Dorr!
Suara pistol menggema di seluruh penjuru gudang. Darah pun mulai menetes, erangan kesakitan membahana dan sebuah peluru tertanam di pundak kanan Nie Mingjue. Pistol yang tadinya di genggamnya pun terjatuh. Dari belakang, Jiang Cheng tau bahwa ada petugas penyergapan lain yang telah mengincar Nie Mingjue.
"A-Yin" Suara Lan Xichen bergema, dengan bergegas Lan Xichen berlari kearah Jiang Cheng dan melepaskan ikatannya. "Sayang maafkan aku"
"Mengapa kau ada di sini?" Tanya Jiang Cheng dingin.
"Karena aku merindukan istriku" kata Lan Xichen seraya hendak memeluk Jiang Cheng namun di tahan Jiang Cheng.
"Tolong jangan memelukku"
"Ah, maafkan aku A-Yin" kata Lan Xichen canggung sambil mengusap bagian belakang kepalanya.
Setelah Lan Xichen membebaskan Jiang Cheng dan membawanya keluar gedung dan mereka sambut keluarga Jiang. Jiang Cheng banyak sekali mendapatkan pelukan dan pertanyaan apakah dia baik-baik saja.
Lan Xichen memperhatikan mereka semua sambil tersenyum sedih, tangannya meraba kantong kanan celananya dan mengeluarkan isinya. Sebuah cincin perak berkilauan ditatapnya lama.
"A-Yin-" Lan Xichen berjalan mendekati Jiang Cheng, Jiang Cheng menatap balik Lan Xichen. "Ini milikmu!" katanya sambil menyerahkan cincin pernikahan mereka.
"Aku tidak membutuhkannya lagi! Kita telah berpisah!" Kata Jiang Cheng sambil menampik tangan Lan Xichen dan cincin itu pun jatuh mengelinding.
"Maafkan aku! Aku menyesal A-Yin"
"DIAM KA-" sebelum Jiang Cheng selesai berteriak, tiba-tiba tubuhnya limbung terjatuh ke tanah. Mata Lan Xichen membulat.
"A-Yin!!"
.
.
.Disebuah ruang perawatan mewah, Jiang Cheng terbaring tak sadarkan diri dengan berbagai alat-alat kedokteran yang terpasang. Disebelah ranjang Jiang Cheng, Lan Xichen duduk memegangi tangan Jiang Cheng yang tidak dipasangi infus. Menanti Dokter yang masih memeriksa keadaan Jiang Cheng.
"Dokter, bagaimana keadaan istri saya?" Tanya Lan Xichen.
"Keadaan tuan Jiang Cheng baik, hanya saja-" Seorang pria berumur berbaju putih khas dokter sedikit menyingkap lengan baju yang Jiang Cheng pakai dan memperhatikan tangannya dengan serius. Di lengan Jiang Cheng terdapat beberapa titik-titik kemerahan yang diduga sebagai bekas tusukan jarum suntik.
"Ada apa dokter? Katakan saja"
"Sepertinya tuan Jiang Cheng telah di suntik dengan obat penenang dengan dosis yang lumayan kuat berkali-kali, mungkin inilah yang menyebabkannya tidak sadarkan diri seperti sekarang” Dengan perlahan diperbaikinya lengan baju Jiang Cheng, “Semoga tidak ada efek sampingnya, kelihatannya orang yang menggunakan obat ini sudah terbiasa dalam bidang ini”
Dokter tadi memperhatikan Lan Xichen yang meremas erat tangan Jiang Cheng, "Anda tidak perlu khawatir!” Lan Xichen menatap Dokter yang memeriksa Jiang Cheng, “Tuan Jiang Cheng pasti akan sadar tidak lama lagi"
"... Semoga" Lan Xichen mengecup jemari tangan Jiang Cheng.
"Kalau begitu saya permisi" Dokter pun berlalu dari hadapan keduanya. Lan Xichen mengusap perlahan puncak kepala Jiang Cheng, ia ingat ini menjadi kesukaannya sejak kecil, mengusap kepala Jiang Cheng dan akhirnya kebiasaannya ini terbawa sampai sekarang.
Lan Xichen tersenyum miris, mengingat kapan terakhir kali ia mengusap kepala Jiang Cheng dengan lembut seperti sekarang ini.
"A-Yin, cepatlah bangun!" Gumam Lan Xichen seraya menanamkan kecupan pada kening Jiang Cheng, namun Jiang Cheng tidak kunjung membuka matanya. “Aku ingin mengatakan segalanya kepadamu”
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not the Only One [XiCheng]
RomantizmSinopsis: "A-yin jika kita sudah besar nanti aku akan menikah dgn a-yin! Karna a-yin sangat manis!" "A-Yin mau kah kau menikah dengan ku agar aku bisa menepati janji masa kecil kita dan janji pada kakakmu" "Xichen-ge apa kau mencintaiku?" "Aku menc...