5.

858 175 49
                                    

Johnny menatap tidak percaya pada kotak beludru dihadapannya, dibukanya perlahan dan terlihatlah cincin berhiaskan berlian cantik yang terlihat mewah meski dengan model yang sederhana

Diliriknya lagi pria dihadapannya, seolah bertanya apakah yang dihadapannya ini nyata adanya atau tidak

Yang dilirik hanya tersenyun penuh arti, merasa bangga ketika johnny terlihat mengaggumi cincin pilihannya

Pria yang lebih tua menutup mulutnya, matanya melihat kearah taeyong dengan pandangan memuja,“untukku?”

Secepat kilat kotak beludru itu telah berada di tangan taeyong, “UNTUK TEN! KAU PIKIR AKU SEDANG MELAMARMU?! SIALAN”

Johnny tertawa keras, membuat pria berahang tegas itu semakin emosi, “hehe kupikir selama ini kau menyukaiku”

“Menjijikkan seo!”

“jadi kau ingin ke jenjang pernikahan?” taeyong hanya mengangguk menanggapi pertanyaan johnny

"Hm, aku tidak mau seperti jaehyun dan kau yang lamban, lagipula, ayah dan ibuku sudah sangat menantikanku untuk menikah"

Direktur muda itu menyandarkan tubuhnya pada kepala sofa “Ck! Tega sekali kau melangkahiku”

“Makanya jangan bermain main dan cari pendamping hidup!”

“Aku sedang berusaha, okay?”


“Maksudmu berusaha merebut pasangan orang lain?”

Wajah taeyong berhasil selamat dari lemparan bantal, membuat johnny merasa frustasi

"kupikir kau mendukugku!"

"Yah, diliht dari sisi manapun yang kau lakukan salah, tapi untunglah taeil hyung orang yang setia, jadi kalian tidak berakhir menjadi pasangan gelap"

Johnny menegakkan tubuhnya, dan menatap pria bersurai hitam kelam itu seakan baru mendapat sesuatu

"Oh! Menjadi pasangan gelap bukan ide yang buruk"

"Dasar bodoh!"

.
.
.

“ya?”

Keranjang belanja itu terlihat penuh akan berbagai macam makanan siap saji san beberapa camilan, si pemuda seo terlihat kesulitan mendorong keranjang belanjanya, tangannya yang lain ia gunakan untuk mengambil makanan yang lain, sementara ponselnya ia apit diantara telinga dan bahunya,

“kau ada dirumah, moon?”


“hmm, ada masalah?”


“aku akan mampir kesana”


“h-huh? Untuk apa?”


“hanya mampir, aku lapar, ingin makan ramyeon dirumahmu”


“t-tidak boleh!”



“aku ingin mengambil mantelku”


Taeil terdiam disebrang telpon, mengumpat dalam hati akan cara cerdik johnny untuk menemuinya, sementara disisi lain pemuda tinggi itu tersenyum penuh kemenangan, tangannya tidak berhenti mengambil beberapa jenis ramyeon dari etalase toko

“aku akan tiba dalam tiga puluh menit lagi, moon”


“T-TUNGGU, JOHN—”


Sambungan ditutup johnny, sambil melangkah, dirinya sibuk menatapi ponselnya dengan senyum jahilnya

“aduh”

Love Rain [Johnil]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang