Malam itu hujan mengguyur kota seoul dengan derasnya, satu jam sudah johnny duduk di kursi kemudinya, tanpa berniat menjalankan mobilnya, atau bahkan keluar dari kendaraan mahalnya itu, matanya sibuk menyelami manisnya pria yang tengah tertidur disebelahnya, dengan pikiran bahwa mungkin ia tidak bisa lagi mendapat kesempatan untuk menatap pemuda yang telah mencuri hatinya itu sedekat ini
Mereka baru saja pulang dari rumah sakit, setelah hampir satu jam menunggu hasil operasi caesar yang berjalan normal, setelah keadaan yang mulai membaik dan mereka merasa telah tidak dibutuhkan, akhirnya johnny memutuskan untuk mengantar taeil pulang, lagipula pemuda itu terus menjatuhkan kepalamya, terkantuk kantuk kala menunggu persalinan, dilihat daru wajahnya, kentara sekali ia tidak cukup tidur, jadilah waitress itu terlelap dimobilnya
Usianya sudah sangat cukup untuk menikah, ayah dan ibunya bahkan terus menerornya untuk segera memperkenalkan kekasihnya pada mereka, bahkan taeyong yang satu tahun dibawahnya sebentar lagi akan mengikat janji sucinya, namun tidak, tidak ada yang bisa menarik perhatiannya selain pemuda pendiam, yang terkadang bisa menjadi sangat cerewet jika gugup ini
Pikirannya kembali tertarik pada ucapan taeyong beberapa hari yang lalu, dimana ia harus bisa merebut hati taeil agar pria disebelahnya ini bisa melupakan kekasihnya
Tapi, apa johnny setega itu? Bukankah itu berarti ia sama saja dengan nakamoto—brengsek yuta itu?
Lagipula ia tidak yakin bahwa taeil akan tertarik padanya, melihat bagaimana dalamnya rasa cintanya pada kekasihnya
Johnny mendekat, membuka seatbelt kursi penumpangnya dengan perlahan agar tidak membangunkan penumpang lain mobil itu
Bibirnya mendekat, membisikkan sesuatu ditelinga yang lebih tua, dimana suaranya bahkan hampir tertelan oleh bunyi hujan yang begitu deras
“I’m sorry, I’m in love with you”
.
.
.Kakinya melangkah malas menuju rak minuman di pojok minimarket dekat rumahnya, tangannya bahkan hampir bosan memukul mukul kepalanya, merutuki dirinya sendiri yang kemarin tertidur dan bahkan tidak sadar bahwa ia digendong sampai ke apartemennya, tidak memusingkan bagaimana johnny bisa mengetahui kode apartemennya, dan sibuk mengumpati dirinya yang belum sempat berbicara serius dengan pria itu
‘Kenapa moon taeil?! Kenapa kau begitu bodoh?! Sekarang bagaimana lagi aku harus menemuinya?!’
“ups, maaf—”
Taeil menoleh, ketika suara yang ia kenali masuk ke telinganya dengan sopan saat tangannya tidak sengaja bersenggolan dengan seseorang
“Kun-ssi?”
Entah taeil salah lihat atau bagaimana, tapi pria itu terlihat terkejut, ia bahkan terus mengalihkan pandangannya dari taeil
“O-oh… tuan taeil, kebetulan sekali”
Dahi taeil mengerut tanpa sadar, menangkap gelagat aneh dari pria dihadapannya. Kun adalah sekertaris pribadi yuta, tapi bukankah seharusnya ia ikut bersama yuta ke china?
“kau sudah pulang? Bagaimana dengan—”
“aku dipulangkan lebih awal untuk mengecek kantor utama, tuan nakamoto masih berada di china untuk beberapa hari kedepan” potongnya dengan cepat
Taeil mengangguk seakan mengerti, meski tentu saja begitu aneh baginya karena yuta tidak pernah bisa dipisahkan dengan sekertarisnya jika menyangkut soal pekerjaan