bahkan bertanya-tanya ramuan apa yang ia minum sehingga bisa seperti itu.
"Oh ayolah, Shikamaru! Kenapa kau harus berdiri di situ?" tanya Tenten yang merasakan firasat buruk, baginya.
"Kita sudah kelas tiga, asal kalian ingat!" tegas Shikamaru. "Jadi selesai waktunya untuk bermalas-malasan!"
"Apa? Kita kelas tiga, ya?" tanya Chouji, masih setia dengan keripik di tangannya. Lihatlah si gendut itu bahkan mengabaikan tentang ujian yang seharusnya ia perhatikan lebih dari perutnya.
"Kalian tidak merasa bersalah karena selalu mengabaikan nasihat dari guru bermasker kita?" tanya Neji, selaku wakil Shikamaru.
Menurut Sakura, Neji lah yang paling normal di sini. Semua yang ada di sana saling tatap mendengar ucapan Neji. Mereka memang selalu mengabaikan nasihat guru mereka, terutama Kakashi.
"Jika kalian ingin punya karier yang bagus, kalian harus lulus dengan nilai yang memuaskan. Ya ... aku tahu. Semua yang ada di kelas ini bukan anak yang kurang mampu. Tapi, jangan kalian pikir dengan uang kalian mampu memiliki segalanya," ucap Neji menasihati teman-temannya.
"Masuk perguruan tinggi dan meraih prestasi lagi di sana dengan kejujuran sendiri rasanya akan lebih baik daripada kalian mendapatkan itu dengan uang kalian," timpal Shikamaru menambahkan.
Semua yang di sana tak membantah apa yang keduanya katakan. Bahkan, Sasuke yang terkenal paling jenius pun mendengar dengan seksama, sembari memejamkan mata.
"Lalu kau mau apa?" tanya Ino penasaran dengan inti pembicaraan mereka.
"Kita adakan belajar bersama," jawab Neji dengan entengnya.
"Apa?!" pekik Ino, Naruto, Tenten, dan Kiba bersamaan.
"Oi! Oi! Kau tidak sedang mengganggu waktu liburku, kan?" duga Kiba.
"Aku lebih suka rebahan di kamarku-dattebayo!" Naruto angkat suara.
Shikamaru berdecak. "Ck! Mendokusai¹! Sudah diputuskan, kita akan belajar bersama setiap hari libur sekolah," putusnya kemudian.
"Lalu di mana kita belajar?" tanya Temari yang semenjak tadi hanya menyimak.
"Sakura, karena kau adalah teman baru di sini, maka kau akan menjadi tuan rumah pertama," ujar Shikamaru, menunjuk Sakura.
Refleks, gadis itu menunjuk dirinya sendiri. "Aku?"
"Ah! Saran yang bagus. Nah jidat lebar, kami juga ingin mengunjungi rumahmu," ujar Ino. Ia menyeringai.
"Hei! Aku tidak punya rumah!" sergah Sakura menolak.
"Apa? Jadi kau gelandangan, Sakura-chan?" tuding Naruto dengan berani.
Perempatan siku-siku muncul di kening lebar Sakura. Ia mengepalkan tangan menahan emosinya.
"Baka! Sekali lagi kau menyebutku gelandangan kutendang kau dasar kuning!" ancam Sakura, dengan suara emosi yang tertahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Yourself ✔
Fanfiction[SELESAI] Sasuke × Sakura | Fiksi Penggemar "Diam! Biarkan seperti ini!" ujar lelaki dingin itu, Uchiha Sasuke. "Lalu bagaimana jika aku berusaha menjadi yang orang-orang inginkan? Bukankah akan lebih baik?" tanya Sakura. "Tidak!" jawab Sasuke, tak...