13.【Juu San】

2.3K 179 11
                                    

Happy reading ^^

.
.
.
.
.

Hening. Tak ada percakapan semenjak lima belas menit yang lalu. Keempat laki-laki yang duduk di bangku tunggu rumah sakit itu sibuk dengan pikiran masing-masing. Saat salah seorang lelaki berambut panjang mendapati ponselnya bergetar di sakunya, ia mengambilnya. Mengangkat sebuah panggilan yang ia terima.

"Moshi-moshi, Otou-san," jawab lelaki itu, memecah keheningan.

" ...."

Tiga lelaki di sana memperhatikannya. Meraka tentu saja tak tahu apa yang sang penelpon bicarakan.

"Masih diperiksa." Suara lelaki itu, Itachi, mengisi keheningan di lorong rumah sakit. Ia sedang berbicara dengan seseorang melalui ponselnya.

"Tidak, Okaa-san. Dia datang tepat waktu," ujar Itachi lagi.

"...."

"Tidak perlu, Tou-san. Istirahatlah, kalian. Ada yang ingin kubicarakan dengan kalian besok pagi," ucap Itachi sesopan mungkin. Setelah itu, ia berpamit untuk mengakhiri panggilan.

"Sasuke, siapa yang melakukannya?!" tanya lelaki bermata bak panda, yang semenjak tadi hanya bersandar di dinding rumah sakit. Suaranya pelan penuh penekanan. Ia menahan emosinya.

Yang terpanggil menoleh. Ia tak kunjung menjawab. Bagaimana bisa ia mengatakan opininya tentang siapa yang telah melukai Sakura, sedangkan dia sendiri belum mendapatkan keterangan langsung dari gadis beriris Emerald itu. Karena tak kunjung mendapat jawaban, sang empunya pertanyaan mendekat ke arah Sasuke lantas menarik kerah seragam Sasuke.

"Sialan kau, Uchiha!"

"Ochitsuke¹, Gaara!" Sasori, sang kakak, mencoba menjauhkan Gaara dari Sasuke. Itachi hanya diam menyaksikan pertengkaran itu. Ia tahu adiknya juga hanya akan diam.

"Katakan padaku siapa yang menyakitinya!" Gaara menekan setiap perkataannya, seperti berusaha tak meluapkan emosinya saat ini.

"Aku tidak tahu," jawab Sasuke. Tangannya mengambil ponsel miliknya di saku seragamnya. Mengotak-atiknya, lantas menghadapkan layar yang bersinar itu ke arah Gaara.

"Sakura hanya mengirimkan pesan ini sebelum aku tahu di mana dia berada," ucap Sasuke dengan dingin. Gaara menatapnya dalam diam. Dilepaskannya cengkeraman pada leher Sasuke saat tahu isi pesan singkat yang dikirim Sakura kepada pemuda itu.

"Ekhem!" Deheman seseorang membuat mereka berempat menoleh. "Jangan membuat keributan di sini!" peringatnya kemudian.

"Sensei, bagaimana keadaan Sakura?" tanya Sasori dengan wajah cemasnya.

"Dia harus dirawat beberapa hari di sini. Apa sebelumnya dia sakit?" tanya wanita berdada besar itu.

"Dia sakit dua minggu yang lalu," ujar Sasori menerangkan.

Sang dokter menghela napas panjang. "Anak itu harus menjaga kesehatannya di musim dingin seperti ini. Satu lagi, jangan biarkan dia depresi," pesannya kemudian.

Wanita dengan rambut pirangnya itu berlalu meninggalkan empat pria di sana. Sang asisten mengikutinya.

"Arigatou, Tsunade-sensei," ucap Sasori membungkukkan badannya. Masih tetap berjalan, dokter bernama Tsunade itu melambaikan tangan sebagai jawaban, tanpa membalikkan badannya.

Itachi berdiri dari duduknya. "Sasori, kau bisa pulang bersama Gaara untuk sekarang. Sasuke, kau juga pulanglah. Besok kau masih harus sekolah!" perintah Itachi.

Stay With Yourself ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang