5.【Go】

3K 259 26
                                    

Happy reading ^^

.
.
.
.
.

Sakura tengah membaca novel di kamarnya, yang penuh dengan nuansa merah muda. Ia cukup terganggu dengan suara tawa yang saling bersahutan di ruang tamu apartemennya. Sudah semenjak sejam yang lalu, sang kakak bersenda gurau seraya bermain game online bersama temannya.

"Apa kau pikir mereka akan langsung mesra?" tanya Sasori.

"Entahlah. Kurasa tidak," jawab sosok di sampingnya lantas meminum minumannya.

"Hei, Itachi. Dulu, kau begitu akrab bukan dengannya?" tanya Sasori lagi.

Itachi terdiam. Matanya menerawang jauh. Sekelebat bayangan tentang masa lalunya terlintas. Saat ia tersenyum tipis, Sasori keheranan. Baru saja ia akan membuka mulutnya berkata sesuatu, suara pintu yang tertutup cukup keras terdengar. Di depan keduanya, Sakura berdiri menatap tajam ke arah mereka.

"Sakura?! Kenapa kau belum tidur? Sudah jam dua malam, tahu!" ujar Sasori seraya melihat jam di pergelangan tangannya.

"Onii-san baka! Bagaimana aku bisa tidur jika kalian berisik? Huh!" Sakura mendengus kesal. Ia lalu menuju ke dapur.

Itachi tersenyum mengejek. Sedangkan Sasori menghela napas panjang.

"Ternyata kau payah juga, ya? Menjadi seorang kakak sekaligus orang tua," ejek Itachi. Seketika, sebuah pukulan mendarat di kepalanya.

"Tahu apa kau soal wanita heh?! Sakura mirip dengan ibu kami. Dia begitu berhati lembut, namun cepat marah. Tapi, entah mengapa semenjak pindah ke Konoha, dia seperti sedikit berbeda," ujar Sasori menceritakan.

Drrtt .... Drrtt ....

Sasori merasakan benda pipih di sakunya bergetar. Segera saja, ia berdiri dan berpamit pada Itachi untuk menerima telpon. Itachi mengangguk. Tak berselang lama, Sakura kembali dari dapur. Gadis merah jambu itu hendak kembali ke kamar dengan segelas jus di tangannya.

"Sakura!" panggil Itachi. Sakura berhenti dan menoleh.

"Kemarilah!" pinta Itachi kemudian. Sakura berjalan mendekat. Ia lantas meletakkan jusnya di meja, dan segera duduk di dekat Itachi.

"Ada apa, Itachi-nii?" tanya Sakura penasaran.

"Tidak ada. Hanya ingin mengajakmu berbicara sebentar," Itachi mengambil jeda. "Bukankah kau teman Sasuke di sekolah?" tanya Itachi kemudian.

Sakura mengangguk semangat. "Dia bahkan duduk di belakangku," ujarnya.

"Kau tahu? Selama belasan tahun aku mengenalnya, dia tak pernah peduli dengan wanita, selain ibu kami. Saat kau pulang tanpa pamit dari kantor Sasori, aku buru-buru menelpon Sasuke, karena ingat bahwa dia membawa mobil sendiri. Kupikir, dia bisa membantuku untuk mencarimu. Setelah dia mengangkat telponku, aku menanyakan apa dia melihatmu. Kau tahu, Sakura? Aku tak menduga bahwa dia menjawab 'Aa. Dia bersamaku'," ujar Itachi.

Seketika Sakura tertawa melihat Itachi yang menirukan gaya bicara Sasuke. Itachi kebingungan. Namun, melihat Sakura tertawa, ia teringat dengan seseorang yang selalu mencintainya.

"Saat itu aku sadar, itu adalah kali pertama Sasuke melakukan sesuatu kepada seorang perempuan tanpa dipinta," ujar Itachi lagi.

"Maksudmu bagaimana, Itachi-nii?" Sakura memiringkan kepalanya.

"Gadis ini ... bagaimana bisa dia tidak mengerti?" batin Itachi.

"Suatu saat nanti, kau pasti akan mengerti. Kau tahu apa yang dia sukai?" tanya Itachi mengalihkan pembicaraan.

Stay With Yourself ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang