Chapter 06 | Tak Seindah Ekpetasi

10.1K 985 113
                                    

Ini KAFKA RADYANA PUTRA

Ini KAFKA RADYANA PUTRA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

6. Tak Seindah Ekpetasi

Nyatanya manusia selalu berharap pada seseorang yang bahkan belum dia kenal,
seolah-olah di dunia ini Allah hanya mengerti perasaannya saja.
Tidak dengan orang lain.

***

SESUAI janjinya beberapa waktu lalu, Kafka mengajak sang Mama untuk ke rumah kediaman Anzar dan Amalia dengan maksud meminang putri mereka. Azzam sudah dia beri tahu sebelumnya jika dia ingin mempersunting adik Azzam untuk dijadikan istri. Azzam terkejut dan langsung melakukan video call saat dia masih ada di Surabaya. Karena jaringan masih belum bisa mengakses internet disana, Kafka tidak bisa mengangkat video call tersebut. Dia hanya mengirim chat pada Azzam jika niatnya itu benar. Azzam mendoakan semoga Allah meridhai setiap langkahnya.

Diantara Kafka, Azzam dan Fatih, Fatih-lah yang terlebih dahulu menikah setelah dia menyelesaikan kuliah kedokteran dua tahun lalu, bersama dengan seorang wanita yang dulunya terobsesi dengan Azzam, Atthaya Maharani. Lalu, pernikahan selanjutnya Azzam yang alhamdulillah sudah berani melangkah ke jenjang yang lebih serius dengan sosok gadis bernama Indira Mahestri. Junior mereka di kampus dulu. Sekarang, Azzam sedang merintis karirnya sendiri tanpa bantuan sang Ayah. Dan Kafka, berniat menyusul mereka sebentar lagi.

Insya Allah, jika Allah meridhai niatnya dan juga Almira menerima lamarannya.

Kafka tahu, kondisi Almira jauh dari kata baik-baik saja. Dia datang menjenguk Almira tiga tahun lalu saat Azzam mengatakan jika Almira kecelakaan saat melaksanakan study tour di Yogyakarta. Dia ditabrak mobil yang hendak mendaki. Namun, karena sopirnya lalai karena mengantuk, Almira menjadi korbannya. Nahasnya lagi Almira sampai lumpuh untuk selama-lamanya. Subhanallah. Itu adalah masa-masa terberat bagi Almira. Kafka juga merasakan hal yang sama.

Dia sering datang menjenguk Almira setiap dia ada waktu libur. Hanya saja, dia tak enak hati jika datang menjenguk saat Almira terbangun. Kafka tidak tega mendengar suara rintihan kesakitan yang keluar dari bibir Almira. Dan Kafka berpura-pura untuk keluar lebih dulu, membeli makan. Dia akan kembali lagi nanti. Padahal, dia menunggu sampai Almira tidur setelah meminta obat. Baru dia bisa menjenguk masuk ke dalam ruangan. Yang ia lakukan di ruangan itu tidak banyak. Kafka meminta izin pada siapapun yang menjaga Almira hari itu. Entah Anzar, Amalia, Raihan, Azzam untuk membacakan al-qur'an di samping Almira terbaring. Dan itu yang Kafka lakukan setiap dia menjenguk Almira. Berulang-ulang sampai hari dimana Almira diperbolehkan pulang, dia mengucap syukur. Ada harapan baginya untuk melamar Almira meski tidak secepat yang dia bayangkan.

Almira butuh proses untuk menerima kenyataan jika kedua kakinya sudah tidak berfungsi kembali. Seringkali Azzam meneleponnya, memberi tahu jika Almira semakin jauh dengan keluarga. Almira menutup diri dan itu membuat Kafka merasa tidak berguna untuk seseorang yang dia cintai diam-diam selama ini.

[NUG's 4✔] Lukisan Tentang Almira (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang