Side Story : Jin Zixuan ( end )

4.5K 298 38
                                    

“Pa-Gi” Jin Zixuan tersenyum cerah membukakan pintu mobil untuk Jiang Cheng dan dibalas Jiang Cheng dengan tatapan datar.

“Kau terlihat lebih bersemangat daripada aku” Jiang Cheng masuk kedalam mobil. Jin Zixuan melirik keatas tepat kearah rumah yang didiami Jiang Cheng dan Lan Xichen, diberanda terlihat Lan Xichen memperhatikan mereka.

Jin Zixuan menyeringai lalu berjalan memasuki mobil. “Aku harus terlihat menyakinkan bukan! Kau ingin makan? Aku yakin kau belum makan” Jiang Cheng mengangguk.

"Apa kau pikir dia melihat kita?" Tanya Jiang Cheng kepada Jin Zixuan yang fokus memegang stir.

"Tentu saja A-Cheng, dan kita akan lihat nanti"

"Ya"

“Nah, kita lanjut ke rencana selanjutnya” Jin Zixuan mengemudikan mobilnya melesat membelah jalanan, “Dia pasti akan datang menjemputmu kekampus, dan mungkin akan marah melihatku bersamamu” Jiang Cheng memperhatikan Jin Zixuan yang tersenyum senang.

“Zixuan, kenapa kau bersikeras ingin membantuku? Kau tidak hanya sekedar untuk membalas perbuatan Huan-ge kepadaku bukan? Aku yakin alasanmu lebih daripada itu”

“... Ceritanya rumit, tapi yah... Ada alasan tersendiri dan aku takutnya inilah penyebab masalah kalian berdua” Jin Zixuan mengusap belakang lehernya. “Aku tidak tau harus memulainya dari mana”

"Baiklah, jika kau tidak mau mengatakannya" kata Jiang Cheng.

“Maaf, nanti akan aku jelaskan semuanya" balas Jin Zixuan.

.
.
.

"A-Yin, ayo pulang" kata Lan Xichen sambil menarik tangan Jiang Cheng.

"Ge, sakit! Kita harus mengucapkan selamat tinggal dulu"

"Tidak perlu" jawab Lan Xichen sambil menarik tangan Jiang Cheng menuju mobil.

Semua yang ada disana menatap kepergian Jiang Cheng dan Lan Xichen dengan pikiran campur aduk.

“Aku tidak menyangka, Xichen-ge orang yang seperti itu” Nie Huaisang masih fokus melihat kepergian mereka dengan wajah sedih. “Padahal selama ini kita selalu mendengar cerita tentang seberapa romantisnya Xichen-ge pada Cheng-ge, tapi setelah mendapat cerita yang lainnya. Aku merasa seperti di bohongi”

“Aku juga” Jin Zixuan menimpali, “Setelah A-Cheng menceritakan semuanya, aku selalu berpikir apakah Lan Xichen memiliki sedikit saja perasaan pada A-Cheng”

“Wei-ge?” Nie Huaisang menatap ke arah Wei Wuxian yang dari tadi terdiam. Wajah Wei Wuxian mengeras menahan marah, buku-buku tangannya mengepal kuat.

“Benar-benar memalukan” geramnya.

“Tenanglah Wei Wuxian, aku tau kau marah. Tapi bisakah kau menahan amarahmu?”

“Kenapa harus aku tahan? Kakak Lan sudah menghianati A-Cheng. Apa kau tau malam itu A-Cheng menceritakan semuanya sambil menangis meratap padaku. A-Cheng menyalahkan dirinya sendiri, selama ini kami selalu menganggap Kakak Lan adalah yang terbaik, orang yang tepat dari setiap perlakuannya kepada A-Cheng. Bukankah kami yang bersalah, kami tidak mengenal sedikitpun Kakak Lan selain ia adalah orang yang baik dari cerita A-Cheng? Kami terus-terusan mendorong A-Cheng kepada Kakak Lan, namun kami tidak pernah tau apakah Kakak Lan menyambut A-Cheng atau tidak, menerima dia atau tidak”

“... Wei-ge” Nie Huaisang mencoba menenangkan Wei Wuxian dengan mengelus punggungnya.

“Haa-, pokoknya tenangkan dirimu. Semakin kau marah semakin memperpanjang masalah! Huaisang bisa kau ceritakan padaku semua tentang A-Yao, dari terakhir aku dan ibuku pergi mengunjungi kediaman Nie?” Wei Wuxian menatap bingung kearah Jin Zixuan dan Nie Huaisang.

“Kalian sudah mengenal sejak lama?”

“Ah, lumayan. Beberapa kali dalam setahun Zixuan-ge berkunjung kerumah kami bersama Madam Su untuk mengetahui keadaan Yao-ge. Tapi sampai kunjungan terakhir, kalian tidak pernah bertemu sekalipun dengan Yao-ge”

“Sebentar, siapa yang kau maksud Yao-ge?” Tanya Wei Wuxian lagi.

“Ehh, Wei-ge tidak ingat? Dia Jin Guangyao yang kemarin kita lihat di cafe, pacar Mingjue-ge dan sekarang dia berselingkuh dengan Xichen-ge! Aku kaget ternyata dia adikmu Zixuan-ge!” Wei Wuxian mendelik tajam kearah Jin Zixuan.

“Jelaskan!” Jin Zixuan mengendus lelah.

“Kau mungkin tidak tau masalah ini karena kau dan A-Cheng saat itu masih kecil. Tapi kau pasti ingat kenapa aku bersama ibuku membuka sebuah toko roti kecil di pinggir kota”

“Ah, iya. Itu karena orang tuamu bercerai”

“Ya, dan penyebab perceraian karena ayahku memiliki seorang anak dengan perempuan yang lain. Dan anak itu adalah Jin Guangyao” Mata Wei Wuxian dan Nie Huaisang membelalak lebar, “Dan karena bantuan dari keluarga Jiang, ibuku berhasil mendapatkan kembali semua hak miliknya sebelum pernikahan dengan ayah. Namun, setelah itu ayah dan perempuan itu dikabarkan meninggal dan A-Yao diangkat anak oleh keluarga Huaisang atas permintaan ibuku”

“Itulah kenapa kau curiga dengan Guangyao? Kau pikir Guangyao jadi selingkuhan Kakak Lan karena dia mengincar A-Cheng dan keluarga Jiang?”

“Ya, dan dengan bodohnya Xichen terkena tipu dayanya!”

“Wei-ge, kita harus selamatkan Cheng-ge dan Xichen-ge, mereka berdua dalam bahaya!”

Rrrrr- Wei Wuxian melonjak kaget saat tiba-tiba Hp yang ada disakunya bergetar.

“Lan Zhan?” Ditekannya tombol berwarna hijau dilayar Hpnya, “Lan Zhan, ada apa?”

'Wei Ying, ikut makan malam denganku besok?'

“Makan malam?”

'Mn, Kakak memesan meja untuk makan malam romantis dengan Jiang Wanyin di Jade of Lan. Apakah kau mau aku memesan meja juga untuk kita?”

Wei Wuxian terkekeh pelan mendengar perkataan Lan Wangji. Kekasihnya orang yang kaku dan sulit mengutarakan perasaannya, ia sering mengikuti apapun yang dilakukan Lan Xichen untuk Jiang Cheng dari menjemput kuliah dan mengajak jalan-jalan. Karena Lan Wangji berpikir, apapun yang dilakukan kakaknya adalah bukti cintanya kepada Istrinya dan ia ingin seperti itu juga kepada Wei Wuxian.

“Baiklah, kabari aku jika kau sudah mendapatkan mejanya. Dah~” Wei Wuxian menatap layar Hpnya sambil tersenyum.

“Ada apa?”

“Lan Zhan mengatakan kalau Kakak Lan memesan sebuah meja untuk makan malam romantis berdua”

“Pasti Xichen-ge ingin minta maaf kepada Cheng-ge dengan mengajaknya makan malam! Ayo beritahu Cheng-ge, dia pasti senang!”

.
.
.

“Shit! Harusnya aku sadar!" Wei Wuxian memaki pelan. “Lan Zhan pun tidak bisa ditanyai dengan jelas, bisa-bisa dia mengetahui jika Kakak Lan selingkuh”

Selama ini Wei Wuxian menahan diri untuk tidak memberi tau Lan Wangji tentang perselingkuhan yang dilakukan oleh Lan Xichen dan Jin Guangyao. Karena bila dia mengetahuinya, masalah ini akan semakin membesar dan akan menyeret keluarga besar Lan serta Jiang.

Selain itu, Wei Wuxian tidak ingin kekasihnya itu kecewa kepada kakaknya sendiri seperti dia yang lebih dulu kecewa.

"Sudahlah, kapan makan malam itu?" Jin Zixuan menimpali.

"Malam ini di Jade of Lan"

"Oh, bukankah itu tempat kita akan tampil" Nie Huaisang berseru. “Kebetulan sekali”

"Ya, benar-benar kebetulan" kata Jiang Cheng.

"Ayo kita membongkar perselingkuhan!" Kata Wei Wuxian dengan penuh semangat.

Jin Zixuan yang mendengar seruan Wei Wuxian hanya bisa menggelengkan kepala sambil melirik Jiang Cheng yang tersenyum kecil.

“A-Cheng?” Jin Zixuan menepuk pelan pundak Jiang Cheng, Jiang Cheng menoleh kearahnya. “Tenanglah, kami bersamamu”

“Aku akan beritau Paman tentang kelakuan Kakak Lan!” Wei Wuxian menekan-nekan layar HPnya mencari kontak bernama 'Paman Bucin'.

“Tunggu Wei Wuxian!” Jiang Cheng menarik tangan Wei Wuxian, “Kau gila, bagaimana nasib Huan-ge jika beliau mengetahuinya!”

“Paman harus mengetahuinya! Kakak Lan harus diberi pelajaran dari paman” Wei Wuxian menahan tangan Jiang Cheng yang ingin merebut HP ditangannya. “A-Cheng! Kenapa disaat seperti ini kau masih memperhatikan nasib Kakak Lan? Harusnya kau mengamuk padanya. Bahkan saat ini saja aku ingin sekali memukul Kakak Lan!” Jiang Cheng menggeleng-geleng kepalanya, matanya mulai berair. Melihat hal itu Wei Wuxian melepas tangan Jiang Cheng.

“Jika Paman Qiren tau. Kakak Lan akan kehilangan posisinya di perusahaan Lan. Paman tidak boleh tau, Ayah pun tidak boleh mengetahuinya” Jiang Cheng terisak.

“Sudahlah Wei Wuxian, saat ini kita harus menjaga kondisi kita untuk penampilan malam ini. Ayo A-Cheng, kau bilang ingin kesuatu tempat” Jin Zixuan dan Jiang Cheng berlalu meninggalkan Wei Wuxian dan Nie Huaisang.

“Sekarang bagaimana Wei-ge?”

“... Tentu saja, aku tetap menghubungi Paman Qiren! Jika aku tidak bisa memukul Kakak Lan, mungkin Paman bisa menggantikanku!” Nie Huaisang terdiam dengan mulut terbuka lebar mendengar perkataan Wei Wuxian.

“Wei-ge!!”

.
.
.

“Kantor kependudukan? Kau ingin melakukan apa?”

“Mengurus perceraianku dengan Huan-ge” Jiang Cheng menutup pintu mobil Jin Zixuan dan melangkah memasuki gedung.

“A-Cheng, tunggu! Apa kau yakin?” Jin Zixuan berlari pelan mengejar Jiang Cheng, “Kenapa cepat sekali kau memutuskan untuk bercerai dengan Lan Xichen?”

“Makan malam hari ini, itu sudah menjadi alasan kuat untuk bercerai dengan Huan-ge” Jiang Cheng menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan, “Setelah pertengkaran kami malam tadi, Huan-ge mendiamkanku dan pagi harinya ia kembali bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Sambil menyiapkan sarapan ia berkata akan lembur dan menginap di kantor hari ini. Aku yang dulu mungkin akan percaya ia sibuk bekerja dan tidak akan bisa menghubungiku, tapi tidak untuk aku yang sekarang. Setelah mendengar Wei Ying tentang makan romantis itu aku sudah mengambil kesimpulan-“

“... Apa?” Jiang Cheng tersenyum lemah kearah Jin Zixuan.

“Dia, Huan-ge. Kembali berbohong kepadaku bukan?” Jiang Cheng kembali menarik napas panjang, “Harusnya ia sudah tau, kebohongan seperti itu tidak akan mempan lagi kepadaku. Bukankah secara langsung seperti mengakui kalau ia sedang berselingkuh?”

.
.
.

"Sudahlah, ayo kita bersiap" seru Jin Zixuan lalu menatap kearah Jiang Cheng yang terdiam sedang memetik pelan gitarnya. “A-Cheng?”

“Shime-“

“Siapa yang Shimei?!” Wei Wuxian membekap mulutnya saat Jiang Cheng mendelik kearahnya, setelah itu tertawa kecil.

“Aku pikir kau sedang dilema dan bersedih, ternyata kau sedang sangat bersemangat” kekeh Wei Wuxian, tersenyum kearah Jiang Cheng yang berdiri bersiap ditempatnya.

“Aku hanya membayangkan. Setelah ini, bagaimana jadinya kami berdua” Wei Wuxian, Jin Zixuan dan Nie Huaisang terteguh mendengarnya. Semuanya terdiam dalam pikiran masing-masing sampai Jin Zixuan bertepuk tangan pelan.

“Itu bisa dipikirkan nanti. Tapi yang pasti, kau bisa hidup bebas tanpa kebohongan lagi dan kau juga bisa memulai hidup yang baru”

“Seperti apa?”

“A-Cheng, kau bisa menjadi seorang penyanyi seperti keinginanmu saat kecil. Impianmu dulu sebelum kau bertemu dengan Kakak Lan dan bertunangan dengannya” Wei Wuxian menggembungkan pipinya, “Karena Kakak Lan kita gagal menjadi seorang artis dan menjadikan bernyanyi hanya sebagai hobi saja”

“Atau keinginanmu yang ingin berkeliling dunia seperti Yanli-jie...” Nie Huaisang tertunduk, “... Tapi urung karena kau sudah menikah dengan Xichen-ge”

“... Sepertinya Lan Xichen membuat banyak impianmu hanya jadi sekedar mimpi ya?” Jin Zixuan tertawa prihatin, Jiang Cheng menatapnya tajam.

“Ternyata, aku memang ingin memukul Kakak Lan!”

“Aku juga~”

“Purpe Lotus, kalian sudah siap?” Seorang staf menyibak sedikit tirai panggung, mereka berempat menggangguk serentak.

“Mulai malam ini Jiang Cheng akan berhenti menjadi seorang bucin”

“Diam kau Wei Wuxian!”

.
.
.

"A-Yao, kita perlu bicara!" Jin Zixuan menarik Jin Guangyao kearah mobilnya setelah ia terpisah dari yang lainnya setelah Wei Wuxian mengamuk kepada Lan Xichen dan menyeret Jiang Cheng pulang bersamanya.

"Zixuan-ge, bisakah kau lebih pelan? Ini sakit!" Jin Guangyao mengusap tangannya yang memerah setelah ia didorong masuk kedalam mobil Jin Zixuan.

