7.【Shichi】

2.7K 243 53
                                    

Happy Reading ^^

.
.
.
.
.

Pagi menjelang. Meski suhu masih dingin, hal itu tak menurunkan semangat siswa-siswi Konoha Senior High School untuk menuntut ilmu. Begitu pula yang terjadi pada Sakura. Ia merasa lebih baik saat ini. Meski perasaan kecewa terhadap sang kakak belum hilang, Sakura berusaha tak terlihat sedang kecewa di hadapan Sasori.

Pagi ini, tepat lima belas menit sebelum bel masuk terdengar, Sakura meminta Ino untuk menemaninya ke toilet. Sakura sedikit merasa aneh dengan dirinya sendiri. Biasanya, ia tak akan mudah takut. Ancaman Karin rupanya mampu membuat Sakura menjadi sedikit takut. Alhasil, ia memaksa Ino menemaninya sekarang.

"Ino cepatlah!" rengek Sakura.

"Aku sudah cepat, jidat lebar!" gerutu Ino. Sejujurnya, gadis beriris mata Aquamarine itu masih mengantuk.

Tepat saat Sakura membuka pintu kelasnya dan keluar dari sana, seseorang tak sengaja menabraknya. Alih-alih membiarkan tubuh Sakura jatuh, seseorang itu malah memegang bahu dan tangan Sakura agar tubuh gadis pemilik iris Emerald itu tak menyentuh lantai.

"Sumimasen," ucap Sakura menyesal.

"Hisashiburi¹, Sakura," balas seseorang itu.

Perlahan, Sakura mendongak. Yang ia temukan pertama kali ialah sepasang mata Hazel yang menatapnya sendu. Rambut merah. Paras yang tampan, serta tubuh tinggi yang atletis. Ino yang menyaksikan kejadian itu, buru-buru menutup pintu kelasnya sebelum teman-temannya tahu. Beberapa pasang mata menyaksikan mereka.

"Dia kan ...," batin Ino memperhatikan sosok laki-laki yang tak sengaja menabrak sahabatnya itu.

"Gaara-kun?" gumam Sakura, masih menatap sosok yang ia duga adalah Gaara.

"Sepertinya kau sehat-sehat saja," ujar laki-laki bernama Gaara itu.

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Sakura setelah menyadari bahwa Gaara benar-benar di hadapannya sekarang.

Gaara tak langsung menjawab. Lima detik setelah pertanyaan Sakura terlontar dan masih saling menatap, Gaara merengkuh gadis yang tak lebih tinggi darinya itu. Seketika, mata Sakura membulat sempurna. Untuk sepersekian detik, Sakura tak mampu mengendalikan dirinya. Sakura tak menolak, namun juga tak membalas.

"Ternyata dia rakus," seorang gadis di belakang Gaara yang melintas di sana menatap Sakura benci. Sakura tak mengenal siapa gadis itu.

Menyadari apa yang terjadi, Sakura melepas paksa pelukan Gaara. Tanpa berpikir, ia menampar pemuda itu. Ino yang melihatnya tertegun. Sedetik kemudian, Sakura berlari menjauh dari Gaara.

"Sakuraaa!!! Tunggu!" teriak Ino seraya mengejar Sakura.

Gaara menyentuh pipi kirinya. Ia tersenyum tipis. Lantas, berlalu dari sana tanpa mengindahkan tatapan dari banyak murid yang lainnya. Sasuke menggerakkan netranya melirik ke arah pintu kelas saat mendengar Ino meneriakkan nama Sakura. Ia mengutuk dinding yang menghalangi seisi kelas untuk mampu melihat koridor dari dalam kelas. Andai tak ada dinding yang menghalangi, ia pasti akan tahu apa yang terjadi di sana.

* * *

"Sudah, sudah. Tenanglah! Aku merasa iba dengan mata indahmu yang terpaksa harus mengeluarkan banyak air."

Ino mengusap-usap punggung Sakura agar gadis itu tenang. Mereka tengah berada di ruang kesehatan sekolah.

"Baiklah, namamu siapa?" tanya seorang petugas ruang kesehatan itu. Ia seorang wanita, berambut pendek sebahu warna hitam.

Stay With Yourself ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang