14.【Juu Yon】

2.3K 172 27
                                    

Happy reading ^^

.
.
.
.
.

"Dasar Uchiha sialan! Bisa-bisanya dia tidak memberitahuku jika Sakura sedang sakit. Awas saja dia," umapat Ino. Temari yang ada di sampingnya menghela napas.

"Haah ... yang penting sekarang kita sudah tahu, kan?" tanyanya kemudian.

"Temari, kita baru tahu tentang ini hari Kamis. Itu hari ini bukan? Dan itu dua hari setelah Sakura menghilang tanpa kabar," keluh Ino.

"Sudahlah. Yang paling penting kita datang menjenguknya," ujar Temari.

Mereka tengah berada di lorong rumah sakit tempat Sakura dirawat. Tadi, sebelum pulang sekolah, Ino menghadang Naruto yang hendak pulang. Ia menanyakan perihal Sakura yang tidak masuk sekolah. Naruto tentu saja takut untuk menjawab Ino dengan jujur, karena Sasuke sudah memintanya menyembunyikan kejadian yang menimpa Sakura. Saat itu, Sasuke yang melihat kekhawatiran Ino akhirnya mengatakan kebenaran tentang Sakura.

"Jidat lebar!" seru Ino, saat ia telah berada di ruangan Sakura.

Sakura yang tengah melamun itu menoleh ke arah pintu. Ino berlari ke arahnya, lantas memeluknya erat.

"Ino ... kau memelukku terlalu erat, bodoh!" ucap Sakura tertahan. Ino segera melepaskan pelukan itu.

"Sakura, bagaimana keadaanmu?" tanya Temari saat ia telah berada di samping Ino.

"Aku baik-baik saja. Sebentar lagi aku akan pulang ke apartemenku. Hanya perlu menunggu beberapa menit lagi sampai onii-san menjemputku," jawab Sakura. "Omong-omong, dari mana kalian tahu aku ada di sini?" tanyanya.

"Si kuning itu kupaksa untuk memberitahuku. Pada akhirnya malah Sasuke yang menjawab," ucap Ino masih dengan kekesalannya.

Sasuke? pikir Sakura. Benar juga. Sakura ingat bahwa Sasuke yang membantunya malam itu. Tidak, lebih tepatnya ia yang meminta bantuan Sasuke. Sampai saat ini, Sakura belum lagi melihat Sasuke. Rindu kah?

"Apa yang terjadi padamu, Sakura?" tanya Temari menyadarkan Sakura dari lamunannya.

Sakura diam. Tidak mungkin untuknya memberitahu teman-temannya tentang apa yang terjadi padanya. Apalagi jika sampai mereka tahu siapa pelakunya. Pada akhirnya, Sakura benar-benar tidak memberitahu mereka berdua. Setelah berbohong dan mengatakan bahwa ia hanya demam saja, dua orang datang menuju ruangan Sakura.

"Yo, kalian semua," sapa salah satunya.

"Sasori-nii, Gaara-nii." Sakura tersenyum.

"Jadi, kalian ...," ucapan Temari menggantung.

Sasori tersenyum ke arah gadis itu. Temari menatap tak percaya. Sedangkan Gaara, hanya menatap mereka tanpa ekspresi.

"Sakura, sudah waktumu untuk pulang," ujar Sasori, mendekati sang adik. "Kau sudah tak apa, bukan?" tanyanya kemudian.

Sakura mengangguk. "Yosh! Mari kita pulang," ucapnya bersemangat.

* * *

Sasori tengah berkonsentrasi dengan kemudinya. Di belakangnya, kedua adiknya duduk berdampingan. Mereka berada dalam perjalanan pulang dari rumah sakit Konoha, setelah sebelumnya berpisah dengan Ino dan Temari. Ia cukup dibuat heran dengan adik lelakinya yang tak kunjung mengucapkan apapun semenjak mereka berangkat dari apartemen. Bahkan, Gaara yang Sasori kenal cerewet itu tiba-tiba hilang saat mereka bertemu di Konoha. Berganti dengan Gaara yang arogan dan dingin.

"Nii-san," panggil Sakura.

"Hn/Hmm," sahut keduanya. Sasori menghela napas. Diam-diam tersenyum tipis saat tahu Gaara ikut menyahuti.

Stay With Yourself ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang