Kini rasanya taeyong dan jaehyunlah yang merasa terganggu, bagaimana tidak, berjam jam mereka tidak bisa menikmati waktu santai mereka dengan baik karena harus menahan johnny yang terus saja menggombali salah satu waitress kesayangan ten dan doyoung, kini mereka seperti mengerti rasanya jadi ten dan doyoung yang harus menahan kesal karena diganggu
“hyung! Sudah kukatakan taeil hyung sudah punya pacar!” ucap jaehyun yang mulai jengah melihat kelakuan johnny
Johnny menyesap latte yang tersisa setengah itu, “kau sudah mengatakannya ribuan kali, jaehyun”
“Yasudah jangan didekati! Dia itu lumayan dekat dengan kita semenjak kau tidak ada, kita jadi canggung sendiri karena sikapmu padanya!”
Johnny mengangkat bahunya acuh, “Kenapa canggung? Aku kan hanya menyapanya”
Taeyong menaikkan sebelah alisnya, “hey, kau tidak biasanya mudah tertarik dengan seseorang, kenapa china bisa merubahmu begini huh?”
“Aku memang akan tertarik pada seseorang yang benar benar membuatku tertarik, dan moon taeil sudah berhasil mendapatlan atensiku”
Oke jaehyun mulai jengah, terlihat sekali dengan dengusan yang kerap kali terdengar “hyung dengar, taeil hyung sudah memiliki kekasih, setauku mereka sudah menjalin hubungan selama sembilan tahun! Kau tidak akan memiliki kesempatan”
Johnny terlihat tidak terkejut, ia masih bersikap santai dengan sesekali menyesap minumannya, “terimakasih atas informasihya, lalu dimana kekasihnya itu sekarang?”
Jaehyun menaikkan bahunya “entah, yang kutau, baru baru ini ia sedang keluar negeri, meski aku tidak tau pasti kemana”
“Oh baguslah”
Jaehyun melotot terkejut, “HEY KAU TIDAK BERMAKSUD MENGHANCURKAN HUBUNGAN MEREKA KAN?!”
“maaf tuan tuan, toko kami sudah tutup dan kami mau pulang” suara itu mengintrupsi, terlihat ten dan doyoung telah berdiri dihadapan mereka, pakaian mereka telah berganti menjadi sweater hangat berwarna navy berbahan wool, sepertinya couple
Taeyong langsung berdiri mengambil jaketnya yang tersampir di kepala sofa, “oh sudah selesai?”
“ten, doyoung, semuanya… aku pulang dulu” suara lembut itu kembali menyapa, kepala taeil terlihat menyembul dari balik bahu doyoung
“Oh? Taeil hyung pulang sendiri?” taeil hanya mengangguk atas pertanyaan doyoung
“ah iya, yuta hyung sedang pergi, biasanya kan dijemput… tapi sepertinya akan turun hujan, hyung yakin baik baik saja pulang sendiri?” tanya ten
“aku akan baik baik saja, aku naik bus, jadi tidak masalah”
“bersama johnny saja hyung, mobilnya kosong karena aku dan jaehyun mengendarai mobil ten dan doyoung” sela taeyong
Jaehyun membolakan matanya, karena tiba tiba taeyong justru memihak johnny, “hyung!”
“oh, aku sangat tidak keberatan untuk mengantar salah satu pegawai temanku yang manis ini” tambah johnny dengan senyum mengembang
Doyoung menghela nafasnya,“aku sebenarnya tidak setuju, tapi terserah taeil hyung saja, sepertinya memang lebih aman bersama johnny hyung”
Taeil mulai tidak sabaran, sungguh ia ingin pulang sekarang, naik bus adalah pilihan yang paling tepat dibandingkan harus satu mobil dengan pria yang baru dikenalnya beberapa jam yang lalu, “hey, aku sungguh tidak apa apa pulang sendirian, lagipula sebentar lagi akan turun hujan, jadi aku harus buru buru, permisi”
Tanpa menunggu jawaban, taeil melesat pergi menuju halte bus yang jaraknya lumayan jika harus ditempuh dengan jalan kaki
Untunglah jarak menuju halte tinggal beberapa langkah sebelum hujan mengguyur kota seoul dengan derasnya, taeil sedikit kebasahan, meski tidak kuyup, tapi lumayan membuat tubuhnya sedikit menggigil
Halte itu kosong, hanya ada dirinya yang terduduk di kursi panjang, sendirian, jalanan juga cukup sepi, mobil yang melintas kebanyakan melaju dengan cepat sehingga taeil harus berhati hati agar tidak terciprat air genangan
Beberapa menit terlewati, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dan bisnya belum juga tiba, sepertinya ada keterlambatan akibat hujan, padahal ia sudah lumayan kedinginan dan kemeja biru laut selengan miliknya tidak membantu sama sekali.
Disaat seperti ini ia jadi merindukan yuta, biasanya pria itulah yang menjemputnya ketika ia selesai bekerja, ia juga sering mengantarnya sekalian pergi ke kantor. Pikirannya pada yuta semakin membuatnya rindu, apa yang dilakukan yuta disana? Atau, apa ia makan dengan baik?, atau apa ia merindukannya juga?
Lamunannya buyar ketika ia melihat mobil audi hitam terparkir di depan halte yang masih terguyur hujan, jendela mobil terbuka dan menampilkan sosok pria yang beberapa jam lalu habis habisan menggodanya
“malam, tuan moon? Sepertinya anda kedinginan, mau kuantar sampai rumah?” johnny menyuguhkan senyuman menawannya
Taeil menggeleng pelan dan tersenyum sopan, “terima kasih johnny-ssi, aku akan naik bus saja”
“bukankah dari halte rumahmu kau harus menerobos hujan? Itu tidak baik, menumpanglah, tenang, kali ini sebagai teman” rupanya pria chicago ini belum menyerah,
"Rumahku sedikit jauh, aku tidak mau merepotkan"
"Tidak sama sekali, moon, kudengar dari doyoung, apartemenmu searah dengan rumahku"
taeil terdiam sambil berfikir sebelum akhirnya mengangguk saja dan berjalan menuju mobil johnny, lagipula ia sudah lelah dan kedinginan
Taeil terkejut ketika johnny menyelimutinya dengan mantel miliknya, “Kau terlihat kedinginan, moon”
Taeil hanya diam menurut, lagipula ia memang membutuhkannya, mantel itu seukuran johnny, jadi ketika taeil menjadikannya sebagai selimut, itu terasa cukup nyaman melingkupi tubuh kecilnya
Diam diam taeil mencuri aroma parfum johnny yang tertinggal di mantelnya, ia cukup menyukainya, sangat lembut tapi masih terkesan manly, beda dengan parfum milik yuta yang semuanya berbau kuat
“Kudengar kau memiliki kekasih?” pertanyaan johnny memecah keheningan, taeil menoleh dan mendapati johnny yang masih fokus menyetir
“iya” jawabnya singkat
“sudah berapa lama?”
Taeil tidak lamgsung menjawab, ia sendiri sejujurnya lupa, “entah, yang jelas sudah sejak sma, mungkin sembilan tahunan”
“wow, sepertinya sulit”, taeil kembali menoleh, “apa?”
Johnny menoleh sekilas dengan senyumnya “kalau ada kesempatan, jangan diberikan kepada orang lain ya? Aku menunggu”
Taeil memicingkan matanya, “kau mendoakanku putus?”
Tawa johnny meledak, membuat taeil merenggut lucu, “tidak mendoakan sih, tapi sedikit berharap saja”
“Itu sama saja!”
Mobil seharga 97ribu won itu berhenti didepan sebuah apartemen sederhana, johnny bergegas membuka sabuk pengaman dan pintunya, mendahului taeil, dan membukakan pintu kepada yang lebih tua, “istanamu, manis”
Taeil tidak menjawab, sejujurnya ada sedikit perasaan aneh dalam tubuhnya, tapi ia sendiri bingung menjelaskannya, sehingga ia diam saja daripada terlihat bertingkah aneh
Saat tungkainya berdiri ia menyadari bahwa mantel milik johnny masih ada didalam pelukannya, jadi dengan lembut ia menyerahkan mantel beraroma nyaman itu, “terima kasih untuk tumpangan dan mantelnya, johnny-ssi”
Johnny tersenyum, mengambil mantel yang disodorkan oleh yang lebih pendek dan menyampirkannya pada tubuh taeil, “panggil aku johnny saja, udara semakin dingin, kau sebaiknya cepat masuk moon”
Dalam beberapa saat tubuh taeil terpaku, namun dengan cepat ia kembali mengendalikan dirinya dan ikut tersenyum, “aku masuk dulu, selamat malam, johnny”
“goodnight, moon”
Dan malam itu, taeil bermimpi indah dengan mantel hangat johnny menyelimuti dirinya
Tbc
-“eoh? Winwin-ah?... apa?! Kau mau liburan ke korea?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Rain [Johnil]
Fanfiction"Wanna go date with me?" Cover art by AKIRA KUSAKA