"A-Yao, sejak kapan kau memiliki hubungan dengan Lan Xichen?"

"Kita sudah lama tidak bertemu, kenapa kau tidak mengatakan kangen kepada adikmu ini? Atau paling tidak sekedar basa basi bertanya keadaan ayah serta ibuku didunia sana?"

"Aku sudah tidak peduli dengan lelaki brengsek dan ibumu itu! Yang lebih aku pedulikan sekarang ini adalah hubunganmu dengan suami Jiang Cheng!" Jin Zixuan menatap tajam Jin Guangyao. "Kau seharusnya sudah tau kalau Lan Xichen sudah menikah!"

"..." Jin Guangyao mengendus, "Gege, jarang sekali aku melihatmu begitu peduli dengan kondisi rumah tangga seseorang. Padahal saat Ayah dan Ibuku menikah lalu menceraikan ibumu, kau terlihat tidak peduli. Saat mereka meninggal saja aku malah lebih dulu mendengar kabarmu yang akan pergi ke luar negeri”

Jin Guangyao menyandarkan tubuhnya dengan nyaman di kursi penumpang mobil Jin Zixuan. Memalingkan wajahnya menghadap Jin Zixuan yang masih setia mendelik marah kearahnya.

"Jangan-jangan kau menyukai Jiang Wanyin, makanya kau jadi seperti ini?" Tubuh Jin Zixuan tersentak, Jin Guangyao yang melihat gerakan tersebut langsung senyum merendahkan. "Ternyata kau pun sama"

"Aku tida-"

"Jujur saja Ge, kau membantunya supaya Jiang Wanyin berpaling padamu bukan? Aku pun juga seperti itu, menarik perhatian Lan Xichen supaya dia mencintaiku" Jin Zixuan terpaku melihat senyum Jin Guangyao, senyum yang menurutnya berbahaya. “Dia mudah sekali terpikat pada seseorang, dan mudah sekali dimanfaatkan”

"Kau-" Geram Jin Zixuan, "Apa yang akan kau lakukan pada Jiang Cheng?!" Senyum Jin Guangyao semakin lebar.

"Menurut Gege aku akan melakukan apa?"

“Dia tidak ada hubungannya dengan masalah keluarga kita!”

“Tetap saja, dia bagian dari keluarga Jiang. Keluarga yang menghancurkan impianku sejak lama untuk memiliki keluarga yang utuh dan berkecukupan. Dan Lan Xichen, dia alat yang mempermudah rencanaku”

“Mengyao!” Jin Zixuan mencengkram kerah baju yang dipakai Jin Guangyao dan mendekatkan wajah keduanya. “Aku akan katakan sekali lagi. Jangan pernah mengganggu keluarga Jiang! Ini adalah masalah keluarga kita, dan Jiang Cheng maupun Lan Xichen tidak ada hubungannya sama sekali!” Didorongnya tubuh Jin Guangyao. “Keluar!”

Jin Guangyao keluar dari mobil Jin Zixuan, mereka berdua saling bertatapan lama.

“Gege, kau tidak tau sama sekali tentangku dan aku... Tidak bisa berjanji padamu untuk tidak menyentuh Jiang Wanyin maupun Lan Xichen”

“Ka-“ Rrrr-Rrrr, HP Jin Zixuan yang ada di dashboard mobil bergetar, nama Jiang Cheng terpampang di layar.

“Hmph, sepertinya ada yang sedang mencarimu. Kalau begitu aku pergi ge”

.
.
.


“Sebenarnya aku lebih dulu mengetahui hal ini, tepat sehari saat aku pulang dari luar negeri” Jin Zixuan mengusap pelan pipinya yang telah di obati oleh Jiang Yanli. “Hari itu, aku hampir menyerempet A-Cheng saat ia berlari dari gedung perusahaan Ayah. Pada hari itu juga A-Cheng menceritakan semuanya padaku, dan aku menawarkan bantuan padanya untuk membuktikan perselingkuhan Lan Xichen dengan Jin Guangyao”

“Jin Guangyao?” tanya Madam Yu.

“Adikku, anak haram ayahku”

“Dia Mengyao?” Jin Zixuan mengangguk,  “Bukankah dia menghilang bersama perempuan itu?”

“Ibu menemukannya dan meminta keluarga Nie untuk merawat dia”

“Apa yang dipikirkan Mucheng? Menolong anak haram suaminya sendiri? Zixuan, hubungi ibumu sekarang!”

"Baiklah" Jin Zixuan menyerahkan HPnya yang sedang mendial nomor Ibunya, ia tersentak saat matanya saling bertatapan dengan Lan Xichen. "Ada apa?"

"Bisakah kita bicara berdua?" Jin Zixuan mengangguk dan berjalan mengikuti Lan Xichen keruangan yang lain.

“Apa yang ingin kau bicarakan? Apakah tentang aku mempermainkan A-Cheng? Maaf saja aku tidak pernah mempermainkan dia, seperti yang aku bilang tadi kami bekerja sama menjebakmu”

“... Bukan itu, tapi tentang A-Yao” Jin Zixuan mengerutkan kening, “Apakah benar A-Yao adalah adikmu?”

“Seberapa kau tau tentang A-Yao? Ah, biar aku tebak. A-Yao yang kau tau adalah seorang pemuda yang polos, menawan dan pintar. Diumurnya yang ke 20 dia bisa membuka sebuah cafe dengan kerja kerasnya, ia juga mendapat berbagai penghargaan saat bersekolah maupun perkuliahan. Aku benar kan?”

Lan Xichen terdiam mendengarnya, semua yang dikatakan Jin Zixuan adalah benar. Ia lebih mengenal semua sisi yang baik dari kekasihnya, selain daripada itu ia tidak mengetahuinya, Jin Guangyao seakan menutupinya.

“Kami–Aku dan Ibuku juga hanya mengetahui hal itu, selama ini ia dirawat oleh keluarga Nie. Dan dari yang kami dengar terakhir kali anak tertua Nie, Nie Mingjue meminta izin kepada orang tuanya untuk menikahi Mengyao saat nanti cafe yang dirintisnya sukses”

“...”

“Sepertinya yang ini juga kau tidak tau, dan bodohnya kau terlalu mempercayainya. Baiklah sekarang aku yang akan bertanya, apakah kau mencintai Jiang Cheng walau sedikit saja?”

“... Aku... Tidak yakin...”

“...”

“Aku hanya mengingat saat kecil, aku begitu menyukai A-Yin. Ia terlihat ceria dan setiap kau melihatnya tersenyum kau juga akan ikut tersenyum. Saat itu aku yakin A-Yin orang yang aku cintai karena itu aku meminta kepada orangtuaku dan keluarga Jiang untuk menikahkan kami, tapi begitu bertambah usia aku sadar aku hanya menyukai A-Yin, tidak lebih lalu beranggapan kalau suatu hari nanti  aku akan mencintai A-Cheng”

“Saat mengenal A-Yao, aku tidak pernah mengalami perasaan yang begitu membahagiakan. Saat A-Yao menerimaku, saat itu jugalah aku yakin aku menginginkan A-Yao dan sadar kalau aku sudah menyakiti A-Yin saat aku jatuh cinta kepada A-Yao”

“... Tapi setelah apa yang terjadi sekarang, bolehkah aku mengatakan aku mencintai A-Yin?”

Jin Zixuan menghela napas. Ia pernah di posisi Lan Xichen, menyukai Jiang Cheng diumur yang belumlah dewasa dan setelah bertemu Jiang Yanli ia menyadari perasaannya. Perasaan ingin memiliki dan perasaan menyukai itu sangatlah berbeda.

“... Tergantung kau, apakah kau akan berubah untuk A-Cheng atau tetap menjadi laki-laki brengsek yang menghianatinya”

.
.
.

