Bismillah ~
Alhamdulillah bisa update tiap hari kayak gini. Feel mulai dapet kan? Aku jadi semangat nih buat menyelesaikan LTA, meskipun masih panjang sekali 😂 gapapa. Doakan ya teman-teman🙏Part ini tembus 200 komentar gak yaa? 🤧🙏❤ kalau tembus aku langsung update malamnya🙋🏻 gewwlaa gak tuuh 😂
Ada yang pernah di posisi Almira? Sedang jatuh, terpuruk, tetapi ada seseorang yang menemani?
Kalau diberi pilihan, kalian pilih dapat suami sholeh aja/ganteng aja/kaya aja/baik aja? Hayo bingung 😂 pilihnya satu aja yaa all.
Rata-rata di jawaban kemarin, nggak mau di poligami/di selingkuhi ya🤒 samaaa.. Akupun juga gak mau lah🤧🤧 menyedihkan sekali...
Tapi, kalian harus ingat kalau di dunia ini laki-laki dan perempuan itu 5:1, itulah alasan kenapa laki-laki sering ada yang selingkuh / poligami
Eitt, gak menutup kemungkinan ya kalau perempuan juga bisa 🙏 tapi ku harap LTASquad nggak ada yang begitu😒 aamiin ❤
Challeng : komen sebanyak-banyaknya di part ini. Selamat mencoba 💛💛
Happy reading ~
***
Maafkan kesalahanku. Maafkan keegoisanku selama ini. Maafkan aku, kekasihku.
***
Almira terbangun saat adzhan subuh. Kepalanya berputar. Ia seperti mimpi melihat Kafka memeluknya dan menangis karena sikap Almira selama ini. Almira menyentuh perutnya, saat lengan kekar itu ternyata menempel disana. Kafka memeluknya. Jadi, semalam Almira tidak bermimpi? Semalam itu.. Nyata? Apa Kafka juga menangis? Astaghfirullah. Almira merasakan panas menyentuh lengannya dari dahi Kafka. Buru-buru Almira mengecek suhu tubuh Kafka. Panas. Diambilnya termometer di atas nakas. Almira memasangkannya di ketiak Kafka saat si empunya mulai tak nyaman dalam tidurnya.
40° celcius. Panas sekali. Kafka demam.
"Kak? Kakak demam?" Almira meminta Kafka untuk minum terlebih dahulu degan botol yang diberi sedotan stainless. Lebih higienis dan tentunya tidak menumpuk plastik di rumah. Almira meminta Kafka membuka mata. Lalu meminumnya pelan-pelan.
Kafka merasa hidungnya tersumbat. Kepalanya pening. Mata berkunang-kunang. Dan badannya panas dingin. Ia menggigil. Padahal suhu ruangan sudah dinaikkan agar tak terlalu dingin.
"Mira.. Kepalaku sakit. Boleh ya, aku istiahat? Sebentar saja." Kafka memohon. Rasanya tubuhnya benar-benae lelah. Kafka memejamkan mata. Membiarkan Almira menuruni ranjang dengan hati-hati untuk duduk di kursi roda. Almira keluar kamar. Dia ke dapur, mengambil kain dan sebaskom air untuk mengompres suaminya. Mbak Ratna ikut bangun kala Almira tak sengaja menjatuhkan piring plastik yang biasa digunakan untuk wadah sayuran dalam jumlah banyak. Untung bukan beling.
"Almira, kamu sedang apa?" umur mereka tak terlalu jauh, saat hanya berdua seperti ini mereka mengobrol selayaknya teman saja. Almira tidak masalah, meski posisinya adalah pemilik rumah, tetapi memanggil dengan sebutan nama terasa lebih nyaman.
"Ratna, kak Kafka demam. Aku mau ngompres dia. Kayaknya dia sakit gara-gara tidur di sofa terus selama ini. Aku.. Aku jadi ngerasa bersalah. Kak Kafka sakit karena aku..." Ratna memegang pundak Almira. Menenangkan. "Jangan seperti itu. Sekarang Mas Kado butuh kamu, ayo kuat. Kalau kamu sedih, nanti malah jadi beban fikiran buat suami kamu kan? Ayo aku bantuin siapin makanan biar Mas Kafka minum obat. Biasanya kamu buat apa kalau Mas Kafka sakit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[NUG's 4✔] Lukisan Tentang Almira (COMPLETE)
Espiritual[Tetralogy of Assalamualaikum, Calon Abi!] #1 spiritual (25/02/2020) *** Yang kembali bangkit karena cinta-Mu. Almira hampir putus asa akibat kecelakaan yang membuatnya lumpuh. Cita-citanya untuk melanjutkan pendidikan dan menjadi seorang Fotografer...