20.【Ni Juu】

3K 156 33
                                    

Happy reading ^^

.
.
.
.
.

Sasuke baru saja masuk ke kamar yang ia sewa, ketika seorang gadis di dalamnya mengenakan handuk piyamanya. Sasuke diam menatap datar padanya. Ketika gadis itu menyadari kehadirannya, ia sontak menghambur ke pelukan Sasuke.

"Sasuke-kun!" serunya.

Gadis itu, Sakura, ia memeluk tubuh Sasuke begitu erat. Namun sang empunya tak membalas. Ia diam, membiarkan gadis itu menuangkan rasa takutnya.

"Sasuke-kun, kenapa kau diam saja?" tanya Sakura. Ia melepaskan lelaki itu dari pelukannya. Menatapnya bingung.

Sasuke membuka suara dinginnya, "Tak ingat apapun?"

"Ingat apa?" Sakura balik bertanya.

"Meninggalkanku di restoran. Ponselmu tak bisa kuhubungi. Aku mencarimu seharian. Dan kau, malah berada di tempat terkutuk ini," jawab Sasuke. Tatapannya dingin, membekukan hati Sakura.

Sakura berkaca-kaca. Ia menatap Sasuke tak percaya. Bisa-bisanya lelaki itu mengucapkan kata-kata yang cukup tajam untuknya. Sakura tidak merasa tenang, justru semakin kesal. Mengapa lelaki itu tak peka terhadap kecemburuannya?

"Lalu siapa mereka? Kau bilang ingin ke restoranmu untuk mengajakku makan? Atau justru kau ingin diperhatikan para gadis itu di depanku?" tanya Sakura. Ia mulai meneteskan air mata sekarang.

"Haruskah kau datang ke tempat ini?" Sasuke balik bertanya.

Bibir mungil Sakura bergetar. Ia benar-benar panas hati. Tangan kecilnya itu bergerak dengan sendiri, memukul-mukul dada bidang Sasuke. Sasuke diam menerimanya.

"Kenapa aku baru pulang ke Konoha, Sasuke-kun sudah membuatku cemburu?! Hiks ... apa selama ini memang begitu?!" tanya Sakura, di sela isakan kecilnya.

Sasuke diam. Ia memikirkan kata-kata itu. Cemburu? Apa itu? Sejujurnya saja, ia tak mengerti. Apa ia melakukan kesalahan?

Brak!

Suara pintu yang ditutup dengan kasar terdengar. Sasuke tersentak, ketika tahu tangan mungil itu tak lagi memukulinya. Dengan kata lain, Sakura pergi meninggalkannya.

Lelaki itu mengusap kasar wajahnya. Baru saja ingin memukul dinding yang tak bersalah, ia ingat tangan kanannya sedang terluka akibat belati milik Karin. Oh! Mengenai hal itu, Sasuke bahkan belum tahu apa yang terjadi setelah Naruto membawanya dan Sakura ke rumah sakit.

* * *

"Oi!"

Sasuke menghentikan langkahnya, ketika seseorang menyerukan suara. Seorang lelaki berambut merah yang kini berdiri, bersandar pada mobil hitam yang terparkir di tepi jalan tempat itu. Sasuke baru saja keluar dari bar itu, berniat menyusul Sakura.

"Ada yang perlu kubicarakan denganmu, Uchiha," ucap seseorang itu.

Sasuke menatapnya datar. "Hn. Katakan!"

"Sebaiknya kau masuk ke mobilku dulu," jawab lelaki itu, membuka pintu mobilnya untuk Sasuke. Ia lantas berlalu ke pintu kemudi, membukanya lantas masuk ke dalam.

Sasuke menghela napas panjang, lalu akhirnya masuk ke dalam mobil hitam itu. Ia menutup pintunya, membuka sedikit jendelanya. Ia memeriksa ponselnya, mencoba mengirim pesan pada Sakura. Ia berharap gadisnya itu akan membalas.

"Mencoba menghubungi adikku?" tebak lelaki itu.

"Dengar, Gaara-"

"Kau yang seharusnya mendengarku, Sasuke! Diam dan biarkan aku bicara. Jangan pikirkan tentang Sakura dulu," potong lelaki itu.

Stay With Yourself ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang