Assalamualaikum, bismillah update.
Sesuai judul, LTA ending hari ini. Alhamdulillah, akhirnya setelah sekian lama menantikan ending LTA. Ini bukan ending terbaik, menurut saya. Tapi, semoga ada kesempatan untuk selalu memperbaiki tulisan saya. Terima kasih buat semua teman-teman, yang udah meluangkan waktu untuk membaca LTA, memberi support melalui vote dan komen bahkan sampai spam😇🐥 saya sangat berterima kasih. Dan juga, terima kasih untuk 50K pembaca. Semoga setelah selesai, semakin banyak yang baca yaa.. Jangan lupa share ke teman-teman kalian juga yaa...❤Siap berpisah sama Mira Kafka?😌
Selamat membaca ~
*****
Detik demi detik berlalu. Menit demi menit terlampaui. Jam demi jam terlewati. Hari demi hari berubah menjadi minggu demi minggu, sampai tahun ke tahun berikutnya. Tak disangka, hari ini hari pernikahan Kado dan Almira yang ke-10 tahun. Usia pernikahan mereka yang ke-sepuluh tentunya semakin lengkap dengan adanya anggota baru. Annisa Diah Azkadina. Nama yang memiliki arti: Anak perempuan yang sholeha dan taat kepada agama. Annisa bukan anak kandung mereka. Pada kenyataannya, Almira tetap tidak bisa hamil karena insiden kecelakaan 12 tahun lalu. Kafka tetap menerima Almira apa adanya, seperti janjinya dulu kepada Amalia dan Anzar. Annisa adalah anak bayi yang sangat manis. Awalnya, Annisa dititipkan di Panti Asuhan Melati oleh Ibunya. Hanya saja, sampai dua minggu kemudian Annisa tetap tidak diambil kembali. Pada saat Kafka mampir ke panti, dia melihat Annisa dan langsung jatuh hati. Kafka dan Almira pun mengadopsi Annisa sampai sekarang. Kini, usianya genap tiga tahun.
"Bun, udah sini Nisa-nya. Kamu mending tidur aja. Pasti capek juga kan, habis perjalanan jauh?" Kafka meminta Annisa yang rewel dari gendongan Almira. Mereka sedang ada di Bali. Kafka mengajak bulan madu selama dua minggu penuh. Hanya saja, Kafka tetap keukeuh membawa Annisa bersama mereka. Karena takut tidak menjaga Annisa secara penuh, mereka pun membawa Lala sekalian. Lala adalah baby sitter Annisa karena Almira tidak bisa merawat bayi itu sendirian.
Panggilan Bunda dari Kafka sudah tidak asing lagi di telinga Almira. Semenjak adanya Annisa di tengah-tengah mereka, Kafka memanggilnya Bunda, dan meminta Almira pun memanggilnya Ayah. Katanya, untuk membiasakan diri agar Annisa juga mengikuti kebiasaan orang tuanya.
"Tapi kan, Kakak juga perlu tidur. Siniin Nisa-nya. Dikelonin sebentar, pasti tidur kok." Almira menepuk sebelah sisinya. Kafka mengangguk, membaringkan tubuh kecil Annisa di tengah-tengah ia dan Almira.
Tatapan mereka bertemu. Masih sama. Penuh cinta dan semakin cinta. Pipi Almira bersemu kemerahan, membuat sensasi menyenangkan tersendiri bagi Kafka.
"Nisa.. Udah ya, jangan nangis terus.. Bunda-nya kasihan lho itu.. Capek. Nisa jangan nangis terus ya? Besok Ayah beliin susu yang banyak! Mau yang kardus apa yang kaleng?"
"Kak!" tegur Almira terkekeh.
"Kenapa sih, Sayang? Aku bener kan? Kamu itu kecapean. Mending tidur. Aku yang megangin dot Nisa." Kafka mengambil dot dari tangan Almira. Matanya senantiasa mengikuti gerakan mulut kecil Annisa yang semangat mengenyot dot miliknya.
"Hm, kan kakak yang mau ngajak Nisa. Mama aja udah siap lho bantuin ngurus Nisa sementara di rumah selama kita ke Bali." Almira cemberut. Bukan, bukan karena dia merasa terbebani dengan adanya Annisa disini. Hanya saja, dia jadi kasihan karena Annisa bisa saja sakit dan hal lain yang tidak dia inginkan. Karin sudah bisa berjalan normal dua tahun kemudian dari hari dimana Ibu mertuanya itu kecelakaan. Karin juga semangat mengikuti pengajian dan beliau mulai berhijab. Almira senang mendengarnya. Kemarin, Karin menawarkan diri untuk mengurus Annisa di rumahnya. Tetapi Kafka memang keras kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NUG's 4✔] Lukisan Tentang Almira (COMPLETE)
Spiritual[Tetralogy of Assalamualaikum, Calon Abi!] #1 spiritual (25/02/2020) *** Yang kembali bangkit karena cinta-Mu. Almira hampir putus asa akibat kecelakaan yang membuatnya lumpuh. Cita-citanya untuk melanjutkan pendidikan dan menjadi seorang Fotografer...