“... Dan sepertinya kau berubah untuk A-Cheng” Jin Zixuan tersenyum, diusapnya perlahan batu marmer hitam didepannya. “Apakah dia sekarang bersamamu A-Cheng?”

Angin bertiup pelan menimbulkan gemerisik dedaunan, Jin Zixuan memperhatikan suasana pemakaman yang sangatlah sunyi. Matanya kembali menatap 2 batu marmer hitam yang berdiri kokoh bersebelahan.

“Sudah beberapa tahun telah lewat, Ayah Fengmian meminta aku untuk mengurus perusahaan Jiang dan Lan Wangji yang mengurus perusahaan Lan. Karena kalian berdua, Ayah dan Paman Qiren sempat bersitegang untuk membatalkan pernikahan Lan Wangji dan Wei Wuxian karena mereka takut akan terjadi hal yang sama seperti kalian. Tapi, namanya juga Lan Wangji. Dia mengajak kabur Wei Wuxian dan mengancam kedua keluarga untuk merestui mereka”

“Selain itu aku dapat kabar dari Nie Huaisang, kalau dia akan menikah dalam waktu dekat ini. Dia dilamar oleh pengusaha Ouyang. Dan tentang Nie Mingjue... Ia telah bebas dari penjara dan lebih memilih pergi keluar negeri”

“Dan A-Yao... Setelah kepergianmu A-Cheng, dia dijatuhi hukuman mati... Ibu begitu terpukul mendengarnya dan menyesal tidak membawanya pulang kerumah kami daripada menitipkannya pada keluarga Nie” Jin Zixuan mengusap sudut matanya, “Akupun juga menyesal... Tidak bisa menghentikan dia”

“Ayah!” Jin Zixuan menoleh kearah dua orang anak laki-laki berumur 13 tahun yang berlari kecil kearahnya, dipelukan anak yang berbaju serba kuning terdapat sebuket bunga Peony. “Maaf lama, Paman Wei sedang marah-marah dengan paman Lan. Jadi kami lebih dulu pergi kesini, benarkan Sizhui?” Anak yang berdiri disebelahnya mengangguk setuju.

“Maafkan Papa, Paman”

“Tidak apa-apa A-Ling, A-Yuan. Ayo beri salam kepada kedua pamanmu”

“Paman Jiang Cheng, Paman Lan Huan. Apa kabar? Maaf kami lama tidak menjenguk kalian, tapi ini kami bawakan sebuket bunga untuk kalian. Kata Paman Wei bunga Peony adalah bunga pernikahan kalian, jadi ini untuk kalian” Anak berbaju kuning atau Jin Ling meletakkan buket bunga tadi ditengah-tengah 2 batu marmer yang bertuliskan 'Jiang Wanyin' dan 'Lan Xichen'.

“Aku rasa mereka akan menyukainya” kata anak yang satunya, Lan Sizhui.

“Tentu saja mereka akan menyukainya, benarkan Ayah?”

Jin Zixuan tersenyum lebar menanggapinya.

“Kau benar A-Ling. Mungkin sekarang kedua pamanmu sedang merayakan pernikahan mereka dialam sana dengan bahagia dan senyuman”


The End

Note : Terimakasih kepada Author yang ngizinin ngetik chap 15. Ku gak nyangka akan sepanjang ini, awalnya ngira bakalan paling panjang 2 part aja. Dan niatnya juga buat memperjelas jalan cerita, tapi malah berakhir berbelit-belit lagi.

Terus... Yeiy, Shit World yang kepilih untuk pengganti INTOO. Gak nyangka itu yang kepilih, padahal udah menduga-duga bakalan Loveless yang paling banyak divote.

Penting!!
Kemungkinan SHIT WORLD akan d update akhir bulan karna author dan editor ingin liburan dulu eheheheheheh

Jgn lupa vote dan komen.  ~^3^~

I'm Not the Only One [XiCheng]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang