Jin Zixuan hanya menginginkan kehidupan yang bahagia bertiga selalu, ia bersama Ayah dan Ibunya. Selamanya.
Itu yang selalu ia ucapkan sedari kecil. Namun diumurnya yang menginjak 13 tahun, ia berubah pikiran saat bertemu dengan seorang anak lelaki berumur 10 tahun yang menggeram marah kepadanya.
"Hei!" Bentak anak tadi pada Jin Zixuan yang menabraknya hingga minuman ditangannya tumpah tidak tersisa di tanah. "Lihat apa yang kau lakukan!"
Pipinya yang masih menyisakan lemak bayi terlihat menggembung imut, kedua tangannya ia gunakan membersihkan bajunya yang terkena guyuran minuman malang tadi. Walau sepertinya usahanya itu percuma.
"Ah, maafkan aku!" Jin Zixuan buru-buru mengeluarkan sapu tangannya dan menyerahkannya kepada anak tadi yang belum ia ketahui namanya. "Aku sedang menerima telpon, jadi tidak fokus saat berjalan!"
"Tidak apa-apa, aku juga sedang buru-buru karena saudaraku sedang bertanding" Tangannya mengelap bajunya dengan sapu tangan pemberian Jin Zixuan. "Tapi kau harus mengganti minuman yang kau tumpahkan! Aku sudah tidak punya uang lagi untuk membelinya, dan kalau aku tidak memberikan minuman untuk saudaraku, ia akan merengek padaku seharian. Aku tidak mau mendengar rengekan menyebalkannya!"
Jin Zixuan tertawa kecil mendengar celotehannya, setelah itu ia mengulurkan tangannya mengajak kenalan.
"Namaku Jin Zixuan, kelas 1 Junior High di sekolah ini. Kalau kau?" Anak itu menatap lekat Jin Zixuan, lalu membalas uluran tangannya.
"Jiang Cheng, kehormatan Wanyin. Kelas 5 Primary disini" Jin Zixuan tersenyum lebar.
"Salam kenal Jiang Cheng!"
.
.
."Tuna-" Jin Zixuan hampir berteriak mendengar perkataan dari Wei Wuxian, saudara angkat Jiang Cheng.
Waktu berlalu hampir setahun setelah kejadian tumpahnya minuman Jiang Cheng, dan selama itulah Jin Zixuan selalu menemuinya dan mengajaknya untuk bermain bersama. Walaupun dibulan pertama Jiang Cheng akan meneriakinya stalker karena selalu mengikutinya kemanapun ia menuju. Dari sana juga ia mengenal Wei Wuxian, orang yang menimpuknya dengan sepatu setelah Jiang Cheng berteriak kearahnya.
"Iya, A-Cheng sudah bertunangan dengan Kakak Lan dari kecil! Karena itu kau tidak punya kesempatan~" Wei Wuxian bersidekap senang.
Jin Zixuan terdiam, ia memang mengatakan kepada Wei Wuxian kalau ia menyukai Jiang Cheng dan ingin menyatakannya. Bukannya mendengar Jiang Cheng juga menyukainya, kenyataannya ia malah mendengar Jiang Cheng sudah memiliki tunangan.
"Tapi mereka baru bertunangan, mereka belum menikah! Aku masih punya kesempatan!" Kata Jin Zixuan.
"Eeh! Bukannya bertunangan artinya sama saja dengan menikah?" Wei Wuxian terkejut, ia memang belum memahami arti sesungguhnya dari bertunangan, pernikahan dan berkeluarga. Yang ia tau hanya bila seseorang berstatus itu, artinya orang itu akan selamanya bersama pasangannya. “Tapi tetap saja A-Cheng nanti menikah!”
"Tidak! Walaupun A-Cheng sudah menikah pun aku masih punya harapan!" Keukeuh Jin Zixuan. Ia bertekad suatu hari nanti Jiang Cheng akan menyukainya daripada tunangannya sendiri.
Ya, orang yang menikah bahkan bisa saja memilih bersama orang lain yang lebih di cintainya. Sebuah pernikahan tidak bisa menjamin kau akan selamanya bersama pasanganmu jika hati sudah berbicara.
.
.
."Kita bercerai saja, Jin Guangsha!"
Jin Zixuan menatap nanar kepada ibunya yang duduk tegap menghadap 3 orang yang bersimpuh didepan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not the Only One [XiCheng]
RomanceSinopsis: "A-yin jika kita sudah besar nanti aku akan menikah dgn a-yin! Karna a-yin sangat manis!" "A-Yin mau kah kau menikah dengan ku agar aku bisa menepati janji masa kecil kita dan janji pada kakakmu" "Xichen-ge apa kau mencintaiku?" "Aku menc...